Mohon tunggu...
Nurul Kafi
Nurul Kafi Mohon Tunggu... -

Ijinkan aku untuk bisa bercerita kepadamu,walaupun pastinya hanya cerita yang biasa biasa saja.Cerita dari seorang manusia biasa ini.Aku akan bercerita kepadamu tentang kehidupan,aku akan berbicara kepadamu tentang persahabatan,aku akan mengabarkan kepadamu tentang perjuangan dan mungkin ada kalanya aku juga akan menghiburmu dengan sedikit cinta dan kasih sayang serta lelucon.Tapi ijinkan juga aku untuk bisa berbagi getir berbagi asa dan juga berbagi kepahitan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tuhanlah yang Menulis Cerita Cinta Ini (1)

26 Agustus 2010   03:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:42 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini Jodoh dari Surga,Tuhanlah yang telah menulis cerita cinta ini.

[caption id="attachment_237955" align="aligncenter" width="300" caption="connect.in.com"][/caption]

Saya jatuh cinta dengan dia saat pertama saya melihatnya.Waktu itu saya diperkenalkan oleh ayahnya yang merupakan guru sekaligus orang yang sudah kuanggap sebagai ayahanda keduaku .Mendadak perasaaan yang aneh langsung saja muncul begitu aku dipertemukan dengannya,bahagia dan rasa sakit pada saat yang sama.Saya melihatnya ketika dia akan melangsungkan pesta pernikahannya.Kedatanganku ke pesta pernikahannya itupun atas undangan ayahandanya kepadaku.

Saat mau melangsungkan pernikahannya itulah,satu peristiwa yang mengguncangkan hidupnya terjadi.Malang tak dapat ditolak,bakal calon suaminya yang akan menjadi pendamping hidupnya meninggal dalam perjalanan menuju ke tempat berlangsungnya resepsi pernikahan.Ayahandanya sangat terpukul dengan musibah yang terjadi menjelang pernikahan puteri satu satunya tersebut,goncangan hati yag tidak mampu ditahannya membuatnya telah dipanggil kembali menghadap Tuhannya.Pun begitu dengan puterinya,keceriaan dan kegembiraan yang selaluhadir di wajahnya takala aku menatapnya,mendadak hilang sirna entah kemana.Digantikan dengan wajah sedih dan suram menatap masa depan.Ku anggap sangat wajar memang,bagaimaana tidak,orang yang akan berjanji sehidup semati dengannya meninggal,tidak berselang lama ayah yang sangat dicintainya dan menjadi sandaran hidupnya pun menyusul bakal calon mantunya menghadap Sang Maha Kuasa.

Dalam hidup kita memang membuat beberapa hubungan dan beberapa diantaranya adalah hubungan yang dibuat oleh Tuhan,itu pula yang terjadi denganku.Sebelum meninggal ayahandanya memintaku untuk menikahi puteri tercintanya.Aku dimintanya untuk berjanji menjaga puteri satu satunya tersebut seumur hidupku.Sebelumnya ia telah memanggil puterinya agar ia dengan rela mau menikah denganku,itulah keinginan satu satunya sebelum ia meninggal.

Benar,bagiku ia memang jodoh dari surga,untuk itu biarlah Tuhan yang akan menuliskan cerita cintaNya pada kami berdua.

[caption id="attachment_237962" align="aligncenter" width="300" caption="amreekandesi.com"][/caption]

Aku sadar sesadarnya,aku bukanlah pria yang pantas menjadi pendamping hidupnya.Menjadi tempat berteduh ketika sedih sedang melanda,atau berbagi tawa bahagia denganku.Aku hanyalah pria biasa,pria sederhana yang seumur hidupnya mungkin belum pernah menemukan makna cinta yang sebenarnya.Tidak pernah sekalipun,dalam episode hidup yang sudah kutempuh.Aku mendapat keberuntungan untuk bisa mendapatkan kasih dari seorang wanita.Kisah hidupku adalah kisah yang datar,dimana riak gelombang cinta tidak pernah ada dalam kamus hidupku.Priaberkacamata tebal ,dengan buku dan laptop menjadi teman paling setia.Lihatlah,betapa datarnya episode kehidupanku,Selepas dari bangku kuliah,akupun dengan mudah bisa diterima kerja di sebuah pembangkit Listrik milik pemerintah yang ada di kotaku.Nyaris tidak ada sesuatu yang spesial dalam hidupku.

Aku pun tahu sesudah peristiwa tersebut,engkau sudah menutup rapat rapat pintu cintamu.Tidak akan ada lagi orang yang akan engkau ijinkan untuk membukanya.Karena bagimu cinta selalu hanya akan berbuah dengan kesakitan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun