Mohon tunggu...
Laily NurAzizah
Laily NurAzizah Mohon Tunggu... Petani - Si perempuan Sulung yang ingin membuktikan takdirnya

Agribussiness, University of Jember

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Apakah Proses Legowo Sesakit Ini?

19 Desember 2023   16:42 Diperbarui: 19 Desember 2023   16:48 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kenapa harus aku? 

Kenapa yang lain bisa beralasan? 

sementara aku harus mengiyakan 

Dengan konsekuensi, mau jadi pengecut dengan menolak atau mau sok jadi pahlawan 

Seakan menjadi objek atas perilaku pengecut yang lari dari tanggung jawab

Azizah, Damai Azizah, damai

Beradamailah dengan diri sendiri

Tak perlu risau dan kecewa atas  apa-apa yang tidak sesuai dengan ekspektasimu

Tidak akan menjadi masalah jika memang tidak dipermasalahkan

Selalu di jalan pulang itu do tengah dinginnya malam menjelang pagi 

Ditemani rintik hujan dengan iringan lagu sendu nadin

Kata tak pantas bagi hidupku sebelumnya, seolah lancar sekali terutarakan

Bersama suara motor yang terus melaju menerobos air dan angin yang menyapa

Bun, hidup berjalan seperti bajingan

Hidupku rasanya berubah 180 derajat, ini bukan aku ? atau memang inilah jalanku yang seharusnya?

Tak peduli setidak menariknya track record dan integritasmu

Aku ingin usai, tapi kembali teringat niat tulus untuk tetap mempertahankan

Meski sepenuhnya sadar akan tidak pantasnya diriku untuk mereka

Begitu rendahnya aku dibanding dengan para petarung lainnya

Agaknya ini bukan tempat belajar lagi, mereka tidak akan memaklumi ketidakbisaanmu

Mereka akan terus mencecar dan menghakimi atas ketidakmaksimalanmu 

Bahkan setelah nanti saat dirimu telah usai

Tidak adil kataku

Bukan aku yang meminta dipilih, bukan aku yang meminta ada di posisi ini

Aku tidak gila jabatan , aku tidak gila kehormatan, dan aku tidak punya kepentingan sama sekalii

Mereka berkata, pilihlah tour guide yang memiliki kestabilan emosi

Maaf, saya terlalu sibuk dengan ratapan ketidakikhlasan ini, hingga sulit untuk berprogress dan berkhidmat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun