Aku tahu dia akan segera kembali dia hanya membawa beberapa potong pakaian. Dia akan segera kembali...
Seminggu berlalu, dia belum kembali juga. Aku menunggu di sofa kesayangannya. Perutku sangat lapar dan aku belum makan apapun setelah kepergiannya. Aku kelaparan. Aku akan menunggunya pulang... Dia akan pulang sebentar lagi...
Dua hari setelah seminggu kepergiannya. Aku mendengar pintu berderit. Dia pulang!! Tapi tidak sendiri. Dia bersama pria yang tak kukenal. Mereka mengemas barang-barang dan menyusun pada satu mobil pick up. Aku menyambutnya dengan sapaan dan senyum termanisku. Dia mengacuhkanku. Tak lagi aku dipeluknya dan diajak bercerita. Aku merasa dunia runtuh. Dia seperti tak mengenalku.
Tak butuh waktu lama, rumah kecil itu sudah kosong melompong. Aku melihat mereka berciuman di sudut ruang depan. Dia sama sekali tak memperdulikanku hingga pintu dikunci dibelakangku, mereka pun berlalu dari hadapanku.
Setelah ini aku sudah tahu akan seperti apa. Aku kembali ke jalanan mengais-ngais tong sampah, membiarkan pandangan orang-orang rendah terhadapku.
Aku sudah menyukainya dan berjanji akan setia, tapi dia meninggalkanku. Haruskah aku mencari rumah yang baru yang senyaman rumahnya?
Dia sudah menjinakkanku, dia harus bertanggungjawab! Dia tak boleh meninggalkanku...
Aku berjalan menyusuri rumah-rumah kecil lainnya dan sialnya tetes-tetes runcing itu kembali menyiksaku. Aku tak perduli lagi... Aku terus berjalan hingga kutemukan seseorang yang mau menjinakkanku seperti cara gadis itu menjinakkanku.
-
Pria berjaket hitam itu berdiri dengan setangkai mawar di balik punggungnya. Aku mendekatinya,
"Miauuww... Ayo jinakkan aku..."