Mohon tunggu...
Constantine marvel
Constantine marvel Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

anak sekolahan yang biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Paus Fransiskus dengan Kesederhanaan

17 September 2024   13:49 Diperbarui: 17 September 2024   14:06 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jorge Mario Bergoglio atau dikenal sebagai Paus Fransiskus Lahir pada 17 Desember 1936, Buenos Aires, Argentina. Paus Fransiskus memiliki ayah bernama Mario dan seorang ibu bernama Regina Sivori. Sebelum memulai perjalanannya sebagai imamat, Paus Fransiskus merupakan lulusan teknik kimia. Paus Fransiskus memulai jalan imamatnya pada 11 Maret 1958. Paus Fransiskus masuk ke dalam novisiat Serikat Yesus yakni sebuah ordo dalam gereja katolik. Paus Fransiskus diangkat menjadi uskup Buenos Aires pada tahun 1992 lalu menjabat sebagai Kardinal pada tahun 2001. Pada 13 Maret 2013, melalui konklaf Paus Fransiskus terpilih sebagai paus ke-266. Ia merupakan paus pertama yang berkebangsaan dari benua Amerika. 

Paus Fransiskus merupakan salah satu orang terkaya di dunia dengan gaji 493 juta rupiah tetapi semua gaji tersebut disumbangkan untuk gereja, keluarga-keluarga, kepada orang-orang yang membutuhkan dan seterusnya. Paus Fransiskus juga memilih untuk tinggal di wisma sederhana daripada di Istana Apostolik mewah di Vatikan.

Pada 3 September 2024, Paus Fransiskus memulai tur Asia-pasifik selama 12 hari yang akan dimulai di negara Indonesia. Kini Paus Fransiskus telah beranjak umur 87 tahun tentu hal yang sulit untuk seseorang dengan usia tersebut melakukan tur selama 12 hari. Selama 3 hari Paus Fransiskus berada di Indonesia, ia mengejutkan banyak orang terkait dengan keputusan-keputusannya.

Sebelum pergi ke Indonesia, Paus Fransiskus lebih memilih menaiki pesawat komersial daripada pesawat pribadi untuk berangkat ke Indonesia. Saat tiba di Indonesia Paus Fransiskus menolak menggunakan mobil mewah tetapi ia lebih memilih menggunakan Kijang Innova Zenix. Mobil yang digunakan Paus memiliki harga Rp. 430.400.000,00 yakni suatu harga yang cukup umum untuk sebuah mobil.

Tidak hanya kendaraan yang digunakan Paus Fransiskus yang sederhana. Paus Fransiskus terlihat juga menggunakan jam tangan pemberian perusahaan jam tangan ternama, yaitu Casio. Jam tangan yang diberikan memiliki harga 100 ribuan rupiah tentu sebuah harga yang sangat terjangkau untuk sebuah jam tangan dibandingkan dengan jam-jam Casio yang lainnya yang memiliki harga jutaan bahkan jutaan rupiah. Paus Fransiskus menggunakan jam tangan sederhana tentu meluluhkan hati warga negara Indonesia yang melihat secara langsung maupun sosmed (sosial media).

Saat di Indonesia, tentu Paus Fransiskus memerlukan tempat untuk beristirahat karena usianya yang sudah tua dan ia berada di Indonesia selama 3 hari. Paus Fransiskus ditawarkan untuk menginap di hotel mewah selama 3 hari tetapi ia memilih untuk beristirahat di kedubes Vatikan (kedutaan besar Vatikan). Tentu hal tersebut menunjukkan bahwa Paus Fransiskus sangat rendah hati dan tidak memilih kemewahan melainkan lebih memilih kesederhanaan. 

Saat Paus Fransiskus berada di Indonesia, ia mengadakan misa besar di GBK (Gelora Bung Karno). Paus Fransiskus menghargai protokol dari GBK (Gelora Bung Karno) dengan tidak menggunakan rumput stadium tersebut. Tentu hal yang sangat baik yang dilakukan oleh Paus Fransiskus karena telah menghargai protokol atau peraturan yang diterapkan oleh Gelora Bung Karno (GBK). Tentu keputusan Paus Fransiskus membuat warga negara Indonesia menjadi menghormati Paus Fransiskus.

 Dapat kita simpulkan bahwa Paus Fransiskus telah mengajarkan dan menginspirasi kita bangsa Indonesia banyak hal seperti rendah hati, kesederhanaan, menghargai dan banyak. Kita sebagai warga negara Indonesia dan generasi muda harus mengambil dan menghidupi gaya hidup dan cara Paus Fransiskus memandang dunia. Kita harus menerapkan sikap menghargai, rendah hati dan kesederhanaan karena kita tidak memerlukan kemegahan dalam kehidupan kita untuk menjadi bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun