Mohon tunggu...
Laily NurAzizah
Laily NurAzizah Mohon Tunggu... Petani - Si perempuan Sulung yang ingin membuktikan takdirnya

Agribussiness, University of Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Nilai Tukar Rupiah di Indonesia

21 November 2023   16:50 Diperbarui: 21 November 2023   16:57 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinamika Nilai Tukar Rupiah Di Indonesia

Nilai tukar Indonesia telah mengalami dinamika yang cukup panjang. Gejolak nilai tukar yang paling mempnegaruhi segala aspek kehidupan ekonomi dan politik di Indonesia yang terjadi pada tahun 1997 hingga 1998 menjadi sejarah buruk yang perlu dijadikan pelajaran agar kondisi tersebut tidak terjadi tentunya dengan kontrol pemerintah dengan lembaga keuangan terkait serta adanya partisipasi masyarakat. 

Terjadi inflasi yang mencapai 77% pada tahun 1997 yang dapat dilihat dari naikny aharga barang-barang di dalam negeri. Inflasi terjadi ketika nilai mata uang rupiah melemah terhadap dollar. Uang yang dimiliki masyarakat bernilai kecil sehingga barang-barang dalam negeri hingga barang impor sangat tinggi.  Hal tersebut mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Melemahnya rupiah akan menyebabkan krisis ekonomi dan krisi kepercayaan terhadap mata uang dalam negeri (Zakiyah, 2019).

Guna menghindari kondisi serupa perlu adanya kebijakan strategis atau biasa disebut kebijakan monoter untuk menjaga kestabilan nilai rupiah. Lembaga yang dibei wewenang adalah Bank Indonesia yang memiliki independensi dalam menyusun instrumen kebijakan monoter mulai dari menarik maupun memperbanyak uang yang beredar dimasyarakat.  

Kestabilan usaha tentunya menjadi penting dalam pelasanaan usaha masyarakat Terjadi gejolak nilai tukar selama periode 1983 hingga 1999 terutama pada krisis monoter. Inflasi rata-rata sebesar 10%, kecuali pada tahun 1998 yang mencapai 77%. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar adalah peubah nilai tukar, jumlah uang yang beredar di masyarakat, inflasi di luar negeri, dan harga beras.  Namun inflasi luar negeri tidak terlalu berpengaruh secara signifikan.

Perdagangan internasional baik ekspor maupun impor memerlukan mata uang asing untuk pembayaran secara internasional. Perpindahan mata uang asing internasional bergerak pesat , hal tersebut sangat mempnegaruhi dinamika nilai tukar yang akan mengancam negara-negara yang menganut sistem nilai tukar tetap yang snagat rentan terhadap arus balik modal dan kegiatan spekulatif. Krisis nilai tukar terburuk yakni terjadi di negara-negara Amerika latin tahun 1990 dan negara Asia, termasuk Indonesi ayakni tahun 1997 hingga 1998 (Syarifuddin, 2015).

Dinamika nilai tukar yang snagat pesat akan mengganggu kestabilan perdagangan internasional sehingga turut memmpengaruhi sektor riil domestik, produksi, konsumsi, dan stabilitas harga domestik. Kondisi tersebut akan mengancam pertumbuhan ekonomi pada masa mendatang mengingat iklim bisnis sangat terdampak.  

Dinamika nilai tukar rupiah baik pelemahan (depresiasi)  maupun penguatan (apresiasi) mengalami kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kondisi depresiasi (pelemahan nilai tukar) sangat merugikan bagi produsen yang bergantung pada bahan baku impor karena harga rupiah yang dibayar sangat tinggi  untuk mendatangkan produk dari luar negeri, namun membuat masyarakat lebih suka membeli barang dalam negeri. 

Depresiasi menjadikan perekonomian lemah arena kebutuhan dalam negeri yang hanya bisa diperoleh dari impor akan tidak terpenuhi. Depresiasi untuk kondisi ekspor menguntungkan karena jumlah rupiah yang diperoleh lebih banyak dengan nilai mata asing yang tetap. 

Adanya kondisi apresiasi akan menguntungkan dalam mengimpor barang karena hanya memerlukan rupiah yang sedikit untuk memperoleh suatu komoditas dari luar negeri, sehingga pemenuhan kebutuhan dalam negeri ikut terpenuhi . namun, kondisi tersebut membuat masyarakat lebih menyukai produk impor sehingga tidka tercipta kemandirian. 

Kurs acuan internasional yakni menggunakan mata uang dolla amerika serikat. Kondisi nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika pada tahun 2015 hingga 2019 mengalami fluktuasipada rentang Rp.13.000/USD hingga 15.000/USD namun belum pernah mencapai Rp. 16.000/USD. Berikut ini adalah perkembangan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika setiap tahunnya (1996-awal 2022). 

                                                        

Tahun

Nilai kurs/USD

1996

2.383.00

1997

4.650.00

1998

8.025.00

1999

7.100.00

2000

9.595.00

2001

10.265.67

2002

9.261.17

2003

8.571.17

2004

9.030.42

2005

9.750.58

2006

9.141.25

2007

9.142.42

2008

9.771.67

2009

10.356.17

2010

9.078.25

2011

8.773.25

2012

9.418.58

2013

10.562.67

2014

11.884.50

2015

13.457.58

2016

13.329.83

2017

13.398.17

2018

14.267.33

2019

14.130.58

2020

14.625.25

2021

14.344.92

2022

14.376.00

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dollar setiap tahunnya bersifat fluktuatif dan mengalami fase depresiasi dan fluktuasi. 

Nilai tersebut juga dipengaruhi nilai fluktuasi bulanan yang terjadi dalam satu tahun, mengingat nilai kurs rupiah terhadap dollar amerika sellau berubah-ubah setiap harinya. Kurs dollar digunakan dalam pelaksanaan perdagangan internasional. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika nilai tukar rupiah :

  • Jika kegiatan impor tinggi maka permintaan nilai mata uang asing akan meningkat seiring peningkatan permintaan penyediaan produk dari luar negeri. Impor yang semakin naik akan menurunkan kurs rupiah terhadap mata uang asing (terdepresiasi).

  • Jumlah uang yang beredar di masyarakat (uang giral dan kartal). Jika penawaran rupiah tinggi maka nilai tykar rupiah akan terdepresiasi begitupun sebaliknya.
  • Perkembangan suku bunga, jika tingkat suku bunga tinggi maka investor akan berdatangan (domestik dan mancanegara) sehingga kurs rupiah kan meningkat.

Pemerintah perlu mengatur kestabilan nilai tukar rupiah melalui kebijkan monoter, baik melalui pengelolaan jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga serta kebijakan ekspor impor seperti pembatasam kuota atau pajak untuk melindungki produsen dan konsumen sehingga tercipta kesstabilan ekonomi. Pengurangan jumlah uang yang beredar dapat menekan inflasi sehingga mencapai kondisi stabil dan berdampak pada kurs rupiah yang stabil (Fatmawati, 2021).

DAFTAR PUSTAKA

  • Syarifuddin, F. 2016. Konsep, Dinamika Dan Respon Kebijakan Nilai Tukar Di Indonesia. Jakarta : Bank Indonesia Insitute
  • Fatmawati, M. 2021. Dinamika Nilai Tukar Rupiah Terhadap Us Dollar: Metode Monetary Approach. JEQU. 11(2) : 265-284.
  • Nilai Tukar Mata Uang Asing Terhadap Rupiah. Diakses melalui https://satudata.kemendag.go.id/exchange-rates pada 31 Maret 2022 pukul 06.23 WIB.
  • Zakyah. 2019. Hubungan Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Pendapatan Nasional di Indonesia Menggunakan Model Dinamis. Ekonomi Regional Unimal. 2(2) : 98-108.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun