Usai berbincang singkat dengan Abah melalui pesan elektronik, saya merenung cukup lama. Dalam hal politik memang kita tidak ada unsur kepentingan pribadi, pun kita tidak menaruh su'udzon terhadap guru. Sebab perkara hati bukanlah hal yang mudah diputuskan, karena ada zat yang Maha Membolak-balikkannya.
Tanpa mengurangi rasa hormat dan takzim saya kepada beliau dan guru-guru lainnya. Saya mengajak kawan saya itu untuk muhasabah diri, meminta petunjuk-Nya (zat yang memberi petunjuk) agar dimantapkan hatinya dalam melabuhkan pilihan saat pemilihan umum (Pemilu) pada Februari 2024 yang akan datang. Semoga pilihan tersebut tidak menjadi perusak hubungan lahir - batin antara murid dengan gurunya.
Baca artikel lainnya;
   * Intip Masjid  Berkelas di Rumah Sakit Swasta Lampung
   * Bukan Sebab Kita Hebat, Tapi Karena Allah Mampukan
   * Hikmah; Kuli Bangunan dan Hujan Menjelang Sore
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H