Mohon tunggu...
Pecandu Sastra
Pecandu Sastra Mohon Tunggu... Penulis - Blogger dan Penulis

Blue | Read | Black Coffee | Social and Humanity | DSF7296 | pecandusastra96 | Ungkapkan Kebenaran Meski itu Sakit

Selanjutnya

Tutup

Book

Memahami Nilai-Nilai Birrul Walidain Dalam Buku Surat Cinta Buat Ibunda

21 Desember 2023   16:27 Diperbarui: 21 Desember 2023   16:40 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Disisi S Fatah

"Dari sahabat Abdullah bin Amr RA, ia bercerita; seorang sahabat mendatangi Rasulullah SAW., dan mengatakan, 'Aku datang kepadamu untuk berbaiat hijrah dan kutinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.' Rasulullah menjawab, 'Pulanglah, buatlah keduanya tertawa sebagaimana kau membuat mereka menangis,'" (HR. Abu Dawud). 

Salah satu kunci untuk meraih ridha-Nya kemudian menjadi ahli surga adalah adanya ridho ibu untuk anaknya. Maka pantas saja, Rasulullah SAW., menempatkan posisi berbakti kepada orang tua, terutama ibu di atas jihad sekalipun.

Betapa besar perjuangan kedua orang tua, terutama ibu yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, dan mengurus kita sepenuh hati. Ibu rela mengorbankan harta, jiwa, dan raganya demi kebahagiaan kita. Dengan pengorbanan sebesar itu, patut kiranya kita memberikan khidmah dan bakti yang besar pula. Meskipun demikian, tidak ada hal besar apapun yang mampu membalas kebaikan kedua orang tua, terutama ibu. 

Dalam hadis lain, dari Anas ibnu Malik, bahwa Rasulullah SAW., pernah naik mimbar dan mengucapkan amin tiga kali. Beliau ditanya, "Ya Rasulullah, apa yang engkau aminkan tadi?" Beliau menjawab, "Aku telah didatangi Jibril, lalu ia berkata, 'Sungguh hina orang yang (namamu disebut di sisinya), namun ia tidak bershalawat kepadamu. Maka, ucapkanlah amin!" Aku pun mengucapkan amin. Kemudian, Jibril berkata, 'Sungguh hina orang yang mendapati Ramadhan, lalu ia keluar darinya dengan tidak mendapatkan ampunan. Maka, ucapkanlah amin!' Aku pun mengucapkan amin. Selanjutnya, Jibril berkata lagi, 'Sungguh hina orang yang mendapati kedua orang tuanya atau salah seorangnya, namun (kesempatan berbakti kepada keduanya) tidak memasukkannya ke surga. Maka, ucapkanlah amin!' Aku pun lalu mengucapkan amin."

Hadis di atas diperkuat oleh riwayat Imam Ahmad dari sahabat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sungguh hina, sungguh hina, kemudian sungguh hina, orang yang mendapati kedua orang tuanya atau salah seorangnya di sisinya (semasa hidupnya), namun ia (orang tuanya) tidak memasukkannya ke surga."

Nilai-Nilai Birrul Walidain (Birr Al-Walidain)

Sebagai virtue, birrul walidain (birr al-walidain) diimplementasikan ke dalam berbagai nilai kebijakan, antara lain; pertama, mengasihi dan menyayangi orang tua. Secara ideal, birrul walidain mengandung nilai kasih sayang terhadap orang tua. Kasih sayang anak kepada orang tua tidak dapat digeneralisasi berupa perbuatan yang sama bagi setiap anak. 

Kedua, patuh dan hormat kepada orang tua. Kepatuhan ini didasarkan atas asas arahan dan pendidikan orang tua kepada anak. Anak harus taat dan patuh kepada orang tua selama orang tua tersebut memberi arahan dan pendidikan yang baik. Anak juga harus menghormati orang tuanya dengan tidak menghina dan memaki mereka. 

Ketiga, berbuat baik kepada orang tua. Berbuat baik dalam hal ini diwujudkan dengan tidak durhaka serta tidak berkata kasar kepada mereka. 

Keempat, mengamalkan dan melestarikan peninggalan orang tua (yang sudah meninggal). Dalam poin ini, mengamalkan dan melestarikan yang dimaksud adalah beragam, di antaranya; dengan menyambung silaturrahmi kepada rekan atau kerabat yang dulu orang tua sering bersilaturahmi kepada mereka. Selain itu, seorang anak juga harus menjaga barang wasiat orang tua, merawat keluarga, meneruskan perjuangan orang tua, dan berbuat baik sebagaimana diajarkan orang tua. Hal ini nantinya akan menjadi amal kebaikan bagi orang tua yang berkelanjutan.

Dari keempat poin di atas, semakin berkembang pesatnya zaman, maka semakin tidak terlihat dalam kehidupan kita. Terutama generasi-generasi sekarang, yang lebih banyak mengutamakan temannya, pasangan, maupun orang lain yang ia anggap lebih penting.

Di dalam buku karya Ustadz Fuad Abdurrahman "Surat Cinta Buat Ibunda" yang diterbitkan melalui penerbit Republika pada Juni 2023 lalu, banyak kisah hikmah dari kalangan wanita. Baik orang-orang yang berada di dekat Rasullulah, sahabiyah, maupun wanita hebat lainnya. Nilai-nilai birrul walidain yang disampaikan melalui pahatan tita cerita demi cerita mengalir begitu dahsyat, hingga ke ulu hati. Ditulis dengan bahasa sederhana dan tanpa menggurui, buku ini menjadi teman berjuang di tengah gersangnya akhlak dan adab anak bangsa yang kini kian merosot. 

Hadirnya buku ini menjadi pengingat, sekaligus teman dalam memaknai dan memahami kembali peran seroang anak dalam keluarga, terutama terhadap orang tua. Ke arah labuh kasih sayang seorang anak? Pantaslah kita renungkan kembali, sudahkah kita berbuat baik kepada orang tua? Pernahkah kita menyakiti hati mereka, walau hanya dengan ucapan belaka? Pantaskah kita meraih surga-Nya dari bakti kita kepada ibu?

Di dalam buku dengan tebal xx + 330 halaman ini, penulis kelahiran Cianjur, Jawa Barat menjelaskan bagaimana hubungan timbal balik orang tua dengan anak, bagaimana berbakti kepada orang tua dan jangan mendurhakai mereka. Menariknya, ada sajian kisah-kisah menakjubkan terkait berbakti kepada orang tua serta kisah-kisah mengerikan akibat durhaka kepada orang tua. Semua itu disajikan dengan apik dalam bahasa renyah, sehingga enak dibaca. Selamat menyelami samudera ilmu bersama hijau berbau melati putih yang ranum.

Identitas Buku

Judul: Surat Cinta Buat Ibunda

Penulis: Fuad Abdurrahman

Penerbit: Republika

Tahun Terbit: 2023

Jumlah Halaman: xx + 330

Genre: Agama

Kalangan: 15+

Personal Rate: 4,8

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun