Mohon tunggu...
Mirsa Wicaksono
Mirsa Wicaksono Mohon Tunggu... -

http://coretanlepas.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bingkisan Indah dari Bocah Kecil

28 Januari 2012   20:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:20 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa yang tidak biasa?"

"Tangannya. Saat itu aku tidak tahu, jadi kutanya,'Dik, kenapa tanganmu?' Anak kecil tadi terdiam sebentar sebelum memberikan jawaban yang sungguh membuatku merasa bersalah karena bertanya. Kalau aku tahu mungkin aku tidak akan bertanya. Tapi tahu tidak apa jawabannya?"

"Ceritakan padaku."

"Anak kecil tadi menjawab, 'Oh, ini (maaf) cacat dari lahir Kak. Tapi gak apa-apa, keren kok, jadi mirip  Shanks.' Jawaban itu ia akhiri dengan senyum. Aku tak mampu berkata-kata saat itu Mir, aku hampir menangis mendengarnya."

Bagi beberapa dari kalian mungkin tidak mengenal siapa Shanks, sebuah nama yang disebut oleh anak kecil tadi.

Shanks adalah tokoh fiksi protagonis di dalam serial komik Jepang tentang era bajak laut, One Piece, karangan Eichiro Oda. Shanks kehilangan sebelah tangannya karena melindungi tokoh utama dalam komik tersebut. Tapi dengan satu tangan Shanks tetap mampu menjadi bajak laut baik hati yang sangat hebat, sangat disegani di lautan.

Cerita ini memberikan efek yang kurang lebih sama terhadap diriku. Aku benar-benar terenyuh hingga terdiam beberapa lama. Bocah yang ditemui oleh temanku tadi seakan-akan menjawab pertanyaan yang selama ini kucari jawabannya.

Memang, sebagai manusia kita tentu mengalami hal baik dan buruk. Tak jarang kita mengeluhkan hal buruk yang terjadi pada diri kita. Hal buruk membuat setiap manusia merasakan kesedihan, pun sebaliknya dengan hal baik yang membawa kepada kebahagiaan. Kita bukanlah robot, bersedih bukanlah dosa, tentu kita selalu mempunyai hak untuk bersedih. Hal itu sah saja karena kita manusia.

Lalu, pertanyaan yang selalu kuajukan begini, dengan berhaknya kita untuk bersedih, lantas apakah itu juga artinya kita mendapatkan hak untuk menyerah dalam hidup? Apa benar kita mempunyai hak tersebut?

Lagi, dugaanku salah. Kukira nantinya aku akan mendapat jawabannya dari seorang yang jauh lebih berpendidikan, kukira dari seorang filsuf kudapat pencerahan. Tapi ternyata jawaban itu kudapat dari seorang bocah yang ingusnya mungkin baru saja terkendali.

Jawaban?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun