Tiba-tiba Muhamedd berlari sambil berteriak Taliban datang. Awalnya para tentara tidak mempercayainya, karna setiap minggu mohammed sering mengatakan itu, tapi kali ini taliban benar-benar menyerang pos mereka dengan jumlah yang sangat banyak, menyerang mreka dari segala penjuru. Serangan itu membuat tentara Amerika kewalahan.
Beberapa tentara mulai tumbang, sementara pesawat apace yang berangkat dari Qatar butuh waktu 2 jam untuk sampai ke lokasi. Carter yang sepanjang perang mengunakan kolor saja berusaha keras memenuhi persedian peluru untuk rekan rekan mereka yang sedang berperang. Tenaga medis berusaha keras menyelamatkan yang mreka bisa selamatkan. Carter yang mebawa persediaan amunisi terjebak di mobil bersama Gallagos dan yang lainnya. Romesha juga harus terluka terkena ledakan RPG. romesha melakukan yang ia bisa untuk menyelamatkan pos itu dari serangan musuh.
Pasukan Taliban mulai memasuki pos mreka, Romesha tidak membiarkan begitu saja pasukan Taliban menduduki pos mereka. Letnan Romesha merencanakan penyerangan secara tim untuk mengambil alih kembali pos mreka.
Gallagos, Cordova, Carter, Mace dan Martin yang terjebak di dalam mobil mencoba melarikan diri namun sayang mace, gallagos dan martin tertembak, carter bersama cordova kembali ke mobil untuk menyelamatkan diri.
Carter yang melihat mace selamat berusaha menyelamatkannya dengan di cover Cordova, mace berhasil di bawa ke mobil dengan keadaan kaki luka parah. Pasukan Romesha berhasil menembaki pasukan Taliban yang mencoba menembaki kamp mereka, namun jumlah pasukan Taliban terlalu banyak.
Helikopter akhirnya datang mengebom pasukan Taliban, Cordova menghubungi letnan bundermann melalui radio yang di temukan Carter. Letnan bundermann memerintahkan untuk kembali ke kamp setelah pesawat pengebom menjatuhkan bomnya. Carter mengunakan momen itu untuk membawa Mace ke ruang medis.
Jam 6 sore pasukan bantuan datang, dan tentara Taliban sepenuhnya berhasil dikalahkan. Malamnya Kapten Portis menemui Letnan Bundermann. Kapten Portis akan meledakan kamp itu besok. Malam harinya para korban dan yang cedera di evakuasi terlebih dahulu dari kamp itu.
Pagi-pagi sekali team Romesha dijemput. Setelah memastikan semua aman mereka pergi dan meledakkan kamp itu untuk selamanya.
Kabar buruk harus di dengar Carter, teman baiknya Mace tidak bisa di selamatkan.
Scene memperlihatkan romesha menghubungi keluarganya, setelah di kamp tidak pernah menghubungi keluarganya.
Carter sangat merasakan kesedihan yang mendalam kehilangan teman terbaiknya Mace.