Apa itu akal? Apa itu logika? Mana yang lebih dulu, akal atau logika? Banyak pertanyaan seputar hal ini. Umumnya mereka menganggap "logika" mendahului "akal". Ini bisa terjadi karena faktor kebiasaan.Â
Dimanapun perlu logika. Perlu bersikap logis, sehingga terkesan jangkauan "logika" sedemikian luas, lalu dianggap punya posisi kuat, sehingga terkesan kuat bahwa logika sebagai fondasi berarti mendahului akal. Padahal akal adalah fondasi. Atau banyak yang memilih dua-duanya (akal & logika bersamaan) karena dihampir setiap ungkapan disebutkan, "gunakan nalar yang logis", "harus logis", "belajar logika dong", "ini masuk akal" secara seimbang
Lupakan dulu apa itu "logika", "akal". Kita fokus ke fungsi dari kedua hal tersebut. Terserah mau dibolak-balik katanya, kalau sudah paham dasar fungsi kerjanya, maka akan mudah melabeli tanpa salah hirarki.
Berpikir itu menelusuri hubungan sebab-akibat.
Panduan
Panduan adalah pengetahuan, sehingga dapat dikatakan pula bahwa berpikir itu menelusuri pengetahuan tentang hubungan sebab-akibat. Ini menegaskan bahwa berpikir melibatkan: menelusuri + panduan.
Pertanyaannya, "logika" dalam kaitannya dengan berpikir, masuk kategori manakah? Logika adalah menelusuri, atau logika adalah panduan?
Skenario 1
Jika logika = menelusuri, berarti berpikir dengan logika itu baru sekedar menegaskan aktifitasnya (menelusuri), yang berarti bahwa panduan dalam berpikir bukan termasuk logika. Logika bukan panduan.
Ini berarti "panduan" dalam berpikir masuk kategori selain dari logika? Itu hanya pada akal. Akal juga sebenarnya merupakan panduan tetapi di level lebih dalam (batin).
Ini sama saja berkata bahwa fondasi berpikir, fondasi menelusuri bukan pada logika tetapi pada akal. Ini menegaskan bahwa akal mendahului logika, karena untuk menelusuri perlu wilayah untuk ditelusuri, jadi perlu akal dulu sebagai (wilayah) panduan untuk ditelusuri.
Atau kalau dipaksakan, "akal" itu = menelusuri, berarti berpikir sama sekali tidak mengikuti panduan? Salah! Sehingga mau tak mau "akal" harus dianggap sebagai "panduan". Dan karena sudah ada "logika" sebagai panduan, maka "akal" adalah panduan dari dimensi yang berbeda.
Logika itu melibatkan realita lahir, sehingga "akal" merupakan panduan dari dimensi batin.
Ya berarti sama saja, bahwa dimensi batin ada terlebih dahulu sebelum dimensi lahir, sehingga akal lebih dahulu sebelum logika.
Skenario 2
Jika logika = panduan, berarti berpikir dengan logika itu menelusuri panduan, yang berarti logika itu = panduan.
Berlogika berarti memakai logika berarti memakai panduan.
Demikian pula "akal" berbeda dengan "berakal". Berakal berarti menggunakan akal, menggunakan panduan (hidayah) dari sisi batin.
Ini sama saja, bahwa dimensi batin ada terlebih dahulu sebelum dimensi lahir, sehingga akal lebih dahulu sebelum logika.
Kesimpulan
- Akal & Logika adalah panduan;
- Berpikir itu menelusuri hubungan sebab-akibat;
- Berpikir itu menelusuri batas-batas;
- Berpikir itu menelusuri panduan;
- Berakal & berlogika berarti melibatkan panduan (pengetahuan);
- Akal adalah panduan dari dimensi batin;
- Logika adalah panduan yang sejalan dengan pengalaman - realita sehari-hari;
- Dimensi batin mendahului dimensi lahir, sehingga akal mendahului logika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H