Pemasaran merupakan ujung tombak kegiatan produksi karena dari kegiatan inilah suatu produk pertanian dari produsen bisa sampai ke tangan konsumen. Produsen memperoleh keuntungan dan dapat melanjutkan siklus produksi dari adnaya perubahan produk menjadi uang yang merupakan modal produksi sekaligus keuntungan yang didapat. Kompetisi antar sesama produsen agribisnis akan selalu terjadi sehingga produsen harus dapat bersaing untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Perusahaan dapat menerapkan strategi pemasaran 4P ( price, place, product, dan promotion) atau biasa disebut dengan bauran pemasaran. (Asmarantaka dkk, 2017)
Pemasaran tidak terlepas dari individu atau lembaga yang menjalankan fungsi pemasaran. Lembaga pemasaran memiliki peranan yang penting  diantaranya yaitu menjembatani pemenuhan kebutuhan konsumen dari produsen. Lembaga pemasaran berhubungan langsung dnegan konsumen sehingga lebih mudah mengetahui kriteria keinginan konsumen sehingga informasi inilah yang menjadi pertimbangan produsen dalam menciptkan produk sesuai permintaan pasar. Infomrasi pasar yang diperoleh oleh lembaga pemasar sangat penting bagi produsen guna pengambilan keputusan jumlah dan waktu produksi untuk menghindari resiko kerugian.
Pemasaran agribisnis menjembatani konflik kepentingan produsen dnegan konsumen mengingat tujuan antar keduanya  selalu berkebalikan. Produsen memilikki tujuan untuk memaksimalkan profit jangka panjang disisi lain konsumen menginginkan kepuasan maksimal terhadap produk dengan menyesuaikan pendapatan mereka yang terbatas sehingga penentuan profit yang diambil tentunya harus disesuaikan. Pokok yang paling penting adalah produsen selalu mencari harga tertinggi untuk maksimalisasi profit smenetara konsumen umumnya akan mencari produk dengan harga terendah. Produsen cenderung memproduksi produk dengan jenis yang sama dalam jumlah yang banyak adapun konsumen pastinya akan membeli produk berjenis banyak dengan jumlah sedikit.
Pemasaran agribisnis di Indonesia masih tergolong belum efisien, hal ini disebabkan oleh beberapa hal sperti lemahnya sarana dan prasarana distribusi, seperti sarana jalan antar daerah yang rusak, transportasi yang belum menjangkau ke suluruh wilayah dan masih banyak lagi. Informasi pasar yang diterima produsen masih minim. Peningkatan SDM sangat diperlukan untuk memunculkan kreatifitas dan inovasi agar produk agribisnis bisa lebih kompetitif di pasaran. Pemasaran agribisnis tentunya juga harus mengikuti perkembangan teknologi, gaya hidup konsumen, dan kondisi terkeni seperti adanya pandemi. Sesuai dengan definisi pasar secara luas, terjadinya pemasaran tidak hanya terjadi secara fisik melainkan juga mellaui media online. Pemasaran produk agribisnis dengan e-commerce dapat menjadi peluang pemasaran baru yang lebih fleksibel bagi konsumen. (Utami dan Firdaus, 2018).
Konsumen akan memebli suatu produk dnegna meperhatikan beberapa faktor seperti jenis, kesesuaian dnegna kebutuhan atau keinginan, lokasi produk, kemudahan memprelohe suatu produk, dan harga jual produk yang nantinya akan disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki konsumen. Perilaku konsumen terdiri dari aktivitas mental dan aktivitas fisik. Aktivitas mental seperti penilaian terhadap kesesuaian merek produk, kualitas produk maupun pelayanan berdasarkan pengalaman konsumen. Adapun aktivitas fisik seperti dengan berkunjung ke toko, membaca panduan konsumen, interaksi dnegan wiraniaga sekaligus memesan produk. (Tjiptomom, 2018)
REFRENSI :
AMCBE. 2018. Strategi Pemasaran dalam Perspektif Perilaku Konsumen. Bogor : Penerbit IPB Press.
Asmarantaka, R. W. 2018. Bunga Rampai Agribisnis Seri Pemasaran. Bogor : Penerbit IPB Press.
Asmarantaka, R.W., J. Atmakusuma, Y. N. Muflikh, dan N. Rosiana. 2017. Â Konsep Pemasran Agribsnis : Pendekatan Ekonomi dan Manajemen. Agribisnis Indonesia. 5(2) : 151-172.
Maihani, S dan Elfiana. 2016. Pemasaran Produk Pertanian Berbasis Agribisnis dalam Upaya Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan. Lentera. 16 (18) : 63-70.
Utami, H. N. Dan I. F. A. Firdaus. 2018. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Online Shopping : Prespektif Pemasaran Agribsinis. Ecodemica.2 (1) : 136-146.