InstaPot adalah media tanam organik instan untuk tanaman holtikultura seperti buah dalam pot, sayur, dan bunga. InstaPot merupakan pengembangan dari Peat pallet sebagai media pembibitan dengan bahan lumut spaghnumdan tanah gambut yang dipadatkan hingga berukuran kecil. Namun, ketersediaan peat pallet di pasaran Indonesia masih terbatas dan kebanyakan masih impor. Kelebihan dari InstaPot yakni murni dari bahan organik, tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari 3mm-10mm dan tentunya ditawarkan dengan harga yang lebih terjangkau.Â
Bahan InstaPot disesuaikan dengan karakteristik tanah gambut sehingga dapat mengembang 2-3kali lipat seperti halnya Peat pallet. Ukuran InstaPot yang lebih beragam menjadikan fungsi yang lebih luas, tidak hanya untuk pembibitan tetapi juga sebagai pot dengan media tanam sekaligus. Penggunaannya yakni dengan merendam InstaPot dengan air hingga mengembang dan kemudian siap ditanami. InstaPot dibuat dari campuran kompos, cocopeat, sekam bakar, dan limbah pelepah pisang dengan sedikit tanah yang dipress dan dikeringkan.Â
InstaPot dibalut dengan kain kasa dan kulit pelepah pisang sebagai pengganti pot. Sasaran pasar InstaPot yakni masyarakat perkotaan yang tertarik dengan urban farming dan tidak ingin disulitkan dengan media tanam. Prospek bisnis InstaPot kedepannya akan semakin besar seiring berkurangnya lahan pertanian dan meningkatnya trend home gardening terutama selama pandemi covid 19. Pemasaran InstaPot dilakukan secara offline maupun online melalui e-commerce atau sosial media. Biaya tetap yang diperlukan sekitar Rp. 7.670.000, sementara biaya variabel setiap 100 pcs ukuran 5mm berkisar Rp. 242.000 dengan harga jual Rp.5000/pcs.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H