Mohon tunggu...
Masykur A. Baddal
Masykur A. Baddal Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger dan Vlogger

.:: Berbagi untuk kemajuan bersama, demi kemajuan bangsa ::....\r\n\r\nApapun kegiatan anda ini solusinya : https://umatpay.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sensasi Nguliner Ekstrem di Puncak Bukit Tursina dan Galunggung

29 Januari 2015   10:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:10 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_348476" align="aligncenter" width="448" caption="Cafe dadakan di puncak Bukit Tursina menjajakan teh manis, pop mie dan aneka sandwich lainnya. (dokpri)"][/caption]

By. Masykur A Baddal - Nguliner emang gak ada matinya. Kira-kira begitulah ungkapan yang sering keluar dari mulut para pencinta kuliner tanah air. Nguliner masakan sedap dan lezat di berbagai pelosok nusantara sudah biasa. Tapi, pernahkan anda terpikir untuk mencoba nguliner di tempat-tempat ekstrem yang ada di dunia ini? Dijamin pasti rasanya pun akan sangat berbeda. Sebab adrenalin tubuh akan merasa tertantang dengan kondisi alam sedemikian rupa. Makanan boleh biasa-biasa saja, tapi sensasinya itu loh.

Enam tahun yang silam, tepatnya September 2009, adalah kali terakhir kami menaklukkan puncak gunung tertinggi yang ada di semenanjung Sinai Mesir. Yaitu puncak gunung Tursina, atau lebih terkenal dengan sebutan Bukit Tursina.

Gunung yang mempunyai ketinggian 2,285m dpl ini, mempunyai medan yang sangat terjal, curam serta bertebing batu karang tajam. Sehingga menjadi kendala utama bagi setiap wisatawan yang akan mendaki ke puncaknya. Di samping itu, anda juga harus memanfaatkan jasa guide lokal untuk mencapai puncak gunung, jika tidak ingin tersesat diantara batu-batu karang terjal yang bentuknya hampir mirip satu dengan yang lain.

[caption id="attachment_348477" align="aligncenter" width="392" caption="Tebing curam sepanjang pendakian ke puncak Bukit Tursina. (dokpri)"]

14224774981744692925
14224774981744692925
[/caption]

Pendakian biasanya dilakukan pada jam 00.00 dini hari, dengan harapan bisa mencapai puncak saat matahari akan terbit. Selain itu, untuk menghindari cuaca ekstrem selama melakukan pendakian ke puncak bukit, yang terkenal gersang, tanpa sebatang pohon pun di puncaknya. Bahkan terkadang diiringi dengan hembusan badai padang pasir nan kencang.

Lapar, dahaga dan lelah adalah tiga rasa yang paling dominan selama melakukan pendakian ke puncak Bukit Tursina. Maklum, membawa minuman kemasan dan makanan selama pendakian adalah beban yang berlebih. Sehingga dapat menyulitkan pendakian ke puncak bukit. Maka rombongan kami pun membatasi diri membawa beban tersebut.

[caption id="attachment_348478" align="aligncenter" width="300" caption="Di puncak Bukit Tursina ada Mesjid dan Gereja mungil. (dokpri)"]

14224775961414827234
14224775961414827234
[/caption]

Asyiknya, sebelum mencapai puncak kedua (tertinggi) bukit Tursina, ternyata ada beberapa cafe dadakan diatas sana, yang dijalankan oleh orang-orang dari suku Badui (suku asli Sinai). Makanan yang dijajakan pun sangat sederhana, seperti; aneka minuman hangat, sandwich keju dengan roti khas mesir, air mineral dan pop mie.

Walaupun harga yang dibanderol untuk segelas teh hangat cukup tinggi, yaitu Rp. 15.000 dan pop mie rasa bawang goreng seharga Rp. 25.000, lima kali lipat dari harga aslinya. Namun karena tidak ada pilihan lain, ya terpaksa juga harus membelinya. Kemudian setelah membayar, lalu mencari tempat yang lebih lega di pinggir tebing curam. Diterangi sinar bulan purnama serta tiupan angin dingin menusuk tulang, sembari menjaga posisi duduk supaya tidak tergelincir ke dalam jurang terjal, ternyata makanan sederhana tersebut, malah menjelma menjadi makanan terlezat yang pernah kami rasakan. Kondisi alam sekitar, ternyata telah merubah rasa dan perasaan kami saat menyantapnya. Dahaga, lapar dan lelah pun hilang seketika, diganti dengan semangat untuk melanjutkan perjalanan hingga ke puncak gunung.

[caption id="attachment_348479" align="aligncenter" width="336" caption="Ada 620 anak tangga harus dilangkahi untuk menuju ke puncak teratas Galunggung. (dokpri)"]

14224777941640348233
14224777941640348233
[/caption]

Lain di puncak Bukit Tursina, lain pula di puncak Gunung Galunggung, yang mempunyai ketinggian hampir sama yaitu 2.160m dpl. Pendakaian ke puncak Galunggung terasa lebih mudah, sebab pemerintah setempat telah membuat jalan serta anak tangga hingga ke puncak teratas Galunggung. Belum lagi suasana hijau di sekeliling perjalanan, seolah menambah semangat untuk mendakinya hingga sampai kepuncak tertinggi.

[caption id="attachment_348480" align="aligncenter" width="336" caption="Tetap semangat hingga ke puncak Galunggung. (dokpri)"]

1422477904821940079
1422477904821940079
[/caption]

Sebenarnya di Bukit Tursina bisa saja dipasangi anak tangga dari batu-batu alam, serta pegangan besi di kiri kanannya untuk mempermudah para pendaki menuju ke puncak. Apalagi tekstur tanahnya berupa karang gunung yang kokoh, tentu akan lebih mudah membuat tangga diatasnya dibanding tanah licin dan pasir seperti karakter tanah di Galunggung. Tapi entahlah, dari ratusan tahun lalu hingga saat ini jalan pendakaian menuju ke puncak Tursina ya tetap saja sama, ndak ada perubahan.

[caption id="attachment_348481" align="aligncenter" width="410" caption="Menikmati teh manis panas dan pop mie rebus di puncak Galunggung. (dokpri)"]

14224780011529393158
14224780011529393158
[/caption]

Pada kesempatan ajang ujicoba kendaraan Datsun Go+ dalam misi Jejak Para Riser beberapa waktu yang lalu, penulis beserta anggota tim lainnya berkesempatan menaklukkan puncak Gunung Galunggung. Di tengah keadaan cuaca hujan gerimis dan dingin mencekam, akhirnya semua anggota tim dengan berbagai upaya, berhasil juga mencapai puncak teratas.

Kabut tebal serta tiupan angin kencang semakin membuat suasana hening dan mencekam. Belum lagi sambaran kilat dan suara petir terus membahana di langit lepas, semakin membuat hati menjadi kecut dibuatnya. Di saat perasaan risau tidak menentu, maka kenangan lama enam tahun yang lalu seolah kembali menjelma, yaitu saat berada diatas puncak Bukit Tursina. Pasti jika ditemani segelas teh hangat dan pop mie rebus rasa bawang goreng, dijamin suasana pun akan berbeda.

[caption id="attachment_348482" align="aligncenter" width="410" caption="Suasana di puncak tertinggi Galunggung. (dokpri)"]

1422478124382329043
1422478124382329043
[/caption]

Tidak jauh berbeda dengan di Bukit Tursina. Di puncak Galunggung juga banyak terdapat cafe dadakan yang juga dijalankan oleh penduduk setempat. Lucunya, apakah ini karena faktor kebetulan, hampir semua dagangan yang dijajakan adalah mirip. Dengan tersenyum penuh makna merasakan realitas tersebut, penulis pun langsung memesan makanan persis seperti pesanan di Bukit Tursina enam tahun yang lalu, yaitu teh panas manis dan pop mie rasa bawang goreng. Pastinya dengan harga yang jauh lebih murah.

Seketika, cuacapun seolah berubah semakin ekstrem, gemuruh dan petir datang dan menyambar berderu-deru silih berganti, belum lagi kabut pekat tiba-tiba menjadi semakin tebal dan dingin mencekam. Hebatnya, makanan istimewa tersebut seketika merubah suasana hati. Ternyata menikmati makanan hangat di tengah perasaan lapar, lelah dan galau dengan kondisi alam sekitar yang ekstrem, membangkitkan kenikmatan tersendiri. Makanan yang biasa-biasa saja berubah menjadi super lezat, adrenalin pun terasa terpacu.

Tempat boleh berbeda, tantangan alam sekitar boleh semakin dahsyat. Yang jelas menikmati kuliner hangat di tempat yang paling ekstrem sekalipun, akan memberikan efek luar biasa bagi dalam diri kita. Adrenalin tubuh tertantang disana. Makanan yang sehari-hari biasa saja, malah berubah menjadi luar biasa. Penasaran....? hayyu dicoba atuh....

Salam Nguliner Ekstrem

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun