[caption id="attachment_345316" align="aligncenter" width="415" caption="Logo Medsos Tsu."][/caption]
By. Masykur A. Baddal - Mungkin kita masih ingat, bangaimana cemoohan yang diterima oleh Google pada tahun 90an, saat menobatkan dirinya akan menjadi mesin pencari raksasa masa depan. Dimana saat itu, posisi tersebut masih digenggam erat oleh raksasa mesin pencari Yahoo.
Ambisi Google ternyata bukanlah omong kosong belaka. Dengan didukung oleh para ahli management dan TI handal, serta support dana tidak terbatas. Hanya dalam kurun waktu lima tahun saja, Google betul-betul telah menjadi momok menakutkan bagi Yahoo dan mesin pencari besar lainnya saat itu. Kenyataan lapangan dunia internet, betul-betul berbalik secara drastis. Laju kue iklan pun semakin laris manis menyerbu Google, yang terkenal dengan nama Adsense-nya.
Hebatnya, Google tidak tamak ingin melahap sendiri kue dari hasil iklan tersebut. Mereka malah membagi-bagi coding Adsense kepada khalayak untuk sama-sama menikmati kue lezat iklan internet. Walhasil, era 2000an pun menjadi milik Google untuk skala perolehan terbesar iklan di internet. Ternyata, juga ikut dinikmati oleh para netizen yang menggunakan coding iklan Google pada laman web yang mereka kelola, dengan pembagian hasil yang sangat fair.
Tsu adalah medsos pendatang baru dari kota New York, lahir pada tahun 2013. Medsos ini digawangi oleh pengusaha muda teknologi informasi kota New York yaitu; Sebastian Sobczak, Drew Ginsburg, Thibault Boullenger, dan Jonathan Lewin. Namun situsnya sendiri baru dilaunching pada bulan Oktober 2014 lalu.
Medsos Tsu mempunyai tampilan sederhana dan sangat dinamis, didukung dengan fitur yang lengkap. Mereka berusaha memadukan sosmed lainnya dalam fitur Tsu, seperti; fitur facebook, twitter, instagram dan youtube. Sehingga Tsu terlihat sedikit lebih sempurna.
Disisi lain, Tsu betul-betul ingin mengikuti langkah yang telah dirintis oleh Google dalam hal pembagian keu iklan dengan membernya. Bagi member yang aktif mengupdate status mereka secara rutin dengan konten berkualitas, maka Tsu akan membagikan hasil pendapatan iklan dengan membernya. Jika ditotal, pendapatan tersebut berbanding 90% untuk member, 10% untuk Tsu. Suatu pembagian hasil yang sangat fantastis.
Berbeda dengan Facebook. Selama belasan tahun beroperasi, membernya hanya menjadi sapi perahan belaka untuk mendatangkan keuntungan iklan melimpah bagi Facebook. Keuntungan milyaran dollar per tahun, hanya dinikmati Facebook sendiri. Member hanya cukup gigit jari saja, dan cuma diberi fasilitas menggunakan fitur yang tersedia di laman Facebook, yang semakin hari semakin terasa membosankan.
Kehebatan Tsu dalam menggaet user baru betul-betul fantastis. Hanya dalam kurun waktu 1 bulan saja, user Tsu sudah tembus 1 juta lebih. Sedangkan Facebook dulunya memerlukan waktu 10 bulan, sedangkan Twitter butuh waktu 24 bulan untuk menghasilkan 1 juta users.
Mungkinkah Tsu berhasil? Jika melihat punggawa yang berada di belakang Tsu, optimisme tersebut sangat besar. Apalagi jika komitmen dasar Tsu tetap dijaga dan dipelihara. Â Disamping dukungan server yang handal serta berkualitas.
Bagaimana caranya menjadi member Tsu? Lagi-lagi Tsu betul-betul menjadi follower sejati Google. Member baru hanya dapat bergabung melalui undangan, atau invite dari member yang sudah terdaftar sebelumnya. Untuk sobat-sobat yang ingin gabung, bisa menggunakan tautan ini.
Anda penasaran....???? Hayuuu mari kita coba, sekarang eranya bermedsos dan menghasilkan dollar. Salam sukses.....
Salam Tsu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H