Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Doa

22 Mei 2024   08:44 Diperbarui: 22 Mei 2024   08:46 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kepada siapakah aku harus berdoa?

Kepada siapa kuhabiskan suara di dada?

Biarlah mulutku penuh dengan darah

Biarlah mataku penuh nanah

Hanya untuk menempatkan diri untuk pasrah

Jika tanah bisa menenangkan jiwa

biarlah aku berselimut cintanya

Bila langit dapat berkata bijaksana

Izinkan aku merangkul tangannya

Bila alam bisa membuatku tertawa

Sudikah Engkau kumenyembahnya?

Jiwaku telah kosong

Bagai cacing dipanggang surya hingga gosong

Kini, tak ada lagi pribadi yang menolong

Hanya hasrat diri yang kian hari, semakin bolong

Hanya Engkau pemberi hidup

Yang penuh cinta dan bijaksana

Hanya tanganMu yang membuatku tertawa

Dengan bahagia hingga akhir dunia

Namun, sudikah Engkau jika kurangkul tanganMu

Dengan tapak kasar juga tak apa-apa

Asalkan jiwaku dan cintaMu

Bergandengan sepanjang masa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun