Mohon tunggu...
Constantine Davin Ethan
Constantine Davin Ethan Mohon Tunggu... Editor - Pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Makna dalam Perbedaan

21 November 2024   20:26 Diperbarui: 21 November 2024   21:23 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Awalnya, saya merasa canggung, tetapi lama-kelamaan interaksi kami dengan para santri menjadi semakin akrab. Mereka menyimak dengan antusias, bahkan bertanya dengan kritis.

Pada malam hari, sesi talkshow kembali diadakan. Namun pada kesempatan kali ini, kami lah yang berbagi pengalaman sebagai umat Katolik kepada para santri. Dialog berlangsung hangat dan penuh rasa ingin tahu. Banyak pertanyaan diajukan, mulai dari bagaimana kami merayakan Natal hingga bagaimana kami memandang Tuhan. Percakapan ini menjadi momen reflektif bagi saya, menyadarkan bahwa perbedaan keyakinan tidak seharusnya menjadi penghalang, melainkan peluang untuk saling memahami.

Menurut buku Islam dan Toleransi: Sebuah Pendekatan Baru karya Syafii Maarif, toleransi dalam agama Islam bukan hanya sekadar menerima keberadaan orang lain, tetapi juga menghormati keyakinan dan tradisi mereka. 

Hal ini terasa selama kami berada di pesantren. Para santri dan kyai tidak hanya menerima kehadiran kami, tetapi juga berusaha memahami cara pandang kami. Hal yang sama kami lakukan, mengapresiasi nilai-nilai Islam yang mereka praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Hari terakhir ekskursi ditutup dengan aktivitas sederhana, yaitu dengan berkemas dan berpamitan. Namun, kepergian kami meninggalkan kesan mendalam di hati. Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa keberagaman adalah anugerah yang harus dirayakan, bukan dihindari. Dialog lintas agama menjadi kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif.

"Ketika kita berbicara dalam bahasa toleransi, dunia menjadi tempat yang lebih damai." ~Dalai Lama

Ekskursi ke Pesantren Kebon Jambu bukan sekadar perjalanan, tetapi perjalanan jiwa yang memperkaya pemahaman dan membentuk karakter. Perbedaan tidak lagi terasa sebagai jarak, melainkan sebagai jembatan menuju pemahaman yang lebih dalam. Semoga pengalaman ini menjadi pijakan bagi kami, generasi muda, untuk terus memperjuangkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun