Kamu pernah merasa dikhianati teman, sahabat atau bahkan pacar karena sikap mereka tiba-tiba berubah? Atau barangkali sekarang kamu sedang berada di fase tersebut. Mereka yang sudah kamu anggap menjadi orang-orang istimewa di hidupmu yang tiba-tiba berubah?. Atau cara pandang kamu terhadap mereka yang sebenarnya berubah?.Â
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan seperti itu, namun tanpa kita sadari terkadang perselisihan, kekecewaan dan rasa sakit hati itu tidak benar-benar murni terjadi karena kamu memang seharusnya menerima semua itu. tetapi kebanyakan orang menginginkan perselisihan, kekecewaan dan rasa sakit hati terjadi pada dirinya karena itu baik untuk mereka.
Memang argumentasi tersebut tidaklah masuk akal, bahkan terasa konyol untuk diucapkan. Tidak mungkin ada orang memilih hidup untuk tidak bahagia, apalagi dengan alasan karena itu memang baik untuk mereka. Ya benar, argumentasi ini sulit untuk diterima, namun di lain sisi kita juga sulit menyadari bahwa kita sedang dikuasai oleh ketidak masuk akalan tersebut.Â
Semua yang kita sebut sebagai ketidak masuk akalan tersebut sebenarnya berangkat dari kuasa sugesti terhadap ketidaktahuan kita yang mempengaruhi opini yang kita bangun tentang orang lain maupun opini yang dibangun orang lain tentang kita.
Sugesti memegang peran penting dalam setiap peristiwa menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan di kehidupan kita sehari-hari. Banyak peristiwa yang lahir dari rahim sugesti, namun kebanyakan orang tidak menyadari bahwa hal tersebut disebabkan oleh sugesti. Bahkan hingga sampai hari ini, dalam kehidupan sehari-hari kita sulit menyadari seberapa besar kita tergantung pada sugesti, terutama dalam membentuk opini kita tentang orang lain.Â
Pujian dan celaan orang lain yang sampai ke telinga kita segera tampak oleh kita sebagai sebuah kebenaran mutlak. Tidak banyak orang di dunia ini yang dapat menolak sugesti yang datang kepada dirinya dan orang lain, meski mereka tidak mengetahui fakta-fakta yang sesungguhnya. Kita barangkali sering berprasangka terhadap seseorang yang sebelumnya kita tidak kenal, belum pernah kita temui, tetapi kita dapat menilai orang tersebut hanya karena apa yang dikatakan orang lain tentang dia.
Semua ini seakan-akan tidak bisa terlepas lagi dari setiap kehidupan sosial kita. Namun yang sebenarnya paling menarik, kita sering kali meragukan pujian yang dilontarkan orang lain kepada kita tetapi cenderung mempercayai celaan sebagai sebuah informasi yang kebenarannya tidak terbantahkan lagi. Kita juga cenderung akan meragukan kebaikan orang lain yang kita dengar, tetapi untuk sebuah keburukan tanpa pikir panjang kita akan mempercayainya.Â
Jarang sekali kita menguji kebenaran informasi yang kita terima sebelum mengubahnya sebagai dasar dari opini kita. Kejadian seperti ini menjadi penyebab terjadinya kesalahpahaman dalam kehidupan sosial kita, baik itu dalam konteks berkeluarga, persahabatan ataupun percintaan.
Begitu besar pengaruh sugesti dalam kehidupan kita, contoh yang paling sederhana untuk melihat seberapa besar sebenarnya pengaruh sugesti tersebut kepada kita, bisa dilihat dari ketakutan kita terhadap cerita rumah kosong yang konon katanya dihuni oleh hantu (modern).Â
Sugesti tersebut sudah cukup membuat seseorang percaya bahwa rumah itu berhantu dan akibatnya seseorang yang tersugesti itu tidak akan berani masuk kedalam rumah tersebut. Namun terlepas daripada itu semua, sugesti sebenarnya tidak selalu berbuah buruk, karena yang terpenting bukanlah menerima atau menampik sugesti, tetapi memahami apa yang akan berguna bagi kita dan apa yang merusak kita.
Sugesti hanya akan menjadi buruk ketika hidangan informasi yang belum tentu kebenarannya mampu memperbudak kita. Seperti kisah cinta Otthello dan Desdemona yang mengalahkan perbedaan ras, namun harus berakhir tragis akibat Othello tidak dapat melepasi keraguan dirinya tentang mengapa wanita cantik itu (Desdemona) akan menyukainya.Â
Ini menyebabkan pikirannya terbuka lebar untuk dimasuki oleh sugesti yang dapat memperburuk keadaaan atau merusak kepercayaan terhadap Desdemona, walaupun Desdemona tidak melakukan kesalahan apa-apa. Hanya karena informasi yang diceritakan orang lain kepadanya tentang istrinya, dia mengakhiri hidup istrinya. Ini semua tidak terlepas dari sugesti yang didapat dari informasi yang sudah memperbudaknya.
Belajar dari tragedi tersebut, akan muncul pertanyaan bagaimana caranya kita menanggapi sugesti?. Cara terbaik untuk menanggapi sugesti adalah berusaha menemukan fakta-fakta. Namun yang sering dilakukan orang adalah menemukan fakta-fakta berdasarkan sugesti yang dia dapatkan. Sebenarnya sangat mudah namun sulit untuk keluar dari zona perbudakan informasi ini, saya kasih contoh kecil saja.Â
Ketika kamu mendengar dari orang lain teman sekelasmu tidak menyukai kamu. Ketika mencari faktanya, kamu akan lebih cenderung mencari fakta yang membenarkan bahwa teman sekelasmu itu benar tidak menyukaimu, daripada mencari fakta bahwa itu hanya sebuah kesalahpahaman atau bahkan orang yang memberimu informasi lah yang keliru.
Â
     Â
     Â
      Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H