Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Bab 4 Perahu Kertas - Lingkaran Suci

2 Desember 2024   08:16 Diperbarui: 2 Desember 2024   08:49 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nampaknya, Keenan sudah mulai bisa berbaur dengan teman-teman dekatnya. Pada saat malam, mereka berempat sedang duduk santai di depan TV sambil mengobrol tentang sebuah hal. Kali ini, mereka bermain game, mengakui hal-hal aneh yang pernah mereka lakukan dalam hidup mereka. 

Noni mengaku bahwa ia pernah berperan sebagai Pak Raden ketika ia ikut drama SD. Keenan mengaku bahwa ia pernah menyanyikan lagu Sakit Gigi dari Meggy Z sambil berjoget. Awalnya Eko, Noni, dan Kugy tidak paham dengan keanehan yang diceritakan oleh Keenan, namun setelah Keenan memperjelas, akhirnya mereka paham juga.

Selain Keenan dan Noni, Eko juga akhirnya mengakui sebuah keanehan yang pernah ia lakukan, yaitu naksir kepada Kugy. Sontak, semua orang menjadi terkejut. Ia pernah naksir ketika kelas 2 SMP. Saat itu, kelas Eko dan Kugy bersebelahan, jadi Eko senang melihat Kugy membaca buku. Selain itu, Eko juga sering meminjam Buku ke Kugy di taman bacaan. 

Namun, Eko juga mengakui bahwa itu hanya sebuah kesialan, setelah Eko mencoba berbicara dengan Kugy, eko langsung bubar jalan.


Terakhir ada Kugy. Ia bingung hendak menceritakan kisah aneh yang mana sebab hidupnya penuh dengan keanehan. Namun, Noni langsung mengatakan bahwa Kugy suka mengirim surat kepada Neptunus. Mendengar hal itu, Keenan menjadi penasaran dan bertanya beberapa hal. Dengan banyak penjelasan, akhirnya mereka menutup permainan itu.

Sebelum pulang, Keenan mengetuk pintu Kugy. Kugy yang sedang sendiri di kamar mempersilakan Keenan masuk. Keenan memandang sejenak kondisi ruangan Kugy yang rapi, beda dengan kepribadiannya. Ia juga melihat foto-foto Kugy dan lambat laun, Kugy menceritakan hidupnya. Ia yang dari kecil memang suka membuat cerita memiliki cit-cita untuk menjadi seorang penulis, namun dunia realita tidak bekerja demikian. 

Kugy adalah seorang wanita dewasa yang seharusnya tidak menulis dongeng, melaikan menulis cerita untuk orang dewasa juga. Kugy merasa tidak matching jika ia menjadi seorang penulis dongeng. 

Selain itu, ia juga menyadari bahwa sedikit penulis yang bisa menghidupi dunianya hanya dengan menulis. Mendengar setiap pernyataan Kugy, Keenan berpikir kembali tentang nasibnya yang hampir sama, hanya saja, ia tidak mengungkapkannya kepada Kugy.

Setelah mengobrol beberapa lama, Kugy memberikan satu buku kepada Keenan, ia mengatakan bahwa itu adalah cerita-cerita yang pernah ia buat. Dengan senang hati, Keenan menerimanya. Di rumah, Keenan mulai membaca setiap cerita Kugy dan ia begitu terkesima melihat kemampuan Kugy dalam bercerita. 

Cerita yang begitu hidup. Pada beberapa lembar, Kugy juga terlihat berjuang untuk menggambar tokoh-tokoh ceritanya. Melihat hal itu, Keenan segera mengambil alat lukisnya, ia melukis banyak hal malam itu. Itu adalah kali pertama ia melukis banyak untuk orang yang baru ia kenal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun