[caption id="attachment_291892" align="aligncenter" width="538" caption="Gedung Kepolisian Cairo setelah terkena ledakan bom. (foto: rassd.com)"][/caption] By. Masykur A. Baddal - Seakan masih segar dalam ingatan kita, di saat jutaan rakyat Mesir dengan jiwa heroik, menurunkan secara paksa rezim Hosni Mubarak dari singgasananya, yang telah ia pegang selama tiga puluh tahun. Tanggal 25 Januari 2011, merupakan hari yang sangat bersejarah bagi rakyat Mesir, sebab dengan berbagai elemennya, telah berhasil menurunkan rezim korup di negeri tersebut. Celakanya, penguasa baru Mesir pasca revolusi yang dipilih langsung oleh rakyatnya, tidak mampu membendung kekuatan rezim lama, yang secara finanasial serta politis masih merasa berada di atas angin, dalam percaturan politik Mesir. Sehingga, dengan dalih ingin mengembalikan revolusi Mesir kembali ke relnya. Pada tanggal 30 Juni 2013, jenderal Al Sisi yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam pemerintahan Presiden Muhammad Morsi, telah mengambil alih kekuasaan secara paksa dari presiden terpilih Mesir. Dengan terlebih dahulu melakukan perngerahan massa dalam sebuah mosi tidak percaya, yang mereka klaim diikuti oleh tiga puluh juta rakyat Mesir. Sejak saat itu, situasi keamanan Mesir pun semakin drop ke level yang terbawah. Berbagai peristiwa pertumpahan darah pun datang silih berganti, yang hingga kini telah menewaskan ribuan warga sipil serta puluhan ribu lainnya luka-luka. Junta militer Mesir dibawah pimpinan jenderal Al Sisi, nampaknya sangat memaklumi hal tersebut. Buktinya, ia terus melakukan berbagai manuver untuk meredam berbagai protes rakyat, yang timbul akibat pengambil alihan kekuasaan secara inkonstitusionil itu. Tanggal 25 Januari 2014, hanya tinggal beberapa jam lagi di Mesir. Memperingati tiga tahun perjalanan Revolusi Modern Mesir. Rakyat negeri Cleopatra tersebut ingin memanfaatkan momentum itu untuk mengembalikan Mesir kembali ke cita-cita Revolusi Januari 2011, walaupun nyawa menjadi taruhannya. Tentu saja ini bukanlah hal yang mudah, apalagi saat ini Mesir sudah dipegang oleh unsur-unsur rezim lama. Dan yang sangat menyedihkan, malah tahanan politis rezim Hosni Mubarak, semua telah dibebaskan dari berbagai tuduhan, sehingga semakin menambah pilu hati para pencari keadilan yang selama ini tertindas. Ledakan dahsyat yang terjadi pagi hari (24/1/2014), telah memporak-porandakan kantor Kepolisian Cairo, yang terletak di jalan Port Said Down Town. Peristiwa nahas tersebut menelan 4 orang korban tewas, dan puluhan lainnya luka-luka. Rilis resmi koran Youm7 Mesir (24/1/2014), pihak keamanan langsung melemparkan tuduhan bahwa pelaku peledakan tersebut adalah dari unsur IM. [caption id="attachment_291894" align="aligncenter" width="488" caption="Hasil cuplikan camera CCTV Museum Islami yang memperlihatkan si pelaku peledakan. (foto: twsela.com)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H