Media Sosial Jahat, Pasanganku Yang Baik Berselingkuh. Teknologi, media sosial, membuat manusia yang tadinya hidup santai menjadi sibuk tidak menentu. Biasanya sehabis pulang kerja, sang suami duduk dengan kaki diselonjor kemudian membaca koran dan nonton TV sambil menikmati secangkir kopi dan sepotong biskuit serta sebatang rokok keretek, namun karena tergila-gila pada media sosial sekarang sang suami pulang tidak pernah menyalahkan TV lagi, koranpun sudah tidak pernah disentuh rapih berhari-hari dan sudah waktunya berhenti berlangganan. Suami yang biasanya cerewet sekarang menjadi pendiam, suami telah memiliki hobby dan mainan baru yakni gadget di tangan sambil diutak atik terus-menerus tiada henti, berkenalan dengan teman baru , ketemu teman lama, mulai dari orang kantor, kostumer, lalu mulai adanya reuni teman sekolah, ketemuan di tempat nostalgia, dan muncul yang disebt CLBK Cinta Lama Bersemi Kembali. Mulai diam-diam ada pacarnya, walaupun itu dengan teman lama yang telah bersuami.Wow, inlah kenyataan yang terjad saat ini.....
Nah , celakanya kondisi begini rupanya bukan hanya dialami oleh sang suami, sang isteri juga demikian, biasanya jika ia wanita karier maka pulang kantor langsung ajak main dengan anak-anak atau mempersiapkan makanan kesukaan untuk keluarga namun sekarang tidak lagi berbuat demikian, semua kegiatan ini diserahkan kepada pembantu atau suster penjaga anak, sedangkan dia sendiri juga sibuk dengan gadgetnya juga yang diutak atik, ketemu teman arisan ngobrol ngalor ngidul, kadang senyum-senyum sendiri, kadang cemberut dan kadang marah. Dan rupanya bukan hanya itu, melalui media sosial juga dapat bertemu dengan teman lama, pacar lama, mantan, ya kembali juga CLBK seperti apa yang dilakukan oleh suami, ada reuni, ada kumpul-kumpul dan makan-makan, lengkaplah semua. Dengan demikian yang terjadi adalah orang yang dekat sang suamiatau sang isteri terasa jauh, dan orang yang jauh malah terasa dekat. Yang dekat serumah dengan anak-anak tidak ada komunikasi , namun komunikasinya dengan mereka yang jauh bahkan di luar negeri. Yang serumah seperti musuh, bila terjadikomunikasi nadanya tinggi, yang jauh seperti kekasih hati penuh rayuan gombal. Inilah kehidupan masa kini, manusia begitu kuat sekali dikuasai oleh teknologi dan terikat oleh media sosial ini. Perhatian satu dengan yang lain bisa terlupakan, karena perhatiannya sudah dicurahkan kepada handphone yang ada di tangan. Sang isteri pun diam-diam punya pacar wow.......kenyataan, Media Sosial Jahat sekali
Pasangan yang tadinya transparan sat dengan yang lain dalam segala sisi hidup mereka hinga yang bersifat pribdai tidak ada yang bersifat rahasia, sekarang telah memiliki banyak rahasia. Handphonenya juga memiliki kode akses sehinga orang lain tidak bisa masuk ke sana termasuk sang isteri atau sang suami. Hubungan satu dengan lainnya bertambah renggang, bahkan mungkin komunikasinya hanya yang perlu-perlu atau yang penting-penting saja. Dan yang lebih celaka lagi kadang komunikasi dengan orang-orang serumah juga dilakukan hanya melalui media sosial, karena dianggap tidak terlalu penting untuk dijawab segera. Inilah kenayataan yang terjadi......
Karena komunikasi yang dibangun melalui media sosial ini makin erat, makin terikat, makin tidak bisa terpisahkan mama siang menjadi malam malam menjadi siang sudah tidak soal, handphone selalu di tangan. Kecangihan alat komunikasi ini bukan hanya melalui tulisan (teks), tetapi suara, bukan hanya itu tetapi juga bisa melihat orangnya langsung melalui kamera, luar biasa., Hal ini menjadikan seseorang benar-benar mati kutu apabila ia terlanjur jatuh hati lagi pada orang lain. Kata orang cinta itu buta, sehingga ia tidak melihat siapa lagi orangnya, baik yang sudah bersuami atau sudah beristeri, tancap terus tanpa peduli. Dengan demikian dampak media sosial yang negatif muncul, ia bisa membuat keluarga hancur bercerai. Suami yang setia bisa berubah, isteri yang begitu mencintai suami bisa saja mendadak menjadi seperti orang asing. Anak yang biasanya begitu mesra dengan ibunya, sekarang mesranya pada pembantunya, karena si ibu sudah jarang memperhatikannya. Sungguh tragis bukan, kejadian seperti ini tidak pernah ada 30 tahun yang lalu. Sekarang pertanyaannya siapa yang salah ? Apakah cellphone yang salah? Media Sosial yang salah? Yang Jahat? Apakah itu berarti harus dibanting cellphone itu? Wah, sayang sekali harganya mahal?
Sekali lagi bukan teknologi yang salah? Bukan Cellphone yang salah? Bukan Media Sosial yang salah, tetapi orang yang menggunakan barang-barang tersebut yang salah. Semua pisau dapat dipergunakan untk memotong daging, kupas buah, dan sebagainya, tetapi pisau yang sama juga dapat dipergunakan menusuk orang dan terjadi pembunuhan, lalu apakah pisau itu salah? Apakah pisau itu harus dimusnahkan? Oh Tidak bukan? Orangnya yang salah, orangnya harus benar-benar berhikmat,penuh pengendalian diri, orangnya harus sungguh-sunguh cerdik...........
Jadi sekali lagi solusinya bukan menghancurkan alat komunikasi ini, tetapi sebagai pemakai kita harus jadikan alat komunikasi ini menjadi alat yang positip, bukan dipergunakan untuk hal yang negatif. Komunitas kepada siapa kita bergaul sangat berpengaruh terhadap semua ini. Kaum wanita yang karena kesibukan sang suaminya kerja terus mencari uang, sehingga mereka merasa kesepian di rumah. Lalu apa yang dapat dilakukan? Segala fasilitas sudah mereka miliki, sudah bosan juga menikmati semuanya. Uang bukan segalanya, karena cinta kasih perhatian yang diharapkan. Komunitas media sosial membuat mereka merasa terobati. Bila ada perhatian lebih saja dari seseorang dan itu dilakukan terus menerus oleh seorang lawan jenis tentu gampang sekali mengoyahkan hati seorang wanita atau pria. Itu sebabnya meledaklah yang dinamakan dengan perselingkuhan ini. Media Sosial di cap Jahat, telah menghancurkan pasangannya yang baik. Hati-hati, waspada, kendalikan diri, sadar semua ini merupakan kunci kemenangan, raihlah kemenangan itu segera.!! (Om. Anggrung)
Akhir Pekan, 12 September 2015
*)Teman2, salam kenal buat teman-teman senior, saya pemula , anggota baru, masih belajar tulis menulis. Mohon beri respon dan saran ya, terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H