Mohon tunggu...
Pecandu Sastra
Pecandu Sastra Mohon Tunggu... Penulis - Blogger dan Penulis

Blue | Read | Black Coffee | Social and Humanity | DSF7296 | pecandusastra96 | Ungkapkan Kebenaran Meski itu Sakit

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Agar Haji dan Umrah Tidak Hanya Menshalehkan Secara Ritual

26 Mei 2024   10:14 Diperbarui: 26 Mei 2024   10:14 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Buat Apa Bertamu ke Baitullah Kalau Tidak Bertemu Allah!? Foto Pecandu Sastra - 2024. Ist

Di dalamnya para pembaca akan diajak menyelami makna-makna dari ibadah haji dan umrah. Mengupas mengapa dan bagaimana harusnya kita menjiwai setiap ucapan dan gerakan di sepanjang prosesi haji dan umrah.

Baca juga: Pentingnya Menata Hati agar Haji dan Umrah Tidak Sebatas Formalitas 

Sebagaimana haji, umrah adalah ritual yang kaya dengan simbol (ibadah ramziyyah); ada adegan berganti pakaian saat ihram, mengelilingi ka'bah secara kolosal, berlari-lari kecil di pelataran sa'i, dan seterusnya. Tanpa tahu makna di balik simbol-simbol tersebut, rohani kita akan jet lag sebelum sampai tujuan. Kita boleh jadi bisa bertamu ke Baitullah, tapi tak akan pernah bertemu dengan Allah. Hingga pada akhirnya pulang hanya akan membawa oleh-oleh lelah, kering tanpa makna.

Ihram misalnya, apapun latar belakang kita, saat ihram kita wajib mengenakan pakaian yang sama. Penegak hukum yang menjiwai ihram akan menjadikan hukum sama di hadapan siapapun. Guru yang menjiwai ihram tidak akan sempit dada dan diskriminasi terhadap murid yang bodoh. Orang kaya yang meresapi makna ihram akan malu untuk flexing (pamer). Bahkan egalitarianisme ihram bukan hanya mengajarkan sesama manusia, tetapi juga lintas mahluk (ukhuwah khalqiyyah). Misalnya selama ihram kita diharamkan membunuh binatang buruan dan mematahkan dahan. Ini artinya kita sama di hadapan mahluk Tuhan yang lain.

Ada satu segmen yang membuat saya terdiam ketika membaca buku yang merupakan pemberian penulis yang dihadiahkan pada awal tahun lalu. Tidak hanya berhukum wajib, haji dan umrah juga dapat berhukum haram, lha kok bisa? Dalam buku ini, Ustad Azhari mengatakan; haji ataupun umrah akan haram apabila dilakukan oleh seseorang yang yakin adanya sesuatu yang mengancam jiwanya (adanya wabah, misalnya), tetapi memaksa untuk berangkat. Atau pergi haji maupun umrah, tetapi menggunakan uang hasil korupsi, menipu, atau dari jalan lain yang tidak diridhoi Allah. Naudzubillah.

Dalam hati saya membatin, seraya berdoa; "Ya Allah, jika nanti aku, orang tuaku, keluarga, maupun guru-guruku engkau undang sebagai tamu-Mu ke tanah suci. Semoga kami dapat berjumpa denganMu, dan ibadah yang kami lakukan halal, serta menjadi ibadah yang diterima olehMu."

"Jangan sampai nasib kita seperti Abrahah. Karena niat yang cacat ke Baitullah, akhirnya ongkos, waktu, keringat, tenaga, thawaf, dan sa'i yang kita keluarkan hanya mendapat nilai ka'ashfin makkul; habis bak kunyahan kotoran, jejak-jejaknya lekang oleh sinar matahari dan angin, sia-sia dan merugikan."~ Ustad Muhammad Azhari Nasution [Hal.60] ~

Baca artikel menarik lainnya;

       * Beduk Kyai Saman: Ingatkan Peran Masyarakat dalam Makmurkan Masjid

       * Tidak Hanya Kamu, Semesta juga Tidak Sempurna | Ulas Buku Semesta Bercerita 

       * Dari Pulih Kita Diingatkan Bahwa Tidak Ada Trauma yang Abadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun