Cerita tersebut dengan spontan direkam oleh kakaknya Vina. Diketahui bahwa Vina dan rekannya meninggal bukan karena kecelakaan tunggal, melainkan dibunuh dengan sadis oleh sekelompok geng motor. Tragisnya, kelompok ini tidak hanya menyiksa, mereka pun memperkosa Vina secara bergiliran, lalu keduanya dibunuh.
Sepanjang berjalannya film yang menggunakan alur maju-mundur, penonton akan dibuat histeris dengan adegan brutal sekawanan geng motor. Terlebih aksi yang mereka lakukan pada sosok Vina. Meski adanya bumbu-bumbu dramatisasi dalam pembuatan film yang diangkat dari kisah nyata ini, esensi dan alur sebagaimana diungkapkan pada kasus Cirebon 2016 tersampaikan dengan baik.
Dari film ini kita pahami, bahwasanya perilaku bullying ini sangat-sangat harus diwaspadai. Bahkan, sudah memasuki peringatan A1. Sebab, bukan lagi hanya berdampak pada mental dan jiwa, melainkan mampu merenggut nyawa seseorang. Kita bisa melihat akhir ini, begitu banyak kasus pembullyan yang terjadi, baik di kalangan anak-anak, remaja, bahkan dewasa.
Hadirnya filmnya semoga dapat mengungkapkan identitas para pelaku yang hingga pada hari ini masih tersisa tiga orang dengan status daftar pencarian orang (DPO). Semoga dapat segera ditemukan dan diadili dengan seadil-adilnya, tanpa pandang bulu, kedekatan, dan kedudukan. Pun demikian, semoga tidak ada Vina-Vina yang lain, yang menjadi korban pembullyan atau sejenisnya.
Dari pengambilan angle, pembuatan alur cerita, hingga latar pembuatan film ini semuanya apik (bagus), sehingga penonton seakan menyaksikan secara langsung bagaimana tragedi Cirebon yang menimpa Vina pada tahun 2016. Hanya saja pada adegan saat Vina diperkosa, saya kurang setuju. Karena Vina selaku korban seharusnya tidak perlu disorot untuk adegan itu, apalagi dia korban pemerkosaan yang dilakukan oleh banyak orang. Sama adegan ketika dia dikencengin oleh pelaku. Adegan itu seharusnya dihilangkan saja, karena dapat memperparah sakit keluarga korban.Â
Apa yang hendak disampaikan dari film ini pun tersampaikan dengan baik kepada publik, bahkan dalam beberapa hari tayang saja film ini mampu membuat beberapa oknum ketar-ketir; ada yang meminta agar film ini ditarik dan tidak ditayangkan, padahal filmnya lulus sensor.Â
Aku yakin si, pihak-pihak tersebut tidak lain ialah orang-orang yang mencoba memayungi pelaku yang hingga saat ini masih dalam pencarian. Anehnya, 8 dari 11 pelaku yang ditangkap, apa mereka tidak ada yang buka suara terkait pelaku utamanya? Jikalau seandainya mereka sudah buka suara, seharusnya pihak berwajib sudah dengan sigap dan mudah mengamankan dalang kasus ini. Secara mereka kan satu geng, masa iya tidak ada yang ingat dengan wajah pelakunya, tidak ada yang tahu identitas pelaku atau latarnya? Apakah mereka kena amnesia atau justru dibungkam? Padahal bapaknya almarhum Eki (pacarnya Vina) adalah seorang polisi, tapi kenapa ya kok ini kasus lama banget. Pasti orang tua pelaku utama adalah orang yang memiliki jabatan yang jauh lebih tinggi dari bapaknya Eki. Ya, kita doakan semoga pelakunya segera ketemu dan diadili, agar keluarga dan Vina tenang.
Rating film ini menurut penilaianku pribadi dari keseluruhan ialah 4.8/5.0. Nah, buat teman-teman pembaca yang penasaran dengan kisah Vina, bisa disaksikan secara langsung di bioskop terdekat ya.Â
Baca artikel lainnya;
    * Menyingkap Dunia Malam Dari Novel Re dan peRempuanÂ
    * Hikmah Dari Ketulusan Cinta Dua Sahabat Rasulullah