Mohon tunggu...
Cokorda Istri Trisna
Cokorda Istri Trisna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sweet tooth

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kebijakan Ideal untuk Ekonomi Berkelanjutan: Sinergi Keuangan demi #UangKita untuk Masa Depan Indonesia

25 Desember 2024   16:45 Diperbarui: 25 Desember 2024   17:10 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia" merupakan kutipan dari Sang Proklamator yang menyoroti betapa pentingnya peran generasi muda dalam berinovasi dan menciptakan perubahan-perubahan yang signifikan bagi negara. Salah satu dalam hal ini adalah generasi muda yang memegang kendali vital dalam menciptakan inovasi untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan bagi negara.

Ekonomi berkelanjutan merupakan suatu inti pembangunan yang memberikan fokus kepada pemanfaatan sumber daya ekonomi yang berkorelasi dengan 3P yaitu Profit (keuntungan ekonomi), People (pelaku ekonomi), dan Planet (lingkungan hidup) yang saling berkoordinasi untuk meningkatkan potensi saat ini maupun masa depan demi kesejahteraan bersama. Dalam mewujudkan ekonomi berkelanjutan yang tentunya berdinamika di tengah pesatnya era transformasi digital ini maka besar proporsi para generasi muda dalam memberikan kontribusi dan perannya. Peran generasi muda ini sebagai agen perubahan maupun agen pembangunan melalui inovasi dalam akselerasi ekonomi digital untuk membangun masa depan yang lebih nyata, sebab dengan adanya pengembangan keterampilan digital pada generasi muda ini diperkirakan mampu berkontribusi pada PDB Indonesia senilai Rp4.434 triliun. Langkah pertama dalam mewujudkannya, salah satunya melalui kontribusi dalam hal sinergitas keuangan untuk mencapai optimalisasi #UangKita sebagai tonggak utama keuangan negara demi membangun ekonomi yang berkelanjutan.

Kolaborasi generasi muda dengan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam mewujudkan ekonomi berkelanjutan dengan implementasi sinergi keuangan di era transformasi digital ini merupakan pemain kunci yang akan menentukan keberhasilan pencapaian Indonesia Maju 2045. Hal ini karena adanya bonus demografi yang menyediakan penduduk usia produktif dengan jumlah yang tinggi sehingga ketersediaan ini seharusnya diberdayakan secara optimal dengan menilik pada pentingnya connecting the dots untuk mendorong perkembangan kemampuan sumber daya manusia yang mampu menjadi aktor penggerak dalam mewujudkan ekonomi yang berkelanjutan. Upaya ini harus didukung dengan serangkaian kebijakan publik yang mampu menjadi jembatan penghubung bagi generasi muda untuk penerapan sinergi keuangan demi mencapai optimalisasi keuangan negara. Kebijakan tersebut harus mampu mendorong pengembangan talenta digital, keterampilan-keterampilan lainnya, maupun inovasi para generasi muda dalam berkontribusi terutama di sektor keuangan. Di sisi lain, penerapan kebijakan yang tepat ini juga harus memperhatikan segala aspek yang mampu mendukung peran generasi muda maupun keterlibatannya dalam mewujudkan keberlanjutan ekonomi untuk keseimbangan keuangan negara melalui optimalisasi #UangKita untuk masa depan Indonesia. Aspek-aspek tersebut meliputi, aspek sumber daya manusia dan aspek lingkungan sebagai faktor pendukung utama.

Upaya mewujudkan ekonomi berkelanjutan melalui optimalisasi keuangan negara dapat dilakukan melalui kebijakan dalam aspek sumber daya manusia. Urgensi penerapan akselerasi ekonomi digital perlu diterapkan secara masif sebagai salah satu upaya mendukung keberlanjutan ekonomi terutama dari sisi sinergi keuangan dan keterlibatan peran generasi muda sebagai aktor utama di dalamnya. Dengan bonus demografi yang dimiliki Indonesia dapat menjadi keunggulan untuk mendukung penerapan ekonomi berkelanjutan. Fenomena bonus demografi yang menyediakan banyak sumber daya manusia usia produktif yang potensial ini harus dioptimalisasi dengan peningkatan kualitas para generasi muda dalam hal digitalisasi untuk memaksimalkan perannya dalam sinergi keuangan, salah satunya melalui pendidikan (edutech) terutama untuk meningkatkan literasi keuangan. Urgensi peningkatan literasi keuangan bagi generasi muda di Indonesia dilihat dari tingkat literasi keuangan di Indonesia yang masih cukup rendah. Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tahun 2024 oleh OJK, tingkat literasi keuangan Indonesia masih di angka 65,43% yang masih di bawah target skor minimum literasi keuangan yang ditetapkan oleh OECD/INFE yaitu sebesar 70%. Masalah publik ini kemudian dapat diklasifikasikan ke dalam agenda setting untuk memformulasikan kebijakan yang tepat yaitu peningkatan literasi keuangan melalui inovasi edutech atau digitalisasi pendidikan terutama untuk para generasi muda. Hal ini akan memberikan implikasi pada pengambilan keputusan finansial yang lebih bijak dan membantu pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda dalam mengelola dan merencanakan keuangan dengan baik. Hal tersebut tentu akan mampu berkontribusi dalam perkembangan sektor finansial dalam lingkup nasional dengan terciptanya Financial Advisor oleh generasi muda sehingga berpengaruh positif terhadap optimalisasi pengelolaan keuangan negara dengan adanya sinergi keuangan dari masyarakat terutama generasi muda tersebut. Tentu saja pengaruh ini akan berdampak pada peningkatan ekonomi secara nasional dan mampu mewujudkan ekonomi berkelanjutan.

Selain peningkatan literasi keuangan, dalam aspek sumber daya manusia juga perlu ditanamkan kesadaran finansial untuk mendukung peran generasi muda sebagai katalisator transformasi dan sinergi sektor keuangan di Indonesia untuk mewujudkan keberlanjutan ekonomi. Kesadaran finansial ini merupakan suatu indikator dalam mewujudkan literasi keuangan yang baik. Dengan adanya kesadaran finansial maka implementasi dari optimalisasi literasi keuangan akan mampu mencapai sasaran berupa sinergi keuangan dan pengelolaan keuangan negara yang optimal. Urgensi ini kemudian dapat menjadi dasar dalam formulasi kebijakan yang dapat mendukung penanaman dan peningkatan kesadaran finansial terutama bagi para generasi muda yang memiliki porsi peran yang besar dalam rangka mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Kebijakan yang akan diformulasikan tersebut harus mampu mendorong tingkat kesadaran finansial para generasi muda salah satunya melalui pelibatan aktif generasi muda dalam komunitas-komunitas yang memahami kebijakan pengelolaan #UangKita sebagai tonggak keuangan negara untuk penggerak perubahan menuju Indonesia Maju 2045, seperti partisipasi aktif para generasi produktif dalam Komunita Kementerian Keuangan. Dengan ikut serta dalam komunitas-komunitas tersebut maka akan mampu meningkatkan kesadaran finansial sehingga menjadi penyulut bagi para generasi muda dalam berkontribusi di bidang pengelolaan keuangan negara untuk mewujudkan optimalisasi #UangKita demi ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan publik yang dapat mendukung keterlibatan aktif generasi muda di berbagai komunitas sadar keuangan dalam rangka peningkatan kesadaran finansial ini harus mampu mencakup berbagai aspek pendukung yang mampu memberikan pemahaman mengenai edukasi pentingnya terlibat dalam komunitas untuk meningkatkan kesadaran finansial sehingga akan mampu mewujudkan transformasi keuangan dan sinergitas mencapai ekonomi yang berkelanjutan dengan pengelolaan keuangan negara yang optimal. Selain itu, dengan berpartisipasi dalam komunitas sadar keuangan yang berkaitan dengan kebijakan pengelolaan keuangan negara seperti Komunita, akan dapat menjadi jembatan penghubung antara aspirasi para generasi muda dengan pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Hal ini karena tentu banyak generasi muda memiliki ide-ide kreatif yang dapat mendukung kebijakan keuangan negara sehingga aspirasi ide ini harus dilibatkan dalam pengambilan kebijakan keuangan negara agar mampu menciptakan sinergi keuangan yang lebih optimal demi ekonomi yang berkelanjutan.

Selain penguatan dari sisi sumber daya manusia secara langsung, diperlukan juga faktor pendukung yang mampu memaksimalkan pemberdayaan dari aspek sumber daya manusia. Dalam hal ini, harus ada inovasi yang mendukung pemberdayaan tersebut diantaranya inovasi pada digitalisasi keuangan yang tentu dapat menjadi pendukung dari peran generasi muda untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Salah satu dari hal ini adalah pengembangan fintech untuk mendukung investasi yang diminati oleh generasi muda. Berdasarkan studi oleh OJK, sebanyak 81,46% investor adalah generasi muda dengan jenis investasi yang paling diminati adalah investasi yang mendukung isu-isu keberlanjutan dengan praktik bisnis yang ramah lingkungan. Tren ini dapat menjadi dasar kebijakan dalam penghadiran produk investasi yang berfokus pada prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) dengan kemudahan teknologi keuangan (fintech) dalam bidang investasi yang semakin mudah, fleksibel, transparan, dan efisien. Dengan demikian, peran generasi muda akan dapat didukung dalam optimalisasi keuangan negara untuk keberlanjutan ekonomi.

Pembahasan mengenai ekonomi berkelanjutan tidak hanya berfokus pada aspek sumber daya manusia tetapi juga harus fokus pada pemberdayaan sumber daya tersebut dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Dari sisi ekonomi maka dapat dilakukan dengan penyediaan lapangan kerja, sedangkan dari sisi keberlanjutan maka akan mengarah pada penyediaan lapangan kerja terutama di sektor hijau atau Green Jobs. Menurut Bappenas, ekonomi hijau di Indonesia akan menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru di tahun 2030 dengan kualifikasi Green Jobs. Tren ini tentu harus dimanfaatkan oleh generasi muda dalam mengembangkan dan melatih keterampilannya terutama dalam hal energi baru terbarukan, pertanian, manufaktur, penciptaan serta pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, dan pembangunan ramah lingkungan yang tentunya harus dijembatani oleh kebijakan publik yang relevan dalam peningkatan keterampilan yang mendukung sektor hijau. Dengan adanya hal tersebut akan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat mengisi lapangan kerja hijau untuk menggerakkan ekonomi nasional dan mewujudkan keberlanjutan ekonomi.

Dengan solusi-solusi kebijakan yang ideal dari aspek sumber daya manusia dan aspek lingkungan tersebut, peran generasi muda dapat dimaksimalisasi dalam kontribusinya untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan melalui keuangan negara yang optimal. Memanifestasikan ekonomi berkelanjutan bukan hanya tanggung jawab salah satu pihak saja sehingga kolaborasi dan sinergi diperlukan oleh generasi muda dengan para stakeholder untuk menciptakan optimalisasi #UangKita untuk masa depan Indonesia. Dengan implementasi kolaborasi dan kebijakan ideal akan membawa sinergi keuangan optimal sehingga mampu menciptakan keberlanjutan ekonomi bagi Indonesia. Oleh karena itu, kini saatnya generasi muda melangkah demi mewujudkan #UangKita untuk Masa Depan Indonesia.

Referensi:

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. (2022). Generasi Muda yang Berkualitas Tinggi Berperan Penting dalam Pertumbuhan Ekonomi di Era Society 5.0. Diakses dari https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3913/generasi-muda-yang-berkualitas-tinggi-berperan-penting-dalam-pertumbuhan-ekonomi-di-era-society-50

Kementerian Keuangan. (2024). Gen Z dan Peran Financial Advisor: Membangun Masa Depan yang Lebih Nyata. Diakses dari https://djpb.kemenkeu.go.id/portal/id/berita/lainnya/opini/4386-gen-z-dan-peran-financial-advisor-membangun-masa-depan-yang-lebih-nyata.html

Otoritas Jasa Keuangan. (2024). OJK Dan BPS Umumkan Hasil Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan Tahun 2024. Diakses dari https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/OJK-dan-BPS-Umumkan-Hasil-Survei-Nasional-Literasi-dan-Inklusi-Keuangan-Tahun-2024.aspx

OECD. (2023). OECD/INFE 2023 International Survey of Adult Financial Literacy. Diakses dari https://www.oecd.org/en/publications/oecd-infe-2023-international-survey-of-adult-financial-literacy_56003a32-en.html

Kementerian Ketenagakerjaan. (2024). Green Jobs: Masa Depan Pekerjaan Hijau di Indonesia. Diakses dari https://majalahsenta.kemnaker.go.id/artikel/green-jobs:-masa-depan-pekerjaan-hijau-di-indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun