Mohon tunggu...
Conni Aruan
Conni Aruan Mohon Tunggu... Administrasi - Apa ya?

Zombie

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Balik Hujan

25 Juli 2014   16:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:16 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: http://1.bp.blogspot.com

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Sumber gambar: http://1.bp.blogspot.com"][/caption]

Hujan lagi Bornok

Kau tahu, aku bosan menguntai kata rindu pada hujan aku ingin mencari kata cinta pada musim kemarau yang kering pada setiap partikel debu yang menguasai jalanan pada bising kendaraan yang memekakkan telingaku

Kenapa mesti hujan Bornok?

Apakah karena butirannya yang menyerbu aku menemukan jeda untuk duduk merenung apakah karena sejuknya yang menelusup darahku berdesir merdu apakah karena aliran air yang darinya daratan hatiku tak lagi tandus apakah karena rinainya pandanganku kabur dan dia terlukis di benakku?

Kenapa mesti dia Bornok?

Kenapa harus suaranya yang kudengar saat hujan turun Kenapa harus senyumnya yang terbentuk saat hujan turun Kenapa harus dirinya utuh yang kurindu saat hujan turun

Ah Bornok, aku lelah dengan perasaanku aku muak dengan hujan yang tak jemu menjelma dirinya aku mual dengan pikiranku yang tak habis mengurai keindahannya aku jenuh dengan kegilaanku terhadapnya

Bornok, hujan makin deras saja

Dan mataku mulai mengeluarkan air tanpa kupinta aku benci hujan bornok, ia selalu berhasil menelanjangiku dengan kenangan yang kupendam jauh di sana; di hatiku yang semakin menghitam.

Bornok, pernahkah kau mencinta? jika saat itu tiba kisahkanlah pada gelap malam yang akan memelukmu dengan pekatnya membuaimu dengan heningnya

jangan hujan Bornok, jangan

-

31 Maret 2014 Ditulis untuk Bornoks Jabornok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun