Umum dikenal sebagai depresi, penyakit mental ini cukup serius dan bisa berdampak negatif pada cara seseorang merasa, berpikir, serta bertindak. Depresi bisa membuat seseorang merasa sedih dan berada dalam suasana hati yang tertekan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
Orang yang mengalami depresi kehilangan minat pada aktivitas yang dulunya menyenangkan, perubahan nafsu makan, perubahan pola tidur, kehilangan energi atau meningkatnya kelelahan, merasa tidak berharga dan bersalah dan mengalami kesulitan dalam konsentrasi dan membuat keputusan.
Â
4. Gangguan Depresi Persisten
Penyakit mental ini dikenal dengan nama distimia. Mereka yang mengalami gangguan depresi persisten biasanya mengalami perasaan sedih yang terus-menerus, penurunan produktivitas, energi rendah, keputusasaan, perubahan selera, rendahnya kepercayaan diri, serta rendahnya harga diri. Penyebab dari penyakit ini adalah peristiwa kehidupan traumatis, kecemasan konstan, gangguan bipolar, dan bahkan ketidakseimbangan kimiawi di otak.
Â
Dalam masa pandemi yang masih terus berlanjut ini, penting untuk dapat mencari bantuan jika mengalami kesulitan dalam mempertahankan kesehatan mental. Seperti dilansir dari halodoc.com, kesehatan mental dan jiwa lebih dari sekadar tidak adanya penyakit. Namun, penting untuk diperhatikan bahwa ada banyak faktor yang menentukan kesehatan mental dan kesejahteraan jiwa secara keseluruhan.
Faktor individu memainkan peran penting dalam hal ini. Namun, keadaan sosial, lingkungan, dan keuangan juga berinteraksi secara dinamis dengan faktor individu untuk meningkatkan atau mengancam kesehatan mental.
Jika kamu memiliki gangguan kesehatan mental, mencari pertolongan profesional dan mengendalikan stres dapat membantu kamu mengatasi gejala gangguan mental yang kamu alami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H