Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Book

Bab 6 Perahu Kertas - Hunusan Pedang Es

4 Desember 2024   08:33 Diperbarui: 4 Desember 2024   08:40 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Novel Perahu Kertas (Sumber : Gramedia)

Sepertinya hubungan Kugy, Keenan, Eko, dan Noni semakin erat. Malam ini mereka akan menonton film di Bioskop. Untungnya, mereka punya kenalan, orang dalam, Mas Itok namanya. Mas Itok yang membantu mereka agar tetap dapat tiket nonton.

Sesampainya di bioskop, Mas Itok langsung membagikan tiket sambil bercanda, mengatakan bahwa Kugy adalah pacar Keenan.
Di bagian yang lain, Ada Ibu Lena, Ibunda Keenan yang sedang menghubungi Pak Wayan. Ia sebenarnya ragu untuk menelepon, namun dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Ibu Lena menelepon dan menjelaskan maksudnya. 

Ia mengatakan bahwa Keenan hendak menghabiskan liburannya di Bali, di tempat Pak Wayan. Untungnya Pak Wayan menerima dengan bahagia, ia mengatakan bahwa Keenan sudah dianggap sebagai anak sendiri dan ia akan merasa senang jika Keenan mampir ke rumahnya.

Waktu terus berlalu, jam menonton juga sudah hadir, namun kali ini Kugy tidak ikut. Ketika Keenan menanyakan hal itu, Noni dengan santai mengatakan bahwa Kugy sedang menghabiskan waktunya dengan Joshua, pacarnya. Mendengar hal itu, Keenan menjadi terdiam, ia baru menemukan sebuah fakta baru bahwa Kugy sudah punya pacara, yaitu Joshua.

Setelah beberapa hari dari hari menonton, Keenan bertemu kembali dengan Kugy, namun kondisi di antara mereka berdua sudah berbeda. Keenan menjadi lebih dingin kepada Kugy, namun Kugy tidak terlalu melihat perubahan itu. Ia dengan santainya bertanya kepada Keenan tentang cerpen yang pernah ia berikan kepada Keenan sebelumnya, cerpen yang membuatnya bisa membeli HP baru. 

Kugy bertanya tanggapan jujur dari Keenan tentang cerpen itu. Dengan penuh kemarahan, Keenan mengatakan bahwa cerpen itu tidak autentik. 

Di bandingkan dengan dongeng yang Kugy buat, cerpen itu seperti tidak bebas dan kaku. Itu adalah tanggapan Keenan. Mendengar itu, Kugy jadi terpaku, ia tidak menyangka kalau Keenan akan sefrontal itu. 

Ia tidak menduga bahwa perkataaan Keenan seperti hunusan pedang es di hati Kugy. Setelah itu, Keenan dan Kugy berpisah. Kugy masih terpaku di tempat yang sama. Pada malam hari, Kugy terus diganggu dengan ucapan Keenan yang menyakitkan.

 Ia membela diri dengan meyakinkan dirinya bahwa ia sudah menulis cerita itu dengan baik, namun mendengar tanggapan Keenan, akhirnya ia membuka kembali draf tulisannya. Barulah ia menyadari bahwa ceritanya cukup kaku dan sangat hati-hati, berbeda dengan dongengnya selama ini. Kugy pun tersadar, walaupun ia tetap tersakiti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun