Ia tak bisa berkata jangan
Pana manusia yang menyakiti hatinya
Ia rela, ia menguatkan diri, ia pasrah
Hanya demi kata-kata penguat hati
Yang timbul dengan lama dan menguap secepatnya
Ia tak mampu menangis, menguraikan cerita dalam air mata
Walau hatinya ditusuk pedang bermata dua
Ia rela, senyuman terus terukir dalam wajahnya
Agar orang lain tak kasihan padanya
Malangnya nasib pria itu
Ia bagai katak mencari telaga penuh buaya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!