Dunia malam banyak dianggap sebagai dunia yang gemerlap dan menyesatkan bagi kehidupan. Namun, Â keindahan yang fana dan kenikmatan duniawi yang sesaat ini kian marak dan banyak diminati, padahal sudah jelas ia menjadi celah penghancur kehidupan.Â
Lantas, bagaimana dengan mereka para pelakunya? Benarkah mereka yang berperan di dalam dunia tersebut seutuhnya atas kemauan mereka atau dikarenakan keterpaksaan?
Melalui novel bernuansa biru kelam, dengan ketebalan tiga ratus tiga puluh halaman - Maman Suherman selaku penulis mengungkap sisi lain dunia malam yang selama ini aku ketahui dari bahan bacaan. Sekilas, novel ini nampak cantik dan rupawan - namun ternyata ia menyimpan banyak kisah luka yang menganga dan dalam.
Novel ini diangkat dari kisah nyata, yang dialihkan dari tugas akhir sang penulis dalam bentuk skripsi saat dirinya menjadi mahasiswa sarjana jurusan Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Indonesia (UI).Â
Perjalanan panjang yang membawa dirinya masuk ke dalam dunia kelam - kehidupan Sang 'Kupu-Kupu Malam', berawal dari sosok Rere atau yang akrab disapa Re, yang ia anggap sekadar objek penelitian skripsinya. Namun, hal yang terjadi justru sebaliknya, ia terlibat masuk lebih jauh ke dalam dunia gemerlap itu.
Kisah hidup Re yang berliku, menyeret si penulis melangkah jauh ke dalam. Ia terpaksa terlibat dalam sisi gelap dunia pelacuran yang bersimbah darah, dendam, dan air mata.Â
Re adalah seorang remaja yang kabur ke Ibukota dari kampung halamannya. Ia terpaksa melarikan diri usai mendapatkan pelecehan seksual dari keluarga dekatnya, dan dipaksa untuk menggugurkan janin yang tengah ia kandung oleh pihak keluarga.Â
Karena tidak ingin menggugurkan kandungannya tersebut, Re pergi meninggalkan rumah dan kampung halaman - mengadu nasib ke Ibukota.
Di Ibukota ia bingung, hendak mencari kerja di mana untuk menyambung hidup. Sanak keluarga maupun kenalan pun tak punya.Â
Di tengah kerisauan yang melanda dirinya, seseorang yang menjelma malaikat tak bersayap datang menawarkan bantuan. Re diajak tinggal di rumahnya dan akan dicarikan pekerjaan, bahkan Re pun bisa merawat kandungannya hingga ia melahirkan.
Sebagaimana pepatah mengatakan; "Ada udang di balik batu," seperti itulah kebaikan orang yang menjelma malaikat tak bersayap - yang membantu Re.Â