Mohon tunggu...
Condro Ayu Mukti Kuncoro
Condro Ayu Mukti Kuncoro Mohon Tunggu... Guru - Guru

Halo, saya Condro Ayu, seorang penggemar dan praktisi pendidikan yang memiliki kecintaan mendalam pada bahasa dan sastra Indonesia. Sejak menekuni bidang ini, saya semakin memahami betapa bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga jembatan budaya, sejarah, dan nilai-nilai kemanusiaan. Di blog ini, saya berbagi pandangan dan refleksi tentang dunia pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, termasuk metode pengajaran kreatif, literasi, serta pentingnya membangun apresiasi terhadap karya sastra Nusantara di kalangan generasi muda. Saya percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun karakter dan menumbuhkan semangat literasi, yang tidak hanya akan memperkaya pengetahuan, tetapi juga memperkuat identitas budaya. Tulisan-tulisan di sini diharapkan dapat menginspirasi para pendidik, siswa, dan siapa pun yang memiliki rasa cinta terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Mari kita bersama menciptakan ruang belajar yang penuh makna dan mencintai bahasa kita dengan sepenuh hati.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keragaman Peserta Didik dan Pemenuhan Target Kurikulum dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

7 November 2024   22:10 Diperbarui: 7 November 2024   22:19 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Namun, isu terkini yang menjadi perhatian adalah pengembalian Ujian Nasional (UN) dan penghapusan sistem zonasi. Pengembalian UN menjadi perdebatan, mengingat UN sering kali dianggap tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya dari peserta didik. Ujian ini sering kali terlalu menekankan pada hasil yang dapat diukur secara kuantitatif, sementara proses pembelajaran yang lebih holistik sering terabaikan. Di sisi lain, sistem zonasi yang diterapkan dalam penerimaan siswa baru dianggap menghambat akses pendidikan yang merata, karena dapat menyebabkan pembatasan pilihan sekolah berdasarkan lokasi geografis. Dengan adanya sistem zonasi, peserta didik mungkin tidak memiliki akses ke sekolah-sekolah berkualitas tinggi, yang pada gilirannya dapat memengaruhi perkembangan akademik dan sosial mereka.

Kedua isu ini berdampak pada keragaman peserta didik dan pemenuhan target kurikulum, karena dapat memengaruhi keseimbangan dan kesempatan yang dimiliki siswa untuk belajar di lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di tengah perubahan ini, pembelajaran berdiferensiasi menjadi semakin penting. Pemenuhan target kurikulum melalui pembelajaran berdiferensiasi berarti mengakomodasi keragaman peserta didik dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Guru perlu melakukan diagnosis awal untuk mengidentifikasi kemampuan dan kebutuhan masing-masing peserta didik, sehingga mereka dapat memberikan pengalaman belajar yang disesuaikan.

Ini bisa dilakukan dengan memberikan pilihan dalam tugas dan kegiatan, memfasilitasi pembelajaran kelompok, atau menggunakan teknologi untuk mendukung pembelajaran individual. Dengan memberikan pilihan kepada siswa, mereka merasa lebih terlibat dan memiliki kontrol atas proses belajar mereka, yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar.

Ketercapaian target kurikulum juga harus dievaluasi secara sistematis. Evaluasi bukan hanya sebatas menilai hasil akhir, tetapi juga harus menjadi alat untuk memahami proses pembelajaran. Melalui evaluasi yang komprehensif, guru dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, serta memahami dinamika kelas. Hal ini memungkinkan guru untuk melakukan perbaikan yang diperlukan agar pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Kurikulum di Indonesia terus mengalami perkembangan untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik. Pembelajaran berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka menjadi kunci untuk menghargai keragaman peserta didik dan memenuhi target kurikulum. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai toleransi dan saling menghargai di antara peserta didik, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan keterampilan dalam mengelola keragaman di kelas, sehingga semua peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif dan mencapai potensi terbaik mereka.

Dalam jangka panjang, hal ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia secara keseluruhan. Kualitas pendidikan yang lebih baik tidak hanya akan memberikan manfaat bagi individu peserta didik, tetapi juga akan menciptakan masyarakat yang lebih berpendidikan, produktif, dan inovatif. Oleh karena itu, penting bagi semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sekolah, dan orang tua, untuk bekerja sama dalam mendukung implementasi pendidikan yang inklusif dan berdiferensiasi ini.

DAFTAR RUJUKAN

Abdul Mu'ti. 2023. "Kurikulum Merdeka, PPDB Zonasi, dan Peniadaan UN Akan Dievaluasi." Kompas TV. Diakses pada [28 Oktober 2024]. https://www.kompas.tv/pendidikan/547797/abdul-mu-ti-sebut-kurikulum-merdeka-ppdb-zonasi-dan-peniadaan-un-akan-dievaluasi.

Anwar, Khoirul. 2021. Pendidikan Islam Multikultural: Konsep dan Implementasi Praktis. Lamongan: Academia Publication.

Gardner, Howard. 2011. Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. 2nd ed. New York: Basic Books.

Suriansyah, Ahmad, Dra. Aslamiah, Drs. Sulaiman, dan Noorhafizah, S.T. Strategi Pembelajaran. FlipHTML5. Diakses dari https://fliphtml5.com/aausu/gtkn/Strategi_Pembelajaran_by_Drs._Ahmad_Suriansyah%2C_M.Pd%2C_Ph.D.%2C_Dra._Aslamiah%2C_M.Pd%2C_Ph.D.%2C_Drs._Sulaiman%2C_M.Pd.%2C_Noorhafizah%2C_S.T%2C_M.Pd./#google_vignette pada [28 Oktober 2024].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun