Liburan telah tiba. Semua mahasiswa mulai membenahi barang-barang mereka untuk bersiap menikmati liburan masing-masing. Begitu juga Keenan. Ia sudah siap untuk menikmati liburannya. Hari ini, ia akan pulang.Â
Bimo, teman kosnya juga sudah siap untuk pulang. Bimo sempat menanyakan apakah Keenan mau pulang bersamanya, sebab ia masih punya tempat kosong di mobilnya. Namun, Keenan memilih untuk naik kereta, ia menolak tawaran Bimo dengan halus karena ia sudah memesan tiket kepulangannya.
Di depan kos, ketika menunggu Eko, ia baru menyadari kalau ternyata Kugy juga hendak pulang. Ia cukup terkejut juga karena ternyata Eko tidak jadi pulang karena ia harus menemani Noni, jadi yang akan pulang adalah Kugy dan Keenan.Â
Dalam momen tersebut, Kugy baru menyadari bahwa Keenan menjaga jarak dengannya. Ia melihat wajah yang tidak ikhlas ketika mengetahui Eko tidak jadi pulang hari ini. Namun, perasaan itu tidak dilanjutkan, Kugy menganggap semuanya berjalan seperti biasa saja.
Di dalam perjalanan, ternyata kereta yang mereka pilih mengalami kerusakan teknis yang membuat mereka harus berhenti untuk perbaikan. Dengan cuaca yang mendung serta sudah menjelang sore, Keenan dan Kugy akhirnya menunggu sampai kereta siap berjalan.Â
Melihat banyak pelataran di sekitar kereta, akhirnya Keenan memilih untuk berjalan-jalan di sekitar kereta, ia mampir pada sebuah warung dan memesan kopi di sana. Tidak lama setelah itu, Kugy datang, ia melakukan hal yang sama. Saat mereka ngobrol, Kugy mengajak Keenan untuk mencium aroma-aroma di sana. Mereka bisa menghirup aroma kopi, pisang, tanah, hujan. Sebuah momen yang menenangkan. Keenan juga merasa demikian.Â
Di tengah-tengah obrolan mereka, Kugy mengucapkan terima kasih kepada Keenan. Sebab, kejujuran Keenan tentang cerpen Kugy benar adanya, Kugy merasa bahwa cerpennya memang tidak bebas dan tidak autentik. Keenan yang mendengar itu akhirnya mengatakan bahwa suatu saat, Kugy akan menjadi penulis yang hebat.
Tidak terasa, kereta sudah siap untuk melanjutkan perjalanan. Kugy dan Keenan segera pergi ke kereta. Di tengah desakan banyak orang yang hendak masuk ke kereta, Kugy bisa merasakan kedekatan tubuhnya dengan Keenan. Bahkan, Kugy bisa merasakan aroma jaket yang dipakai kenan.Â
Samar-samar, ternyata Kugy juga mendengar bisikan Keenan. Kugy tidak yakin karena Keenan mengucapkannya sambil berbisik. Namun, ia yakin benar dengan tiga kata yang ia dengar "Bulan, Perjalanan, Kita". Di tempat duduk, Kugy menyadari bahwa senja sudah turun. Kata-kata Keenan itu membuat Kugy merasa hangat, mereka bisa menikmati perjalanan bersama ketika senja datang.
Di sisi lain, Joshua sudah menunggu kereta Kugy. Ia tidak sabar melihat pacarnya itu. Ketika sudah dikabarkan bahwa kereta yang ditumpangi Kugy sudah datang, Joshua langsung bergegas. Dari kejauhan, ia sudah melihat pacarnya, namun ada satu hal yang mengganggu pikirannya, yaitu lelaki yang berjalan di belakang Kugy, Keenan. Mereka berjalan dengan akrab.Â
Tidak lama, ketika bertemu, Joshua langsung menyambut pacaranya itu sambil Kugy memperkenalkan Keenan kepada Joshua. Terlihat dengan jelas kalau Joshua tidak suka dengan kehadiran Keenan yang sudah akrab dengan Kugy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H