Mohon tunggu...
Coklat
Coklat Mohon Tunggu... -

Insan pejalan kehidupan yang telah digariskan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kembalikan Lagi Ketegaranku

11 Januari 2012   20:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:01 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak boleh ada yang tahu kalau aku kini rapuh

Bagai dinding yang perlahan retak dan mulai runtuh

Jangan ada yang faham jika aku sudah lemah

Sangat lelah dalam titiknya yang terbawah

.

Kau bilang aku punya stamina emosi yang kuat

Kau salut atas segenap kesabaranku

Namun banyak hal yang kau tak pernah tahu

Termasuk titik terendah pertahananku

.

Aku sendiri menanggung seluruh beban kehidupan

Mengais rejeki dalam selaksa keterbatasan

Menerjang badai yang kerap datang menghadang

Mencoba bertahan dalam riak dan gelombang

.

Tak ada ruang nyaman tempatku berlindung

Tak ada tiang penyangga agar tetap tegak berdiri

Tak ada tempat kokoh untuk sekedar bersandar

Tak ada keping hati yang hangat menemani

.

Biarlah kusimpan sendiri ketidakberdayaanku

Dan kutangisi keterpurukan jiwaku

Kusampaikan berulang kali dalam munajatku

Kupasrahkan diri dalam hening batinku

.

Bangkitlah dan terus berjuang

Kau tidak sendiri, kau memiliki Tuhan

Kalimat itu sampai saat ini masih juga terngiang

Maka kepada-Nya lah semua duka kuserahkan

.

Ya Robb, tempat segala doa kupanjatkan

Bantu hamba melewati kerasnya kehidupan

Kembalikan lagi ketegaranku yang dulu

Genggam aku dalam limpahan kasih sayang-Mu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun