Tak boleh ada yang tahu kalau aku kini rapuh
Bagai dinding yang perlahan retak dan mulai runtuh
Jangan ada yang faham jika aku sudah lemah
Sangat lelah dalam titiknya yang terbawah
.
Kau bilang aku punya stamina emosi yang kuat
Kau salut atas segenap kesabaranku
Namun banyak hal yang kau tak pernah tahu
Termasuk titik terendah pertahananku
.
Aku sendiri menanggung seluruh beban kehidupan
Mengais rejeki dalam selaksa keterbatasan
Menerjang badai yang kerap datang menghadang
Mencoba bertahan dalam riak dan gelombang
.
Tak ada ruang nyaman tempatku berlindung
Tak ada tiang penyangga agar tetap tegak berdiri
Tak ada tempat kokoh untuk sekedar bersandar
Tak ada keping hati yang hangat menemani
.
Biarlah kusimpan sendiri ketidakberdayaanku
Dan kutangisi keterpurukan jiwaku
Kusampaikan berulang kali dalam munajatku
Kupasrahkan diri dalam hening batinku
.
Bangkitlah dan terus berjuang
Kau tidak sendiri, kau memiliki Tuhan
Kalimat itu sampai saat ini masih juga terngiang
Maka kepada-Nya lah semua duka kuserahkan
.
Ya Robb, tempat segala doa kupanjatkan
Bantu hamba melewati kerasnya kehidupan
Kembalikan lagi ketegaranku yang dulu
Genggam aku dalam limpahan kasih sayang-Mu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H