Mohon tunggu...
Laily NurAzizah
Laily NurAzizah Mohon Tunggu... Petani - Si perempuan Sulung yang ingin membuktikan takdirnya

Agribussiness, University of Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berprasangka Baik (Huznudzan) kepada Allah, Orang Lain dan Diri Sendiri

13 Desember 2023   21:30 Diperbarui: 13 Desember 2023   21:41 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua yang kotor pastinya tidak nyaman dari segi jasmani dan rohani, kunci untuk membuatnya nyaman kembali dengan cara membersihkan dan merawatnya. Huznudzan atau berprasangka baik terbagi dalam prasangka baik terhadap Allah swt, orang alim (orang lain) dan berhuznudzan terhadap diri sendiri. Allah swt berkata " Aku sesuai prasangka hambaku kepadaku" Jika prasangka itu baik maka kebaikan baginya dan apabila prasangka itu buruk Maka keburukan baginya. (H.R. Muslim). Kehidupan adalah ujian dan Ilmu adalah hikmah sebagai pembelajaran.  Perbedaan orang beriman dengan orang munafik diantaranya yaitu ujian bagi orang beriman merupakan ladang pahala yang dapat menghapus dosa-dosa orang yang beriman.

"Kekuatan besar dalam iman bukan hanya bersyukur atas kenikmatan yang kita dapat tapi kekuatan iman yang paling tinggi adalah ketika bersyukur saat mendapatkan ujian. Diceritakan kisah Ubay bin Ka'ab yang diberikan ujian demam, kehebatannya diberi ujian dan cobaan justri Ubay bin Ka'ab tetap bersyukur dan berdoa atau tidak meminta disembuhkan karena sakit tersebut dianggap sebagai perantara Allah mengampuni dosa-dosanya. Sakit beliau dapat menggugurkan dosa-dosa. Kisah lain menyebutkan Sa'ad bin Abi Waqash salah seorang Assabiqunal Awwalun yang diberikan Allah ujian berupa kebutaan, tetapi beliau justru bersyukur dan senang dengan ketentuan Allah tersebut jauh lebih baik daripada penglihatannya.

Lalu bagaimana sikap kita ketika diberikan ujian? Kita harus berhuznudzan kepada Allah swt, dengan berprasangka baik bahwa Allah menyayangi hambanya dan mau mengampuni dosa-dosa kita melalui ujian tersebut dan digantikan sebagai pahala atas kerelaan dan kesabaran kita. Selanjutnya kita harus meminta solusi terbaik kepada Allah karena setiap permasalahan tentu ada solusinya, dan "Allah tidak akan memberikan ujian kepada sesorang diluar batas kemampuan hambanya". Justru dengan ujian tersebut seoarng hamba bisa lebih berkembang dalam mengahadapi situasi dan dapat meraih hikmah atau pembelajaran dibaliknya. 

Dan, bagaimana ya cara Allah mengabulkan doa kita? " Dan apabila hambaku bertanya tentangku, maka jawablah bahwa aku dekat, aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaku"  Maka jangan khawatir apakah doa kita sampai atau diterima Allah, tugas dan kewajiban kita adalah beribadah dan berdoa hasil diterima dan dikabulkannya doa tersebut sudah menjadi hak Allah sesuai dengan janjiNYA, senantiasa berbaik sangkalah agar doamu segera terkabul, kalaupun doamu belum terkabul berarti Allah telah merencanakan sesuatu yang lebih baik dari yang kamu inginkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun