Mohon tunggu...
Laily NurAzizah
Laily NurAzizah Mohon Tunggu... Petani - Si perempuan Sulung yang ingin membuktikan takdirnya

Agribussiness, University of Jember

Selanjutnya

Tutup

Financial

Eksternalitas Positif dan Eksternalitas Negatif Sektor Pertambangan

15 Februari 2024   15:13 Diperbarui: 15 Februari 2024   17:55 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

EKTERNALITAS POSITIF

            Menurut Suciati, dkk (2020) Kehadiran sektor pertambangan memberikan dampak positif dari segi lingkungan sosial ekonomi, karena semakin ramainya jumlah penduduk yang endiirikan usaha id sekitar areal pertambangan. Kegiatan sosial kemasyarakat juga semakin ramai akibat adanya pembangunan infrastruktur di sekitar pertambangan. Kegiatan wirausaha tersebut secara langsung meningkatkan pendapatan  dan kesejahteraan masyarakat. Pendapatan masyarakat juga mneingkat akuibat adanya penyerapan tenaga kerja secara besar-besaran oleh perusahaan tambang. Peningkatan pendapatan masyarakat juga mendukung pendapatan nasional dalam sektor pertambangan.

EKTERNALISASI NEGATIF

  • Menimbulkan kerusakan lingkungan. Pertambangan menimbulkan pencemaran air dan kerusakan sungai akibat bahan tambang. Pencemaran lingkungan lain seperti polusi udara, hutan tandus dan terjadinya tingkat kebisingan yang tinggi. Eksternalitas negatif yang muncul dari pertambangan batubara yang paling dominan adalah perubahan bentang alam, pencemaran lingkungan dan konflik sosial yang relatif kecil (Nahuway dkk, 2018) .
  • Perubahan bentang alam terjadi karena alih fungsi lahan yang semula area pertanian atau area hutan menjadi areal pertambnagan. Akibat aktivitas pertambangan menimbulkan cekungan-cekungan yang tidak dilakukan reklamasi. Bekas bekas galian tambang berupa lubang-lubang tidak direklamasi sehingga menimbulkan genangan ketika hujan. Genangan air ini kerap menimbulkan banyak korban jiwa akibat tenggelam.
  • Tambang menjadi penyebab gangguan kesehatan akibat debu yang timbul pada saat operasi penggalian dan pengangkutan batubara, dimana debu-debu tersebut terkonsentrasi di udara, utamanya di saat musim kemarau. Gangguan kesehatan yang di alami oleh masyarakat yang bermukim di sekitar pertambangan batubara berupa Gatal-gatal, diare/mencret, mual, pusing, pilek, batuk-batuk, dan susah bernafas/sesak nafas (ASMA)

Sumber :

Nahuway, R. R., Warami, H., & Tjolly, I. 2018. Eksternalitas dan Harapan Masyarakat Terhadap Kehadiran Perusahaan Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat. Ilmu Sosial dan Humaniora. 7(2), 115--125.

Suciadi, M., e. P. Purnomo, dan A. N. Kasiwi. 2020. Eksternalitas Positif Tambang Batubara Terhadap Kesejahteraan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kabupaten Kutai Kartanegara. Ilmiah Dinamika Sosial. 4(2): 267-285.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun