“Joy mandi cepat, sudah jam berapa ini, nanti kamu kesiangan berangkat kerja”
“Iya mak…” mak begitu panggilan kami anak-anaknya kepada ibu yang telah melahirkan 3 orang anak, yang salah satunya adalah aku.
Kemudian aku langsung bergegas ke kamar mandi, di dapur aku melihat ibu sedang melaksanakan kewajibannya sebagai ibu dan sebagai seorang istri.
Rumahku tidak terlalu besar, dapur dan kamar mandi berdampingan, jadi kalau ingin ke kamar mandi berarti harus ke dapur juga.
Saat ingin melangkah masuk ke kamar mandi, di depan pintu kamar mandi yang gagang nya sudah kupegang itu, muncul niat untuk menanyakan siapa gadis cantik yang kulihat tadi di rumah tetanggaku.
“Mak, perempuan yang dirumah nenek iting itu siapa?” Jadi tetangga ku yang jarak rumahku ke rumahnya hanya satu meter itu adalah sepasang suami istri yang sudah berumur. Kami orang desa memanggilnya nek iting. Sepengetahuan ku, anak-anak mereka sudah pada berkeluarga dan tinggal di luar kota semua.
“Memang tadi kamu sudah melihat viola ya?”
“Iya tadi aku melihatnya menyapu rumah” sambil dalam hati berkata, nama gadis cantik itu ternyata viola.
“Dia itu cucu dari anak pertama nek iting, setahu ibu dia baru sampai kemarin sore dari jakarta, katanya sih lagi liburan.”
Aku langsung masuk kekamar mandi, setelah itu berangkat ke tempat kerja seperti biasa. Jadi saya bekerja di salah satu perusahaan kertas yang berada di kabupatenku, sekitar 30 menit menggunakan sepeda motor dari rumah tempat saya tinggal.
Setelah lulus dari SMA, saya memutuskan untuk langsung mencari pekerjaan, dan puji Tuhan langsung diterima di salah satu PT yang bergerak mengolah bubur kertas. Tempat saya bekerja ini merupakan perusahaan terbesar di kabupaten kami.