Mohon tunggu...
Coolis Noer
Coolis Noer Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writing to Release an Overthinking

Menulis sebagai bentuk ekspresi, juga mengungkapkan rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Bayi Anda Batuk? Ayah, Mengalahlah Dulu

17 Februari 2014   17:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:45 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_312568" align="alignright" width="300" caption="Batuk"][/caption]

Penyakit batuk sepertinya sakit yang sepele, tapi kalau tidak cepat ditangani bisa-bisa menyebabkan infeksi pada tenggorokan akibat seringnya mendapat tekanan dari batuk tersebut. Selain itu, adanya kandungan air yang terkadang mendesak masuk ke dalam hidung bisa menyebabkan peradangan karena mengenai selaput lendir di dalam hidung.

Hal ini sangat membahayakan bagi si kecil yang masih dalam buaian. Jaringan organ tubuh yang belum kuat bisa dengan mudah terluka dan terinfeksi yang berakibat fatal bagi si kecil.

Batuk, bagi si kecil bisa diakibatkan oleh 2 faktor. Yakni internal dari immune si kecil, serta factor external seperti perubahan iklim yang ekstrim, dan perlakuan orang tua terhadap bayi. Factor perlakuan orang tua terhadap si kecil inilah yang biasanya tidak disadari oleh orang tua, khususnya Ayah terhadap si kecil.

Ayah, terkadang tak bisa memberikan pengertian terhadap sang anak yang masih menyusu. Tidak bisa menahan egonya untuk bermain-main dengan sang ibu. Termasuk di bagian sang ibu yang masih sangat dibutuhkan si kecil untuk menyalurkan kebutuhan nutrisi bayi dari sang ibu.

kebiasaan sang ayah yang tidak baik seperti merokok, merupakan factor perlakuan orang tua yang bisa mengakibatkan sang anak terkena penyakit batuk. Terutama dalam masalah ’dewasa’ ini.  Meskipun tidak secara langsung sang ayah berkontak tubuh dengan si kecil, namun racun-racun rokok yang dihisap sang ayah bisa tertinggal di ‘tubuh’ sang ibu tersebut. Seringnya, sang ibu juga kurang memperhatikan kebersihan bagian tubuhnya ‘itu’ ketika mau memberikan asinya kepada si kecil. Sehingga racun-racun nikotin yang menempel bisa ikut tersedot masuk ke dalam tubuh si kecil.

Ketahanan tubuh si kecil yang masih lemah menyebabkannya rentan terhadap berbagai penyakit. Racun-racun rokok yang terserap ke dalam tubuh si kecil bisa memunculkan gangguan-gangguan lain yang berbahaya bagi tubuh si kecil, selain hanya sekedar batuk. Efeknya pun bisa lebih berbahaya dari pada penyakit batuk.

Hanya ada dua cara sang ayah mengalahkan egonya terhadap si kecil untuk hal ini. Menghentikan rokok, atau menghentikan ‘aktivitas’ dengan sang ibu beberapa waktu. //inich/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun