Mohon tunggu...
Dece Mulyono
Dece Mulyono Mohon Tunggu... Freelancer - pemerhati masalah sosial

menulis untuk kebaikan bersama...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Perkembangan Umat Katolik di Gantiwano, Klaten

14 Februari 2020   10:44 Diperbarui: 14 Februari 2020   10:40 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, Yulius Pantiana dengan dibantu oleh Al. Purwoko berhasil menggalang donasi dari seorang tokoh Katholik dari Gantiwarno yang pada saat itu sedang memegang jabatan di PT Telkom Bandung, bernama Hyro Tugiman. Tokoh lain yang juga berhasil dilibatkan dalam proses pembangunan kapel/gereja Gantiwarno oleh Yulius Pantiono adalah Sugiyarto, mantan kepala sekolah SMA N 1 Klaten, Sunarto, Sutadi dan Sunardi. Ketiga tokoh terakhir memberi bantuan dengan menanggung biaya pemasangan eternit, pemasangan tegel lantai, dan pembuatan pagar.

Berkat donasi dari beberapa tokoh dan dukungan dari umat Katholik di empat wilayah di Gantiwarno, proses pembangunan kapel/gereja Gantiwarno dapat segera dilanjutkan kembali. Proses pembangunan kapel/gereja Gantiwarno, dari pembuatan tembok hingga pemasangan genting membutuhkan waktu sekitar 3 bulan.

Selain kegiatan pembangunan gedung kapel/gereja Gantiwarno, Yulius Pantiana bersama panitia pembangunan kapel/gereja Gantiwarno juga melakukan pengurusan sertifikat tanah yang dipergunakan untuk pembangunan kapel/gereja. Sertifikat tanah untuk pembangunan kapel/gereja tersebut atas nama Pengurus Gereja Papa Miskin Paroki Wedi. 

engurusan sertifikat tanah tersebut dapat berjalan dengan lanjar berkat bantuan dari seorang tokoh Katholik, yaitu Al. Sukirno yang pada saat itu sedang memegang jabatan sebagai camat. Selain mengurus proses sertifikasi tanah, panitia pembangunan kapel/gereja Gantiwarno juga mengurus izin mendirikan bangunan (IMB) kapel/gereja Gantiwarno. Tak berselang lama sertifikat dan IMB kapel/gereja Gantiwarno turun. Oleh panitia yang diwakili oleh Al. Purwoko salinan sertifikat kapel/gereja Gantiwarno kemudian diserahkan kepada Pastur Paroki Wedi.

Pada saat terjadi gempa bumi tanggal 27 Mei 2006 kapel/gereja Gantiwarno tetap kokoh berdiri meskipun juga mengalami kerusakan kecil. Untuk mengatasi kerusakan kecil tersebut maka dilakukan kegiatan rehabilitasi. Dana yang dipergunakan untuk melakukan rehabilitasi kapel/gereja berasal dari bantuan dari donatur yang disalurkan oleh kepala desa Jabung.

Selain itu, ada pula bantuan dari dana dari pemerintah. Selain kegiatan rehab pasca gempa, pada tahun 2017 dilaksanakan kegiatan penggantian tegel lantai kapel dengan keramik. Dana untuk pelaksanaan kegiatan ini berasal dari seorang donatur, yaitu Edi.

Reorganisasi Struktur Gereja

Pada tahun 2017 Dewan Paroki Gereja Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi mengadakan penyesuaian struktur organisasi gereja dengan struktur organisasi yang ditetapkan oleh Keuskupan Agung Semarang. Dalam struktur organisasi yang baru, beberapa lingkungan yang secara geografis atau historis memiliki kedekatan digabung dalam satu wilayah. Salah satu wilayah yang dibentuk dalam struktur organisasi Paroki Wedi adalah Wilayah Gantiwarno.

Wilayah Gantiwarno mencakup 5 lingkungan, yaitu lingkungan St. Theresia Jabung, Lingkungan St Clara Kulungan (Ceporan), lingkungan Ignatius Jarakan (Ceporan) dan lingkungan Monica Kebonagung (Ceporan), lingkungan St Ignatius (Towangsan), dan Lingkungan Agustinus (Tosadu). Pembentukan wilayah Gantiwarno dapat dipandang sebagai proses revitalisasi organisasi "reksawandawan" yang pernah terbentuk pada masa perkembangan gereja di Gantiwarno, yang juga memiliki cakupan wilayah di desa-desa yang saat ini bergabung menjadi satu wilayah Gantiwarno.

Siring dengan terbentuknya Wilayah Gantiwarno maka diharapkan kedepan perkembangan umat Katholik di wilayah tersebut semakin menggembirakan sehingga bukan merupakan suatu hal mustahil bila suatu saat nanti bisa meningkat menjadi stasi atau paroki.   Pada kepengurusan wilayah Y.

Supriyadi kebersamaan umat wilayah Gantiwarno diwujudkan dengan perayaan paskah bersama umat katholik di wilayah Gantiwarno, di balai desa Ceporan. Selain diisi dengan ibadat, kegiatan perayaan paskah tingkat wilayah tersebut juga diisi dengan pentas seni dari lingkungan-lingkungan, dan penggalangan dana untuk memberikan bantuan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun