Secara keseluruhan, cerita sejarah ini dikemas dengan sangat baik dan runtut. Setiap peristiwa yang terjadi saling berkesinambungan dan tidak membuat pembaca menjadi bingung karena cerita ini menggunakan alur campuran. Kelebihan lainnya adalah setiap tokoh yang dibahas saling berkaitan satu dengan yang lain.Â
Sari sebagai tokoh utama juga dijelaskan dengan begitu khas sehingga pembaca dapat membayangkan sosok Sari dalam pikiran mereka. Walaupun cerita tentang Ahmad dan Rama tidak sebanyak Sari, namun tentunya pembaca masih dapat membayangkan sosok Rama dan Ahmad dalam cerita ini.
Namun, yang sedikit disayangkan adalah bagian akhir ceritanya. Memang mungkin cerita ini dikemas dalam bentuk alur gantung, namun akhirnya membuat pembaca bertanya-tanya dengan apa yang terjadi.Â
Apalagi setelah terkuaknya misteri yang selama ini mereka cari, tidak ada penjelasan yang lebih detail dari tokoh Rama dan Sari. Selain itu, yang mendapat perhatian juga adalah tidak kentalnya judul dengan isi.Â
Pembahasan terkait sampur merah hanya mendapat jatah yang sedikit dalam cerita ini, padahal itu yang menjadi judul dan seharusnya menjadi poin utama, namun sepertinya perlu diberikan ruang yang lebih banyak.Â
Memang di bagian akhir, pembahasan mengenai sampur merah kembali diungkit, namun pengungkitan ini menimbulkan beberapa pertanyaan tambahan.
Sebagai pembaca yang baru membaca ini di Maret 2024, buku ini direkomendasikan untuk dibaca oleh umur 15 ke atas karena ada beberapa bagian dan istilah yang cukup sulit untuk dipahami. Sebagai novel sejarah, novel ini memberikan banyak cerita dan bagian yang menarik untuk digali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H