Mohon tunggu...
Siwi
Siwi Mohon Tunggu... Konsultan - Software engineer

Each time I write a page, then I am a writer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tiap Manusia adalah Pelari

22 Oktober 2014   23:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:05 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak pernah terpikirkan, tak pernah terlintas dalam benak. Satu cabang olahraga dulu saya benci tiap kali ada praktikum olahraga di sekolah, ternyata kini menjadi sesuatu yang saya gandrungi, lari!

Semenjak masih memakai celana pendek ke sekolah, saya memang suka sepakbola, baik menonton (di depan televisi atau datang langsung ke stadion) maupun memainkannya secara langsung bersama teman-teman. Kemampuan main bola yang berada di bawah rata-rata tidak mengurangi antusias saya terhadap olahraga ini. Tapi tidak lantas karena suka sepakbola, menjadikan saya sebagai penyuka olahraga lari, tidak sama sekali. Durasi saya bermain sepakbola pun tidak pernah lama, karena stamina yang kurang memadai :D

Kata "lari" kembali akrab menyapa saat saya bekerja di Balicamp, sebuah software development camp, kurang lebih 5 tahun yang lalu. Lokasi kos yang cukup dekat dengan lapangan, tiba-tiba memunculkan keinginan untuk mencoba jogging, lari di pagi hari. Saat itu saya hanya mampu lari mengelilingi lapangan sepakbola sebanyak 2 kali. Itu pun dengan perjuangan yang cukup berat, dengan nafas yang tersengal-sengal dan sudah sampai di kerongkongan. Tapi semuanya berubah ketika saya mulai akrab dengan Pak Wayan Saryada, senior saya di Balicamp, yang sudah lebih dulu jadi pecandu lari.

Pak Wayan menyarankan saya untuk mencoba program latihan lari bernama C25K (Coach to 5K). Program tersebut didesain untuk orang yang (bahkan) belum pernah lari sekalipun, untuk dapat menyelesaikan lari sejauh 5K, atau selama 30 menit, nontstop (tanpa diselingi dengan berjalan kaki). Saat pertama kali diberitahu, seakan mustahil bagi saya. Tetapi setelah menjalankannya selama kurang lebih 3 bulan, saya berhasil melampauinya. Yes, I did it!

Penasaran dengan program C25K? Berikut ini saya lampirkan contoh latihannya untuk minggu pertama: Jalan cepat selama 5 menit untuk pemanasan. Kemudian, joging selama 60 detik dan jalan selama 90 detik secara bergantian sampai total waktu berselang 20 menit.

Berikut ini link program secara penuh, jika anda memerlukan: http://www.c25k.com/c25k_indonesian.htm

Setelah lulus dari program C25K, saya mulai jatuh cinta dengan cabang olahraga ini. Saya mulai ketagihan menikmati sensasi hormon endorphin yang (katanya) dilepaskan oleh tubuh setelah berlari. Saya mulai ketagihan menikmati (terasa) segar dan ringannya badan selepas berlari.

Dari situ, perjalanan lomba lari saya dimulai, (paling tidak hingga saat ini) bukan untuk mengejar podium, tapi untuk mendapatkan kepuasan lahir dan batin. Dari sekian lomba lari yang sejauh ini pernah saya ikuti, kenangan paling mendalam dan berkesan saya dapatkan dari BII Maybank Bali Marathon (biasa disingkat dengan BMBM). Berkesan dalam hal organisasi lomba, fasilitas lomba, dan saat lomba itu sendiri. BMBM menduduki peringkat pertama podium lomba lari paling keren, versi saya sendiri, hehe :D

Pertama soal pendaftaran, BMBM memiliki mekanisme baik secara online maupun offline. Metode pembayarannya pun cukup lengkap dan beragam, bisa menggunakan kartu kredit atau pun membayar tunai di merchant-merchant yang sudah ditentukan. Merchant-merchant tersebut tidak hanya terdapat di pulau bali, melainkan juga di kota-kota lain di pulau jawa.

Berikutnya tentang informasi lomba. BMBM memiliki website yang sangat baik dalam menyampaikan informasi terkait penyelenggaraan lomba. Mulai dari race category & fee, race course, race kit collection, dll. Hampir tidak ada informasi yang tersembunyi, informasi yang harus ditanyakan langsung kepada penyelenggara. Semuanya sudah tertera di website tersebut. Tiap ada perubahan atau informasi baru, kita akan selalu diberikan notifikasi melalui email.

Selanjutnya tentang jalannya lomba. BMBM sangat disiplin masalah waktu. Selama saya mengikutinya, lomba selalu dimulai sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, tidak meleset 1 menit pun. Tempat ibadah (musholla) tersedia di sekitar area start. During the race, di tiap 2.5K terdapat water station dengan air (putih dan isotonik) yang melimpah. Dan di sela-sela water station tersebut, terdapat toilet portabel yang cukup bersih dan wangi, kereeenn. Menjelang akhir, tersedia buah pisang untuk membantu meningkatkan kondisi tubuh pelari yang mulai drop. Sesaat setelah melewati garis finish, pelari kembali dimanjakan dengan melimpahnya minuman dan buah pisang. Last but not least, medali finisher yang dari tahun ke tahun semakin keren. Untuk finisher full marathon, diberikan juga kaos finisher yang membuat saya iri untuk memiliki. Tahun depan insyaAllah saya akan mengikuti kembali event ini, minimal memperbaiki catatan waktu half marathon, syukur-syukur naik kelas ke full marathon :D

141396924963392754
141396924963392754

Oia, satu lagi yang membuat BMBM begitu berkesan. Di sepanjang arena lomba, akan ada banyak sekali suporter dari warga sekitar, lengkap dengan atribut pakaian khas Bali. Mereka juga membawa beragam poster yang isinya dukungan dan penyemangat, agar para pelari menikmati dan mampu menyelesaikan perlombaan sampai selesai. Sangat terharu sekali melihat semua ini. Inilah wajah asli warga Indonesia yang ramah dan bersahabat. Terima kasih para supporter :)

1414031786295458660
1414031786295458660
14140318781643453889
14140318781643453889

Itu pengalaman singkat saya memulai babak baru dalam dunia bernama "lari". Kapan anda akan mulai mencobanya? Selama anda masih sanggup berjalan, maka (hampir) bisa dipastikan bisa pula menjadi pelari. Tubuh manusia didesain oleh Sang Pencipta untuk berjalan dan berlari di muka bumi. Masalah stamina (pernafasan) dan otot kaki bisa diatasi dengan pola latihan yang benar (dan rutin). Cobalah dari hal-hal yang kecil, seperti lebih memilih berjalan kaki daripada mengendarai motor untuk pergi ke minimarket di depan komplek perumahan anda. Cobalah memilih tangga daripada menggunakan lift saat menuju lantai ruang kerja anda (selama jaraknya masuk akal). Setelah itu bisa memulai dengan lari kecil diselingi jalan santai di pagi hari. Selanjutnya tanpa diberitahu pun, anda tahu akan menuju kemana, terserah anda :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun