RESUME JURNAL BULLWHIP EFFECT
Â
Judul jurnal    : Analisis Bullwhip Effect Menggunakan Vendor Managed Inventory di   UMKM Marrone
Penulis       : Nina Putri Wardana , Elly Wuryaningtyas Yunitasari , dan Emmy Nurhayati
PENDAHULUAN
UKMN Marrone merupakan industri makanan dengan produk brownies yang terdiri dari dua varian yaitu brownies kukus original dan double cheese. Industri UMKM Pemasaran produk brownies melalui 4 outlet yaitu tegal, brebes, adiwerna dan Mejasem. Marrone menjalankan produksi berdasarkan make to order dan make to stock. UMKM Marrone sering mengalami bullwhip effect dikarenakan update forecasting yang tidak tepat dan adanya fluktuasi permintaan brownies. Bullwihip effect merupakan salah satu permasalahan dalam rantai pasok yang menyebabkan kurang optimalnya sistem khusunya meningkatkan biaya produksi. Bullwhip effect dapat diantisipasi dengan menganalisis kondisi dengan metode vendor managed inventory yang dapat mengontrol jumlah produksi dan distribusi produk berdasarkan permintaan konsumen. Bullwhip effect pada UMKM Marrone yaitu terdapat perbedaan antara permintaan dengan data order pada masing-masing outlet tersebut. Terjadi penambahan permintaan secara dadakan serta sering pembatalan pesanan oleh konsumen. Peramalan permintaan atau forecasting di masing-masing outlet tidak akurat. Fluktuasi pesanan seringkali terjadi ketika hari-hari tertentu seperti lebaran, musim liburan, hari natal, dan hari besar lain yang meningkatkan permintaan secara drastis. Â
PEMBAHASAN
Kondisi bullwhip effect tersebut akan menyebabkan ketidaksiapan produksi UMKM Marrone mulai dari inventory yang tidak mencukupi untuk memproduksi sejumlah permintaan sehingga peluang laba yang tinggi tidak dimanfaatkan, begitu pula ketika persediaan ditingkatkan namun terjadi penurunan pesanan yang menyebabkan pengeluaran yang tinggi tanpa adanya penerimaan yang mencukupi. Penyelesaiannya yaitu dengan pendekatan collaborative, planning, forecasting, replenishment (CPFR) untuk mengefisiensikan aliran supply chain dan menjaga kestabilan harga. Level UMKM Marrine menentukan ukuran pemesanan dan waktu pesan berdasarkan informasi dari masing-masing outlet tentang sisa persediaan bahan baku ataupun produk. UMKM Marrone mengalami bullwhip effect karena nilai BE masing-masing outlet berada diatas parameter BE yang telah ditetapkan. Nilai BE maka perlu dilakukan peramalan dengan metode vendor managed inventory. Metode peramalan yang digunakan adalah metode winter's yang menghasilkan tingkat kesalahan peramalan terkecil. Biaya penyimpanan produk UMKM Marrine sebesar  Rp.50/unit,  biaya pemesanan Rp. 32.000/unit (kukus original) dan Rp. 38.000/unit (double cheese). Perhitungan nilai persediaan digunakan untuk mengetahui kapasitas maksimal stock, safety stock, dan reorder point. Jumlah permintaan brownies pada otlet Adiwerna sebanyak 1086 unit kue kukus original dan 151 unit double cheese dengan rata-rata demand 918 kue kukus serta 1075 double cheese. Metode VMI dapat meminimalisir produk yang tersisa pada setiap periode untuk mencapai pemesanan dan pengiriman optimal.
KESIMPULAN
Nilai bullwhip effect pada UMKM Marrone setelah diterapkannya vendor managed inventory menunjukkan nilai penurunan di masing-masing outlet yakni pada UMKM Marrone dari yang semula brownies kukus original bernilai 1,1719 menjadi 0,541, brownies double cheese dari 1,21745 menjadi 0,5036. Nilai BE pada outlet Adiwerna, Brebes, Mejasem, dan Tegal juga turut menurun. Usulan Perbaikan bagi UMKM Marrone yaitu melakukan sistem pendataan terpusat, pencatatan pergudangan, pengendalian jumlah persediaan, dan sistem pengolahan data dengan peramalan jumlah permintaan aktual.
Referensi     :Â
Wardana, N.P., E. W. Yunitasari, dan E. Nurhayati. 2022. Analisis Bullwhip Effect Menggunakan Vendor Managed Inventory Di UMKM Marrone. Teknologi Technoscientia. 14(2) : 97-107.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H