Mohon tunggu...
Conni Aruan
Conni Aruan Mohon Tunggu... Administrasi - Apa ya?

Zombie

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pratama Setya: Evenaar Sang Utusan

21 Januari 2014   12:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:37 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi semalam, sepulang dari kerjaan saya langsung tepar, niatnya tepar sampai pagi. Tapi apa daya ketukan halus di pintu memaksa saya untuk bangkit.

Hanya dua kemungkinan Bibi mengetuk kamar saya; menagih uang kost dan menyerahkan paket. Berhubung bayar uang kost awal bulan, berarti ketukan itu pertanda ada paket.

Begitu pintu saya buka, Bibi tersenyum, “Paket Neng,” Bibi menyerahkan paket itu sambil bertanya, “buku ya?”.  Saya tersenyum sambil mengamati paket yang dibungkus dengan rapi, menimangnya, dan memperhatikan nama pengirimnya, “Pratama Setya”. “Iya Bi, terima kasih Bi.” Bibi pamit dan aku menutup pintu dibelakangku. Alisku bertaut.

Siapa Pratama Setya?

Paket ini benar-benar ditujukan kepada saya. Jelas sekali nama saya dituliskan di sana, penerima: Conni Aruan. Alamatnya pas mantab. Pengirimnya? Saya sama sekali tidak mengenalnya. Saya rasa saya tidak punya kenalan bernama Pratama, baik di dunia nyata atau di dunia maya. Saya juga merasa tidak ada memesan buku bulan ini. Lagi, saya tidak pernah memberikan alamat saya kepada Pratama Setya.

Paket itu benar-benar membuat penasaran. Ingin segera merobek pembungkusnya. Tapi saya urung. Saya memutuskan mandi dulu. LOL :-P (Kalian tahu kan? Jekardah dingin sekali sepanjang hari, hujan tiada henti membasahi bumi pertiwi. Haghag)

-

1390276051158995219
1390276051158995219

Saking rapinya pembungkus paket itu, tangan saya kepayahan merobek pembungkusnya. Jadi saya menggunakan cutter.  Pelan-pelan saya sayat pembungkusnya –jangan sampai mengenai isi paket. Ada note berbunyi, “gambar di balik kertas ini jangan dibuang.” Ok. Saya mengamati gambar itu, semacam peta. Peta yang mengingatkan saya dengan Bilbo Baggins, Frodo Baggins, Shire, Middle Earth, Orc, Pippin, Gandalf, si tampan Legolas, dll. :D

Dan inilah isi paket itu saudara-saudara.Sebuah buku dengan tebal  600 sekian halaman. Sampul depannya sangat menggoda. Sebuah pintu kaca tertutup di ujung lorong, yang menyajikan sebuah dunia yang bersinar dan hijau di luarnya.

13902768571800368574
13902768571800368574

13902774362052482400
13902774362052482400

[caption id="attachment_317232" align="aligncenter" width="332" caption="Daftar isi yang "]

1390277515119750475
1390277515119750475
[/caption]

13902777061934821271
13902777061934821271

[caption id="attachment_317235" align="aligncenter" width="516" caption="Tentang penulis yang bikin saya terharu dan tertawa. "]

13902777921196520454
13902777921196520454
[/caption]

Dari ternyata Pratama Setya ini adalah seorang Kompasianer juga dengan akun "Kupretist" dan aktif menulis di http://kupretist.wordpress.com/ . Dan lagi, saya tidak berteman dengan akun Kupretist dan tidak pernah bertandang ke wordpress-nya dia. Kenapa dia mengirimkan bukunya sama saya?

1390279066289808327
1390279066289808327
Saya menurutkan ingin saya untuk mengetahui lebih lagi tentang penulis, maka saya mampir ke tulisan ini   http://media.kompasiana.com/buku/2014/01/12/novel-pertama-saya-berfiksi-fantasi-625852.html.

Dari sana saya mendapatkan pelajaran bahwa sebuah karya tidak akan mati dan teronggok begitu saja hanya karena penolakan, masih ada jalan lain, masih ada pilihan lain. Setiap karya itu punya jiwa. Setiap karya itu hidup dan akan menemukan jalannya  sendiri. Penulis hanya perlu menulis, meniupkan roh kepada setiap kata-kata hingga menciptakan sebuah kehidupan. Dan buku karya Pratama Setya ini memilih jalannya melalui self publishing. Salut.

Buku ini berkisah tentang  perjalanan seorang pemuda sekitar 16-17 tahunan bernama Aqiel yang terjebak di antara perang antarkerajaan. Dahulu kala pernah ada satu bangsa, yaitu bangsa Gargiria. Kemudian terpecah belah menjadi Zalikan dan Suta. Ketika terjadi pemberontakan di kotanya maka Aqiel harus melarikan diri. Dalam pengembaraannya itu, dia bertemu dengan karakter lainnya dan perjumpaan demi perjumpaan merangkai suatu kisah petualangan mengejutkan. Seperti bertemu dengan makhluk raksasa, benda-benda ajaib, hingga menemukan kebenaran tentang jati dirinya. Di sisi lain, dia bertemu dengan seorang gadis sebayanya yang misterius. Membuatnya menyimpan perasaan kagum, minder, dan juga amarah. Masa lalu dan masa depan membuat Aqiel terjerembab dalam kekacauan. Masing-masing kerajaan berusaha menguasai kotanya yang ternyata menyimpan rahasia tentang perahu angkasa bernama Vimana. (Copas dari tulisan Kupretist)

Sambil saya menuliskan semua ini, sebuah pesan masuk menjelaskan paket yang saya terima semalam. "Buku itu dari bang Rustam."

Oooh. Inilah buku yang dimaksud Ito Rustam itu ternyata. Jelas sudah asal usul buku ini. Tinggal membacanya saja belum selesai.

Udah gitu aja, selamat santap siang.

Terima kasih Kupretist dan Ito Rustam. :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun