Kepada siapakah aku harus berdoa?
Kepada siapa kuhabiskan suara di dada?
Biarlah mulutku penuh dengan darah
Biarlah mataku penuh nanah
Hanya untuk menempatkan diri untuk pasrah
Jika tanah bisa menenangkan jiwa
biarlah aku berselimut cintanya
Bila langit dapat berkata bijaksana
Izinkan aku merangkul tangannya
Bila alam bisa membuatku tertawa
Sudikah Engkau kumenyembahnya?
Jiwaku telah kosong
Bagai cacing dipanggang surya hingga gosong
Kini, tak ada lagi pribadi yang menolong
Hanya hasrat diri yang kian hari, semakin bolong
Hanya Engkau pemberi hidup
Yang penuh cinta dan bijaksana
Hanya tanganMu yang membuatku tertawa
Dengan bahagia hingga akhir dunia
Namun, sudikah Engkau jika kurangkul tanganMu
Dengan tapak kasar juga tak apa-apa
Asalkan jiwaku dan cintaMu
Bergandengan sepanjang masa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H