Mohon tunggu...
Nurul Kafi
Nurul Kafi Mohon Tunggu... -

Ijinkan aku untuk bisa bercerita kepadamu,walaupun pastinya hanya cerita yang biasa biasa saja.Cerita dari seorang manusia biasa ini.Aku akan bercerita kepadamu tentang kehidupan,aku akan berbicara kepadamu tentang persahabatan,aku akan mengabarkan kepadamu tentang perjuangan dan mungkin ada kalanya aku juga akan menghiburmu dengan sedikit cinta dan kasih sayang serta lelucon.Tapi ijinkan juga aku untuk bisa berbagi getir berbagi asa dan juga berbagi kepahitan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tuhanlah yang Menulis Cerita Cinta Ini (2)

26 Agustus 2010   11:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:41 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

bagian pertama disini

Hanya satu keinginan yang selalu kupanjatkan dalam doa doaku tatkala menghadapNya.Kembalikan lagi wajah bahagia yang dulu engkau punyai,kembalikan lagi senyum manis yang dulu selalu menghiasi wajahmu.Aku belum tahu dengan jalan apa aku bisa mengembalikanmu seperti dahulu,sampai suatu saat engkau berkata dengan nada canggung,meminta ijinku untuk bisa mengikuti kursus tari yang baru dibuka.Sebagai penghilang rasa bosan karena lebih banyak berktivitas di rumah.Demikian alasan yang kau berikan,aku tentu saja hanya bisa mengiyakan saja keinginanmu.Saat itulah Tuhan memberikan petunjukNya kepadaku.Kenapa aku tidak bergabung saja denganmu,mengikuti les tari.Namun sebelumnya,aku harus menjadi pribadi berbeda,aku harus merubah penampilanku,aku ingin menjadi orang yang sangat berbeda dengan diriku yang selama ini engkau kenal.Aku ingin menjadi sosok pahlawan pahlawan cinta,seperti dalam film film yang sering kita tonton bersama dimana aku lihat engkau sangat mengagumi sosok sosok pahlawan tadi.

[caption id="attachment_237980" align="aligncenter" width="300" caption="http://im.rediff.com"][/caption]

Akupun berubah menjadi sosok yang sangat berbeda,bahkan engkaupun tidak mengenalku sama sekali saat kita berjumpa.

Dan,apa yang terjadi kemudian,engkau”kupaksa”kembali jatuh cinta dengan sosok lain dari diriku,yang tidak engkau kenal.Aku lah yang kemudian menjadi bingung ketika tiba tiba engkau datang pada sosok lain dari diriku tersebut,menanyakan kembali makna cinta.

[caption id="attachment_237989" align="aligncenter" width="300" caption="http://wallpapers99.com"][/caption]

“Bagaimana kau bisa begitu gembira? bagaimana bisa kamu mencintaiku tanpa mengharap balasan?kamu tidak merasakan sakit dalam cinta?”

Akupun menjawab.”Cintaku itu adalah karunia Tuhan,jadi bagaimana ada sakit dalam cinta dan tentang mengharapkan balasan cinta,cinta tidak mesti terbalas.Saya jatuh cinta padamu,karena saya melihat Tuhan dalam dirimu.Kalau kamu melihat Tuhan dalam diri seseorang,maka kamu akan jatuh cinta dengannya,sesederhana itulah makna cinta bagi diriku”.

Engkau masih mencoba bertanya lagi padaku

“Hidupku tidak sesederhana itu,saya tidak melihat Tuhan dalam diri siapapun.Saya telah menutup semua pintu untuk cinta.Dan dari kamu lah sekarang saya tahu cinta sejati itu apa,bahwa tidak ada sakit dalam cinta sejati,Kamu membangkitkan cinta dalam diriku lagi,cinta yang sudah lama saya bunuh dalam diriku.Dan engkau mungkin akan membangkitkan cinta yang membawa lagi kesakitan pada diriku,karena engkau tahu,aku adalah wanita yang sudah menikah.Jadi sekarang mengapa kamu tidak menjawab sebuah pertanyaan sederhana dariku,apa yang seharusnya aku lakukan sekarang?”.

Ah,bagaimanakah ini Ya Tuhan,haruskah kukatakan pada dirinya kalau sosok yang ia jumpai saat ini tidak lain adalah suaminya.Tidak,aku tidak ingin merusak lagi kebahagiaaan yang menghampirinya.Akupun dengan terbata bata menjawab dalam sedu sedan tangismu dengan berkata,”Larilah denganku,kalau kamu tidak bahagia dengannya,jika kamu tidak mencintainya maka ikutlah denganku.Tuhan mungkin tidak selalu memberikan kita kebahagiaan yang sama,terkadang kita harus merebut sedikit kebahagiaan dari Dia.Maka ambil juga kebahagiaanmu sekarang.”

Aku sadar sesadarnya,akal ini juga sudah memberikan nasihat bijaknya,kenapa tidak mencoba berterus terang saja,bahwa sosok berbeda yang kau temui dalam les tari yng sudah menggodamu dengan cinta tidak lain adalah laki laki yang sealama ini menjadi suamimu.Tapi bukan itu yang aku lakukan,aku memang sudah tersesat kawan,untuk bisa membuat kisah cintaku.Karena hal ini berarti juga akhir bagi sosok diriku yang sesungguhnya.

Aku sekarang jadi mengerti,betapa tidak bahagianya dirimu selama ini dengan sosok yang selama ini kau kenal sebagai suamimu.Pria sederhana dengan berbagai macam keterbatasannya yang sudah berani hadir dalam hidupmu.

Bagaimana ini Tuhan,apa yang seharusnya aku lakukan,kuminta petunjukMu sekarang.Kalau memang benar kisah cinta ini Engkau lah yang mengawali menulisnya,maka kuserahkan juga akhir kisah ini padamu,Tuhan.

Di Pagi hari,karena kutahu nanti malam engkau akan meninggalkan sosok diriku yang selama ini engkau kenal sebagai suamimu.Untuk kemudian ”lari” dengan sosok diriku yang lain.Maka sebelum kita melakukan itu semua.Kuajak engkau menemui Tuhan di rumahNya yang mulia.

Tuhan biarkanlah dia bahagia dimanapun dan dengan siapapun dia.Saya tidak mau yang lain dariMu.

Akhir kisah ini menjadikan aku semakin percaya bahwa kisah ini memang Engkau lah yang menulisnya.Entah apa yang sudah Kau bisikan padanya,sesudah kuajak dia ke RumahMu yang mulia.Ia lebih memilih suaminya,membatalkan rencana untuk lari dengan sosok lain penjelmaan dari diriku,yang telah berani menggodamu,menawarkan anggur cinta.

“Pergi dari seorang laki laki itu mungkin,tapi bagaimana cara pergi dari Tuhan,kemanapun saya lari Tuhan akan hadir,dan dia akan akan hadir dimanapun Tuhan berada.Saya tidak bisa meninggalkan suamiku”.Itulah kata kata yang kau ucapkan sewaktu berjumpa dengan sosok lain dari diriku.

Tuhan jua yang akhirnya memberitahumu,kalau aku suamimu,yang kau bilang sedikit membosankan dan kurang banyak bicara.Lelaki biasa yang punya penampilan sangat sederhana.Tidak lain adalah manusia yang sama dengan sosok lain dari diriku,lelaki yang sudah berani mengajakmu lari dari suami,yang telah berani menawarkan cinta dengan cara yang kau anggap sangat luar biasa.

Diantara sedu sedan tangis bahagiamu dalam pelukku.Engkau bertanya padaku.

“Betapa mudahnya kau balikan ksedihan menjadi kebahagiaan,saya tidak memberimu setetes cinta,dan kau terus menghujaniku dengan cintamu,bagaimana kau bisa mencintaiku begitu besarnya?”.

Aku hanya bisa menjawab.”Ini hal yang sederhana sayangku,saya melihat Tuhan dalam dirimu.Ketika saya menghadapNya,hatiku terasa damai,hal yang sama kurasakan ketika melihatmu tertawa, melihatmu bahagia.hatiku terasa lebih damai,jika ini cinta maka saya mencintaimu lebih dari Tuhan”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun