Mohon tunggu...
Nawfal Said
Nawfal Said Mohon Tunggu... -

Diaspora RI di Denmark

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pony, dari Alam ke Meja

25 Mei 2017   04:11 Diperbarui: 25 Mei 2017   04:47 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Denmark terkenal akan kesegaran bahan pangannya dan inipun memengaruhi gaya masakan mereka. Dalam masakan Denmark, kualitas bahan amatlah penting, dan kebanyakan restoran di Denmark menyesuaikan menunya dengan tiap perubahan musim. Hasilnya adalah menu yang kaya variasi dan segar karena bahan-bahan yang sedang musim. Terlebih lagi, Denmark merupakan negara penghasil bahan organik terbesar dunia, karena itu tidak heran jika anda lihat di restoran-restoran Denmark kebanyakan memakai bahan-bahan organik. Restoran Pony termasuk salah satunya.

Pony termasuk restoran mungil dan berkapasitas kecil, namun tiap harinya laris. Bahkan di kemarin hari pun saat saya mengunjunginya, seisi restoran sudah full booked. Ini berkat review bagus yang mereka dapatkan di medsos dan rating di website perjalanan wisata seperti tripadvisor, dan sebagainya. Selain itu, salah satu faktor kesuksesan restoran ini berkat induk mereka. Aslinya, restoran ini bernaung dalam satu kepemilikan dengan restoran Denmark terkenal lainnya yaitu Kadeau. Atau dengan kata lain, sister restaurantnya Kadeau. Ketenaran Kadeau di kalangan warga Denmark pun mendorong popularitas restoran ini, dan kualitas masakannya pun tidak kalah.

Saat saya mengunjungi restoran, saya beruntung mendapatkan tempat duduk yang persis di depan dapur, dimana saya dapat melihat jelas staf dapur memasak makanannya. 

image-5925ba9558977327619863c4.jpeg
image-5925ba9558977327619863c4.jpeg
Untuk First Course, saya memilih salad kentang dengan saus pesto dan cream cheese dengan berbagai dedaunan segar.

image-5925bbb6b17a61004b9bdbe8.jpeg
image-5925bbb6b17a61004b9bdbe8.jpeg
Salad yang dihidangkan ditata dengan indah dan sedemikian rupa. Kentang yang dipakai dalam masakan ini adalah kentang yang sangat muda. Bahkan lebih muda dari baby potatoes sekalipun. Karena usianya yang muda, bentuknya lebih indah, menyerupai kelereng. Bunga yang ditata diatas semakin menambah keindahan masakan ini, sehingga terasa sayang jika dimakan sampai bersih. Cream Cheese yang lembut dan gurih menjadi penyedap yang pas bersama saus pesto daun lovage khas Denmark. Kentang pun dimasak setengah matang dengan pas sekali seolah-olah tidak ada rasa mentahnya sama sekali, dan terakhir ditambah sedikit bumbu acar mustard untuk semakin menajamkan rasa.

Untuk Main Coursenya saya memesan daging kambing panggang.

image-5925c771e422bd9b7f4f4045.jpeg
image-5925c771e422bd9b7f4f4045.jpeg
Daging kambing dipanggang dengan kematangan medium, dan disajikan bersama daun bawang tumis mentega. Dari sisi presentasi, masakan ini kreatif dan cukup menarik. Daging yang dipanggang terlihat menggugah selera berkat lapisan hangusnya, namun yang menonjol di sini bukan dagingnya, tetapi daun bawangnya. Daun bawang yang ditumis mentega ini dikupas-kupas sampai habis dan ditata layaknya pasta. Cara memakannya, potong dagingnya dulu, lalu gulung daun bawangnya seperti pasta di garpu dan makan bersamaan dengan daging yang gurih lembut.

Daging kambingnya terasa juicy dan mudah dikunyah dan seluruh rasa gurih benar-benar menyebar dalam mulut bersama "pasta" daun bawang yang sedikit manis. Hanya saja, masakan ini memiliki kekurangan besar, yaitu aromanya. Meski terasa lezat, saat masakan ini sampai di hadapan anda, yang pertama anda rasakan adalah aroma daging kambing yang menusuk hidung. Daging kambing memang termasuk salah satu daging yang sulit dimasak karena aromanya yang tajam. Jadi, bagi yang sangat tidak suka daging kambing karena baunya, saya anjurkan hindari saja masakan yang ini dan pilih menu ikan.

Terakhir dessertnya, Es krim jahe dan apel panggang bersama kulit pastry.

image-5925cd3a1e23bd8472bc9339.jpeg
image-5925cd3a1e23bd8472bc9339.jpeg

Es krim memang termasuk salah satu jenis makanan yang mudah diberi inovasi baru, salah satunya es krim rasa jahe. Namun, jangan salah sangka, ternyata rasanya lebih manis dari dugaan. Biasanya jahe rasanya kuat atau bahkan pahit, tapi dalam es krim ini rasio perbandingan rasa jahe dan es krim susu manis benar-benar pas. Setidaknya, bisa kurasakan rasio antara 40% jahe dengan 60% es krim. Selain es krim, dalam dessert ini ada apel manis yang dipanggang ringan dan pastry yang dibentuk seperti siput. Sebagai sentuhan akhir, dessert ini ditaburi kacang hazelnut dan daun lemon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun