Warung Mbah Ru namanya -Entah apakah beliau masih ada 2023 ini, Hem, so sad again-. Setelah merasa cukup istirahatnya di warungnya mbak Ru, kami biasanya menuju tempat penitipan sepeda kami yang tidak bukan adalah rumah Ismail, teman kami. Di sini biasanya nanti kami akan bertemu dengan para gowes lain dari Desa Jati yatu, Mustofa, Rozi dan Aziz. Mereka bertiga ini biasanya juga rutin bersepeda kalau ke sekolah, dan mereka ini orang yang paling baik kalau ada satu temannya kesusahan entah bannya bocor atau ada kendala lainnya pasti selalu siaga dan sigap memberikan bantuan. Saya dulu selalu kagum dengan kekompakan persahabatan mereka.
Akhirnya sampailah kami di sekolah setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 45 menit. Sebuah perjalanan menuju sekolah yang penuh perjuangan melewati sawah, sungai, gunung dan lembah. Et dah seperti lagu saja. Saya sendiri sekarang sudah jarang bertemu mereka, semoga mereka sudah sukses semuanya.
Itulah kisah perjalanan gowesku dulu waktu sekolah. Disaat kegiatan bersepeda waktu musim pandemi covid saat ini sepertinya booming, saya dulu sudah melakukannya bersama teman-teman saya bahkan bukan sekedar sebagai pengisi kegiatan namun sebagai sarana kami menuju sekolah tempat kami belajar dan ditempa menjadi pribadi-pribadi yang unggul di kemudian hari ~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H