Waktu berlalu begitu cepatnya sejak awal tahun lalu saya ikut-ikutan menggunakan frasa "menjemput rejeki awal tahun" di whatsap story saat mengikuti tes penempatan kerja di Plaza Telkom Semarang. Tidak terasa saat itu sudah 5 bulan yang lalu. Berita baiknya awal tahun itu memang rejeki mau untuk saya jemput. Saya mendapatkan pekerjaan dengan gaji dan uang lembur yang sangat saya syukuri. Saya bekerja di salah satu perusahaan asing dari Arab Saudi yang mengurusi keberangkatan pelancong yang ingin pergi ke timur tengah khususnya Arab Saudi untuk beribadah.
Bertemu orang-orang baru, mengurusi agen-agen yang ingin mendaftarkan orang-orangnya untuk berangkat ke tanah suci. Sebuah pengalaman yang baru karena sebelumnya tidak ada bayangan bahwa pekerjaan saya adalah seperti itu. Waktu pertama kali diberi tahu tentang lokasi kerja, saya kira penempatannya akan berada di kantor sebuah agen perjalanan yang mengurusi orang-orang yang akan berangkat dengan jasanya. Namun ternyata saya lah yang mengurusi agen-agen tersebut untuk pengurusan visanya.
Bertemu lingkungan baru yang menurut saya sangat fine dengan orang-orang yang menurut saya sangat low profile, dalam arti yang sama-sama mau belajar dan saling mengajari. Seolah-olah tidak ada atasan karena kita semua sama beradanya di kantor cabang yang benar-benar baru. Sama-sama belajar dan mencoba memahami segala situasi dan kondisi yang ada.
Dengan orang-orang yang seperti itu, keadaan kantor benar-benar seperti sebuah lingkungan belajar, bukan lingkungan kerja yang terkadang ditemukan satu atau dua atasan yang selalu mengawasi kita untuk sewaktu-waktu menegur apabila ada satu kesalahan kecil saja. Yang mana hal tersebut membuat saya benar-benar belajar di dunia kerja yang saya anggap sebelumnya sebagai sebuah dunia penghakiman. Ya, karena di lingkungan yang saya tinggali kebanyakan orang akan cenderung menggunakan cara komunikasi verbal yang cenderung merundung dan menghakimi apabila seseorang melakukan sebuah kesalahan di dalam dunia kerja. Hal seperti ini tentu membuat siapa saja emosi dan akan merasakan ketidaknyamanan di dalam sebuah lingkungan kerja. Tapi untunglah, di lingkungan kerja di luar bidang saya ini, Â saya menemukan sebuah proses yang berbeda dimana setiap orang menyadari bahwa manusia ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Apa yang tidak bisa saya lakukan ada orang lain yang dengan senang hati melakukannya untuk saya dan sebaliknya, hal ini mengajarkan saya untuk meskipun kita berada dalam lingkungan kerja yang kompetitif saya juga harus ringan tangan dalam melakukan apa yang orang lain tidak bisa lakukan. Sungguh sebuah pelajaran hidup yang memecah anggapan saya akan dunia kerja yang penuh kompetisi.
Namun hal ini ternyata tidak bisa bertahan lebih lama dua atau tiga tahun saja. Bahkan beberapa bulan ke depan perjalanan singkat di sebuah lingkungan kerja ini akan berakhir. Entah apa yang terjadi dengan situasi di negeri ini. Pelaku-pelaku usaha senantiasa berlomba mendapatkan pangsanya. Bahkan pasar orang lain pun seolah halal untuk direbut tempatnya. Bukan sebuah persaingan yang menurut saya adalah baik adanya. Memang dalam usaha setahu saya boleh mempergunakan berbagai macam cara untuk melangsungkan penghasilannya. Namun entahlah banyak sekali hal-hal yang tidak saya ketahui di luar sana. Sehingga yah, mau bagaimana lagi apabila kontrak kerja kami yang hanya 6 bulan ini tidak bisa diperpanjang lagi karena kantor pun semakin sepi tidak ada pelayanan. Pekerjaan kami hanya sekedar menunggu hal-hal yang tidak pasti di sini.
Maka ternyata tidak terasa sudah hampir usai saja. Waktu penandatanganan kontrak kerja awal tahun yang lalu itu sudah mau habis saja. Tapi tidak mengapa, banyak pengalaman dan pelajaran yang sudah didapatkan dan mungkin inilah waktunya untuk mencoba hal-hal baru dan melanjutkan lagi perjalanan untuk menggapai mimpi-mimpi. Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H