Mohon tunggu...
coddink muhammad
coddink muhammad Mohon Tunggu... -

saya laki2 yang punya segudang impian, meski sadar akan keterbatasan saya. semangat adalah api yang senantiasa memberiku daya disaat terpuruk sekalipun. hidup adalah apa yg aku pikirkan, bahwa dunia hanyalah jembatan menuju kehidupan yg lebih kekal yaitu akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kidung Cinta Terlarang...

10 Februari 2010   09:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:00 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

lembut sayap-sayap kelam menyelubungi senyap di lengkung bumi...
separuh bulan berlabuh menudungi ubun hari yang lelah...
gurat kenangan bagai saat pertama...
terkatup membiru dan murung melengkung pilu...
di atas telaga bening yang tenang sisa malam menitikkan bisik...
sekuntum cinta putih masih terselip di harum hitam rambutmu...
sekian patah kata diguraskan meski hati menjadi gusar...
siapa kuasa mengusap tajam wajah pedang...
meski kelu mulut mengulum pahit empedu...
bagai mengeja sebuah sajak...
selalu saja ada yang tak tergapai...
bening bola mata yang kerap kupandangi di bawah bulan...
kini telah muram terpejam kelopaknya...
harum yang terburai ketika bunga-bunga bangun...
kini abai terkulai memeluk mimpi-mimpi lena...
tubuhku rindu berbincang dendang merdu gelak tawamu...
di tengah danau ada sepi terapung...
seperti engkau yang memberiku senyap bisu...
tinggal angin meraung sendu...
dingin meringkus tubuh dalam kidung sunyi...
menyisakan lembut dari belai...
aku akan berjaga dekat jendela...
meski senja berulangkali meninggalkanku...
seperti logika yang tak pernah mati...
meraung hingga pecah kerongkongan...
dan keangkuhan terlalu kokoh untuk di robohkan...
hujan angin menjerit malam...
tetapi lebih nyaring lengking rindu hamba...
di atas serakan kerak setipis ari dari segumpal api...
akhirnya tergulung dan usai oleh sebuah sebab yang bernama tradisi...

makassar, 10 feb 2010

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun