Mohon tunggu...
Namin AB Ibnu Solihin
Namin AB Ibnu Solihin Mohon Tunggu... profesional -

Pengagas Sekolah Akhlak, Educator, Blogger, Motivator & Trainer Pendidikan, Principal dan Sekjen Komunitas Sejuta Guru NgeBlog. Yuk silaturahim ke blog saya http://motivatorkreatif.wordpress.com atau www.guruberakhlak.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jadilah Guru Inspiratif dengan Menulis

10 November 2014   20:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:09 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya adalah seorang guru yang saat ini diberikan  tugas tambahan sebagai kepala sekolah di sebuah  SD Swasta di Kabupaten Bogor. Menjadi guru adalah profesi yang sangat saya cintai dan merupakan mimpi saya sejak kecil, oleh sebab itu saya terus berusaha untuk bisa menjadi guru yang menginspirasi murid-murid saya. Untuk mewujudkan mimpi  menjadi guru inspiratif sampai dengan saat ini saya terus belajar dengan banyak guru-guru hebat di seluruh Indonesia, aktivitas meningkatkan kualitas diri ini saya lakukan bukan hanya pada dunia nyata tapi juga lewat dunia online.

Saya pun bermimpi bisa menjadi guru inspiratif bagi banyak orang, terutama bagi murid-murid, orang tua murid dan rekan-rekan guru. Menulis adalah salah satu cara yang saya lakukan untuk menjadi guru inspiratif, berikut ini saya ingin berbagi pengalaman bagaimana saya mewujudkan mimpi menjadi guru inspiratif lewat menulis. "Jadilah Guru Inspiratif Dengan Menulis" itulah sebuah mantra penyemangat yang ingin saya bagi kepada guru-guru hebat di seluruh Indonesia.

Berikut ini Tips cara saya belajar menulis kemudian  saya memberanikan diri untuk menerbitkan buku sendiri, semoga bisa memotivasi dan menginspiasi.

10 Tips menulis ala Guru Inspiratif

1. Perbanyaklah membaca buku

Beberapa tahun yang lalu ada 2 buah buku inspiratif yang sangat saya sukai yang akhirnya mengantarkan saya terus belajar menulis sampai dengan hari ini. yaitu buku "Ketika Cinta Bertasbih" dan "Laskar Pelangi"  dua buku inilah yang telah mengantarkan saya kini mengoleksi ratusan buku. Dari dua buku ini pula kemudian saya akhirnya hobi membaca, sehingga mewajibkan diri saya untuk mebeli minimal 1 buku dalam sebulan.

Untuk bisa menulis menurut pengalaman saya langkah awal yang bisa dilakukan "tumbuhkanlah cinta" pada kegitan membeli dan membaca buku, ingat tidak semua buku harus kita beli dan baca, berdasarkan pengalaman, saya hanya membeli buku yang sesuai dengan "Passion" saya. Jadi untuk Guru di seluruh Indonesia, yuk baca buku dulu sebelum menulis, agar kita bisa mendapatkan inspirasi dan kosa kata yang lebih banyak untuk menuangkan ide-ide menulis kita.

2. Berapa banyak buku yang anda miliki di rumah?

Kegiatan menulis tidak langsung hadir begitu saja pada diri saya, proses mebeli dan membaca buku tentu yang paling utama yang saya lakukan. Buat saya menginvestasikan uang untuk membeli buku minimal 100 ribu rupiah setiap bulan tidaklah rugi, walau gaji saya sebagai guru tidak terlalu besar. bagi saya buku adalah barang yang sangat berharga sekaligus warisan yang sangat istinewa bagi putra-putri saya, apalagi kalau buku itu hasil karya kita sendiri.

Pak Guru dan Bu Guru mari kita tengok sebentar ke lemari yang terpajang diruang tamu kita, berapa ratus buku yang tersusun di lemari tersebut? adakah 500 koleksi buku yang anda miliki? atau jangan-jangan lemari kita malah terlalu banyak dengan hiasan-hiasan keramik, foto-foto, souvenir dan lain sebagainya. Menurut pandangan saya jika kita sebagai guru tidak memiliki koleksi buku bacaan minimal 100 saja, maka tak pantaslah kita disebut sebagai guru. Cobalah anda bertamu ke rumah para ilmuan apa yang kita temukan diruang tamunya, disana pasti berjejer buku-buku yang rapih dan berkualitas. Jadi mulai dari sekarang yuk kita mulai menulis sambil mengoleksi buku sebanyak-banyaknya dan kita hiasi lemari kita yang ada dirumah dan disekolah dengan buku-buku yang bisa memotivasi kita untuk terus menulis dan bisa menjadi guru inspiratif.

3. Menulislah sesuai Passion

Jika saya diminta untuk menulis tentang politik, ekonomi dan agama, maka saya katakan saya tidak bisa menulisnya. Kenapa demikian, bukankah semua penulis bisa menulis apa saja? . Berdasarkan apa yang saya alami menurut saya cara mudah bisa menulis adalah sesuai dengan minat atau yang paling kita sukai atau bahasa kerennya "Passion".  Jadi menulislah sesuai dengan passion kita, seperti apa yang saya lakukan saya hanya menulis sekita rpassion saya dalam dunia pendidikan misalnya tentang parenting, dunia blog, cara mengajar, pengalaman sehari-hari menjadi guru dan lain sebagainya. Jadi yuk kita menulis sesuai dengan passion kita saja, Insya Allah tulisan kita pun akan mengalir dengan sendirinya.

4. Menulis di Blog

Kalau ada yang bertanya ke saya, "Bagaimana langkah paling baik untuk menulis?", maka jawaban saya menulislah di blog.  ya, menurut saya, blog adalah tempat terbaik untuk latihan menulis, karena menulis diblog tidak memiliki aturan ketat atau ada aturan formalnya, asalkan tulisan kita tidak mengandug hal-hal merugikan orang lain, maka menulis di blog bisa dengan se kreatif mungkin.  Menulis di blog juga tidak harus menggunakan bahasa formal atau bahasa Indonesia sesuai EYD, silakan menulis sebebasnya, tuangkan ide dan gagasan kita sebagi guru dan sesuai dengan passion kita.

jadi untuk mendukung aktivitas kita sebagai guru dan kegiatan menulis mulailah membuat blog pribadi, banyak sekali blog gratisan yang bisa kita manfaatkan. Pengalaman saya, selain membuat blog pribadi untuk mengukur kualitas tulisan saya dan banyaknya pembaca saya pun belajar menulis di blog keroyokan seperti Kompasiana dan Guraru. Cara lain yang bisa kita lakukan untuk bisa menumbuhkan minat menulis, gunakanlah media sosial seperti Facebook dan Twitter untuk menulis kata-kata baik yang mencerminkan kepribadian kita sebagai seorang guru sekaligus sebagai seorang pendidik.

Bagaimana jika teknologi tidak menjangkau daerah anda? saya yakin tidak semua guru di Indonesia bisa mengakses jaringan internet, itu artinya tidak akan mungkin bisa menulis di blog atau media sosial. Namun janganlah bersedih hati, tetaplah menulis menggunakan media lain. Sebelum mengenal blog dan maraknya internet serta media sosial, saya melakukan aktivitas menulis di buku pribadi. Nah, bagi anda para guru yang tinggal di pedalaman, ketika teknologi belum bisa menjangkau jangan berhenti untuk menulis. Karena sesungguhnya profesi guru adalah kegiatan yang paling dekat dengan kegiatan tulis menulis.

5. Kapan waktu menulis yang tepat?

Setiap diri kita memiliki waktu dan suasana yang berbeda dalam kegiatan menulis. Saya sendiri lebih senang menulis dipagi hari dan saya lakukan aktivitas menulis di kantor dan saya termasuk orang yang tidak suka keramaian, jadi saya lebih senang menulis dengan suasana lingkungan yang tenang.

Jam 06.00 pagi saya berangkat dari rumah sampai ke sekolah kira-kira jam 06.15, kebetulan rumah saya dekat dengan sekolah, jadi hanya sekitar 15 menit saja waktu untuk bisa tiba di sekolah. Masuk sekolah jam 07.00  jadi saya punya waktu menulis sekitar 40 menit, waktu ini saya gunakan dengan sebaik-baiknya untuk menulis di blog.  Selain pagi hari saya pun melakuakan aktivitas menulis ketika tiba-tiba ide hadir, saya langsung menulis saja walau biasanya baru kerang-kerangka saja.

jadi buat bapak dan ibu guru, mari kita cari waktu yang tepat untuk bisa menulis.

6. Menulis seperti makan nasi

Jika tekad kita sudah kuat ingin menginspirasi murid-murid kita lewat menulis, maka menulislah seperti makan nasi, yaitu minimal dua kali dalams sehari. Jika hal ini sudah bisa kita lakukan Insya Allah aktivitas menulispun menjadi menyenangkan. jadi mari kita jadikan sarapan pagi terlezat kita adalah menulis saat pagi hari dan jadikan makan malam terindah dengan menulis saat kehehingan malam hari tiba.

7. Bergabunglah dengan komunitas

Semagat menulis memang tidak selalu menggebu-gebu hadir dalam diri kita, ada kalanya semangat menulis itu layu, karena mungkin berbagai kesibukan yang menyita waktu kita, sehingga membuat kita lelah. Oleh sebab itu untuk menjaga semangat menulis sebagai seorang guru sekaligus blogger yang terus belajar bisa menulis saya bergabung dengan berbagai komunitas, seperti kompasiana, guraru, komunitas sejuta guru ngeblog, FB Warung Blogger, FB DBlogger, dan komunitas lainnya.

Menurut saya cara ini cukup ampuh untuk membuat semangat kita dalam menulis tidak layu, karena banyaknya teman-teman yang terus menulis setiap hari, akhirnya kita pun terbawa energi postifnya. kemudian jika kita punya nyali dan ingin coba-coba tak ada salahnya kita ikut lomba menulis di blog, event seperti ini banyak sekali dan hadiahnya cukup beragam. Jadi komunitas apa yang sudah anda ikuti, jika belum segeralah bergabung dengan komunitas yang anda sukai.

8. Ikut Pelatihan Menulis

Menulis ternyata tidaklah mudah, belajar otodidak, membaca buku tidaklah cukup untuk menjadikan kita menjadi pandai menulis. Saya sendiri sering mengupgrade diri untuk ikut pelatihan menulis dalam berbagai kesempatan. Ya, ikut pelatihan menulis adalah cara terbaik untuk mendapatkan pengetahuan menulis yang sesuai dengan passion kita.

9. Bersahabat dengan Penulis

Bergaulanh dengan pedagang minyak wangi, niscaya kau akan mendapatkan wanginya. Seperti itulah jika kita ingin bisa menulis, bersahabatlah dengan para penulis hebat jika kita ingin bisa menulis yang baik. Untuk bisa meningkatakan kualitas menulis , saya pun bersahabat dengan penulis hebat seperti Wijaya Kusumah (Om Jay), Bang Dedi Dwitagama, Agus Sampurno dan yang lainnya. Dari tulisan di blog orang-orang inilah saya belajar menulis sampai dengan sekarang.

10. Menulisah untuk menginspirasi

Saat hendak menulis, pikirkanlah untuk apa kita menulis? sesuai dengan apa yang saya sampaikan diawal saya sendiri melakukan kegiatan menulis karena saya ingin menginspirasi banyak oran dengan berusaha menjadi guru inspiratif. Jadi sebaiknya kita niatkan dalam hati bahwa tujuan awal kita menulis adalah untuk memberikan manfaat untuk orang lain dan kita sendiri.

Ini adalah bagian akhir dari tips menulis yang saya bisa sampaikan berdasarkan pengalaman pribadi bukan berdasarkan teori ilmiah. semoga bisa memotivasi dan teman-teman guru di seluruh Indonesia.

Bagiamana cara mudah menerbitkan buku?

Setelah kita rajin menulis dan berhasil mengumpulkan berbagai tulisan yang sudah kita buat, baik di blog, buku harian atau komputer kita. Lalu bagaimana cara menerbitkannya?

Kembali saya ingin menceritakan pengalaman pribadi bagaimana saya menerbitkan buku. Setelah saya banyak menulis di blog, kemudian saya punya keinginan agar tulisan tersebut bisa saya terbitkan dalam bentuk buku cetakan, agar bisa dibaca oleh orang-orang yang tidak bisa bersentuhan dengan internet. Tapi saya berpikir, saya ini kan bukan penulis hebat dan terkenal jadi mana ada penerbit yang mau menerbitkan buku saya.

Sayapun akhirnya memberanikan diri untuk menerbitkan buku secara Self Publishing, saya buat sendiri cover bukunya, begitupun dengan lay out bukunya dan tak kalah penting sayapun membuat nama penerbit sendiri yaitu Sekolah Akhlak Publishing. Setelah semua selesai akhir naskah tulisan saya ubah dalam format PDF dan cover buku saya buat dengan format PNG, naskah pun sudah siap dicetak. Setelah menyiapkan dana secukupunya sekitar 700 ribu saya pun pergi sendiri ke percetakan di daeroh depok dan alhamdulilah buku saya pun bisa menerbitkan buku sendiri.

Dua buku berjudul "Saya Mau Jadi Guru Go Blog" dan buku "Mendidik Dengan Keteladanan" akhirnya dengan acara yang sangat sederhana saya launching di sekolah dengan mengundang berbagai pihak. kedua buku tersebut sebagian besar tulisannya hasil aktivitas saya menulis di blog.

O, ia ini penting juga biar buku kita tambah keren, jangan lupa minta komentar dari para ahli dalam buku yang kita tulis, pasti akan banyak pembaca yang penasaran.

Bapak dan Ibu guru yuk beranikan diri untuk menuli dan menerbitkan buku.

5 Manfaat menulis bagi guru

Setelah saya menceritkan bagaimana tips menulis berdasarkan pengalaman pribadi, selanjutnya saya ingin menyampaikan pendapat saya manfaat kegiatan menulis bagi guru. yaitu sebagai berikut :

1. Kegiatan menulis bagi guru bisa meningkatkan wawasan atau pengetahuan dalam berbagai bidang, karena aktivitas menulis dilakukan dengan memulai membaca buku sebanyak-banyaknya maka otomatis pengetahuanpun akan semakin bertambah.

2. Menulis juga bisa meningkatkan kualitas diri kita menjadi pribadi yang lebih baik, bukan hanya pada bidang menulis saja, tapi dalam  hal lain juga seperi kualitas kita saat sedang berdiskusi, berbicara, dan juga bisa lebih tampil lebih percaya diri, karena banyak pengetahuan yang kita miliki.

3. Menulis adalah cara mendidik lewat kata, inilah manfaat yang luar biasa dalam kegiatan menulis. Jika ada orang yang tidak bisa tergugah dengan hanya mendengarkan orang berbicara karena merasa di gurui, maka lewat tulisan adalah salah cara terbaik mendidik dan menginspirasi. Saya sendiri terinspirasi oleh banyak tulisan penulis-penulis hebat walau saya tidak pernah bertemu dengan mereka.

4. Mejadikan personal branding, Ya, menurut saya menulis membuat diri kita lebih pantas disebut sebagai sosok guru atau pendidik. Karena salah satu dari ciri guru kreatif adalah mampu menulis.

5. Menulis bisa menginspirasi banyak orang, hal ini saya yakin benar, jika kita mampu menulis saya yakin banyak murid-murid kita, para orang tua dan rekan guru akan terinspirasi bukan hanya oleh tulisan kita tapi juga pribadi kita.

Jadi mulai dari sekarang yuk, kita terus menulis, menulis apa saja yang bisa dilakukan oleh guru yang penting menulis, seperti menulis makalah, menulis bahan ajar, menulis modul, menulis soal, menulis pengalaman, menulis puisi, menulis curhat, pokoknya tulis saja apa yang ingin kita tulis.

Terimakasih Tanoto Foundation

Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Tanoto Foundation yang sangat luar biasa dalam berkontribusi memajukan pendidikan Indonesia terutama di daerah - daerah terpecil seperti di Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, dan Provinsi Jambi. Terimakasih Tanoto Foundation semoga tetap konsiten dalam membangun kualitas guru dan pendidikan di Indonesia.

Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba blog competition bertema “Pentingnya Guru Menulis” yang dilaksanakan oleh Kompasiana bekerja sama dengan Tanoto Foundation.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun