Mohon tunggu...
Laily NurAzizah
Laily NurAzizah Mohon Tunggu... Petani - Si perempuan Sulung yang ingin membuktikan takdirnya

Agribussiness, University of Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatnya Tuntutan Konsumen terhadap Produk Pertanian

25 November 2023   22:10 Diperbarui: 25 November 2023   22:24 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertumbuhan penduduk semakin meningkat tiap tahunnya, bahkan 80 tahun ke depan jumlah penduduk Indonesia diperkirakan meningkat hingga 310 juta penduduk. Sebagai mahluk, manusia membutuhkan makan, minum, tempat tinggal, pakaian, pendidikan, pelayanan kesehatan  dan masih banyak lagi kebutuhan yang lainnya. Pertambahan jumlah penduduk a akan meningkatkan kebutuhan setiap individu, terutama dalam hal pangan. Pertanian sebagai pemegang tatanan negara menempati posisi yang sangat penting. 

Sektor pertanian sebagai penyedia pangan, bahan baku industri, penyedia lapanagna pekerjaan, sumber devisa negara, dan penjaga stabilitas lingkungan. Tuntutan masyarakat akan sektor pertanian semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini didorong oleh kebutuhan masyarakat itu sendiri.  Semakin banyaknya industri saat ini yang memerlukan bahan baku menjadi penyebab sektor pertanian harus mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produksinya yang sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan konsumen.

 Kebutuhan pangan yang meningkat mendorong sektor pertanian untuk meningkatkan produktifitasnya agar pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri tetpa terpeNuhi. Semakin meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai kesehatan atau gaya hidup sehat juga menjadi tuntutan penting dalam sektor pertanian. Kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat salah satunya didorong oleh penyakit yang bermunculan akibat mengkonsumsi makanan yang tercemar pestisida maupun pangan yang tidak memnuhi standar gizi. 

Pertanian masa depan dituntut untuk menghasilkan pangan yang aman dikonsumsi dan bergizi tinggi. Pola pertanian masa depan ditutut untuk beralih dari pertanian konvensional yang masih menggunakan pestisida atau pupuk kimia menjadi pertanian konservasi yang menggunakan input hayati yang tidak membahayakan produk pangan yang dihasilkan. Tuntunan selanjutnya mengenai pertanian yang sustainable, yakni pertanian yang ramah lingkungan. Permasalahan lingkungan seperti pemanasan global, degradasi lahan, polusi tanah akibat pupuk kima, dan lainnya menjadi penyebab adanaya tuntutan masyaraka untuk menerapkan pertanian yang berprisnsip kelestarian lingkungan.

Gaya hidup masyarakat yang semakin modern menginginkan produk yang praktis, ekonomis dan efisien. Contohnya saa dalam hal pangan, konsumen menginginkan pangan yang berkualitas, bermutu, mudah dikonsumsi, dan sempurna.  hal ini mendorong terciptanya produk dari segi warna, rasa, ukuran, kualitas, dsb. Rekayasa genetika pada sektor pertnian sudah tidak asing lagi, rekayasa genetika ini tidak hanya digunakan untuk meeningktkan produktivitas melainkan juga untuk memenuhi kualifikasi konsumen.  Rekayasa enetika tanamna seperti tanaman yang tahan hama , produk buah tanpa biji, pangan yang berwarna warni, bentuk produk yang unsusual dan masih banyak lagi.  

Intinya tuntutan masyarakat akan sektor peranian yakni :

  • Mampu memenuhi kebutuhan masayarakat dari segi kuantitas, sehingga tidak sampai kekurangan pangan.
  • Mampu memenuhi kebutuhan bahn baku indutri untuk kebutuhan barang olahan.
  • Mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan kualifikasi dan gaya hidup yang semakin modern.

Mampu memproduksi tanaman yang berkualitas tinggi, aman dikonsumsi, dan juga aman bagi lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun