Mohon tunggu...
Coolis Noer
Coolis Noer Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writing to Release an Overthinking

Menulis sebagai bentuk ekspresi, juga mengungkapkan rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Brotherhood of War, Perang Saudara di Korea yang Benar-benar Menyentuh Nilai-nilai Persaudaraannya

1 Mei 2015   14:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:29 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nonton Film ini, bakalan kesentuh hatimu, dari mungkin egoistis dan autis dengan saudara, bisa jadi lebih care lagi.

Meski sudah di tahun 2004 lalu muncul, tapi ceritanya masih asik aja. Tonton film ini saat sendiri, bakalan lebih nyentuh. Brotherhood of War/ Tae Guk Ki, satu-satunya film korea yang saya sukai.

Brotherhood of War adalah film yang mengisahkan tentang perang yag terjadi antara blok Komunis dan blok Kapitalis yang terjadi di Korea pada sekitar tahun 1950 an. Film yang banyak bercerita tentang konflik politik kedua Negara, yakni Korea Utara yang berpaham Komunis mencoba menyerang Korea Selatan yang cenderung berpihak pada blok sekutu, Amerika.

Sepanjang film, akan dikisahkan tentang perang yang terjadi antar kedua negara yang merupakan satu bangsa ini. konflik dimulai ketika Korea Utara menyerang propinsi Busan di Korea Selatan dan mengakibatkan banyak warga mengungsi menyelamatkan diri ke Seul.

Adegan pertama dalam film ini memang seperti sebuah flashback Jun Seong terhadap ditemukannya jasad Jun Tae. Nah siapa Jun Seoung dan Jun Tae ini ? mereka ini adalah tokoh-tokoh yang menunjukkan Brotherhood of War atau perang antar saudara secara benar-benar nyata. Menontonnya, kalian mungkin akan terharu dengan konflik-konflik persaudaraan yang sangat menyentuh digambarkan oleh kedua tokoh tersebut di dalam film ini.

Mendengar judulnya, serta mengerti sejarah singkat tentang konflik yang terjadi terus menerus antara korea Utara dan Korea Selatan hingga saat ini, penonton mungkin akan mengira bahwa brotherhood of war yang dimaksud dalam film ini adalah konflik antar kedua negara tersebut. Bukan! Bukan itu sesungguhnya yang ingin disampaikan secara tersirat dalam film ini.

Jun Tae dan Jun Seong adalah kakak beradik yang saling menyayangi satu sama lain. Jun seoung adalah satu-satunya harapan keluarga untuk bisa menjadi seorang sarjana. Jun Tae sebagai kakak tertua rela bekerja menjadi seorang tukang semir sepatu demi membiayai sekolah dan pendidikan Jun Seong.

Harapan keluarga miskin dari Propinsi Busan tersebut tak sempat tercapai ketika akhrinya perang yang dikhawatirkan benar-benar terjadi. Jun Seong yang sudah berusia 18 tahun pun terpaksa harus mengikuti wajib militer. Jun Tae yang mengetahui hal tersebut mencoba menjemput adiknya untuk pulang karena statusnya sebagai pelajar yang baru lulus dari SMA belum cukup berpemgalaman di medan perang.



Niat Jun Tae tersebut ternyata tak membuahkan hasil karena ketatnya penjagaan militer yang tak membolehkan pemuda-pemuda yang sudah bergabung untuk kembali. Jun Tae yang tak mau melihat adiknya bertempur di medan perang sendirian pun akhirnya turut bergabung dengan militer. Jun Tae berusaha menjadi prajurit terbaik demi mendapatkan penghargaan untuk ditukar dengan mengembalikan adiknya, Jun Seong kembali ke keluarganya.

Jun Tae berusaha keras sekuat tenaga melindungi Jun Seong dari serangan peluru musuh di setiap pertempuran. Hingga akhirnya dengan kenekatannya demi mengembalikan adiknya keluar dari militer, ia berhasil menangkap Letnan Tentara Korea Utara di Pyongyang, dan membuatnya berhasil mendapatkan penghargaan itu.

Disinilah ternyata konflik sesungguhnya muncul. Ketika Jun Tae telah menjadi orang besar berkat kegigihannya melawan musuh, Jun Tae seolah berubah menjadi seorang yang bertangan dingin. Bahkan sahabatnya dan teman akrab Jun Seoung yang terpaksa menjadi tawanan Blok Korea Utara pun tak ia pedulikan. Semua musuh-musuh yang beraliran paham Komunis ia sikat habis dengan tanpa belas kasihan. Melihat tingkah kakaknya yang demikian tersebut, Jun Seong merasa seolah Jun Tae bukan kakaknya lagi. Ia pun kecewa dan memutuskan untuk tak akan pernah mengingatnya lagi. Hingga akhirnya pada suatu peristiwa, Jun Seong yang berusaha melindungi keluarga dan tunangan Jun Tae yang dianggap telah menjadi anggota organisasi Komunis (PKI kalau di Indonesia pada zaman dahulu). Tunangan Jun Tae yang erlibat dalam rapat-rapat rutin Komunis demi mendapatkan makanan akhirnya mati di depan Jun Tae yang berusaha melindunginya. Tak lama kemudian, serangan udara Korea Utara kembali menyerang. Jun Tae yang berusaha membebaskan adiknya dari penjara karena dianggap terlibat Komunis tak berdaya ketika penjaga rutan menyuruh anak buahnya membakar penjara tersebut. Jun Tae yang putus asa menemukan pulpen pemberiannya untuk adiknya agar melanjtkan pendidikan hingga sarjana di tempat penjara itu terbakar, dan mengira bahwa Jun Seong telah mati.

Jun Tae pun merasa kecewa dengan Korea Selatan yang tega mebunuh tunangannya dan saudaranya satu-satunya akhirnya berubah pikiran untuk ikut bergabung dengan blok Komunis. Perang pun semakin menjadi. Jun Seong yang ternyata berhasil selamat dan sengaja meninggalkan pulpen pemberian kakanya karena kecewa dengan perilakunya sebelumhya pun lambat laun mengetahui bahwa kakaknya berganti haluan. Ia pun mencoba menyelinap dan pergi ke markas militer Korea Utara demi menemui kakaknya dan mengabarkan bahwa ia, saudaranya satu-satunya masih hidup. Namun perang pecah sangat hebat. Jung Seong berhasil menemukan Jun Tae dan menyadarkannya, namun tak berhasil membawanya pulang untuk kembali berkumpul bersama keluarganya dengan selamat.

Di akhir cerita, Jun Seong akhirnya meyakini bahwa Jun Tae, kaknya yang pemberani dan sangat menyayanginya tersebutternyata benar-benar tewas dalam pertempuran sengit tersebut setelah ia diberi tahu tim peneliti 50 tahun sesudahnya. Jun Seong yang selama 50 tahun menunggu kabar kakaknya tersebut pun akhirnya melampiaskan rindunya yang sejadi-jadinya di hadapan kerangka tubuh kaknya yang sudah menyatu dengan tanah.

Benar-benar miris menonton film-film persaudaraan korea ini. Memang, untuk cerita-cerita yang menyentuh hati karena persahabaan dan cinta, Korea adalah ahlinya meskipun sedikitpun saya sendiri tidak mau menonton film-film romance korea. Namun untuk film ini, benar-benar berhasil menyentuh nilai-nilai persaudaraan di dalamnya yang sangat kental, yang biasa menghisai hari-hari Jun Tae dan Jun Seong ini, hingga akhirnya kisah persaudaraan yang manis tersebut harus berakhir tragis karena adanya peperangan yang tak dapat dihindari terjadi dan merenggut semua kenangan-kenangan dan manisnya kisah persaudaraan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun