"Kisah itu bukan luka. Walaupun kau terus menangis. Aku tahu. Air mata tak pernah mendamaikan kesepian musim di tamanmu. Berabad-abad. Tangisan dan kemarahan kita, selalu berakhir pada kisah-kisah kemenangan. Dan itu, makin melebamkan sejarah negerimu!"
100 tahun berikutnya, teater seperti mendeklarasikan kematian tubuh bahasa dan sejarah dirinya. Setiap hari. ***